Sulit nih
Gue bingung. Apa yang salah dengan mulut gue.
Akhir-akhir ini gue sering banget salah manggil orang. Kalo salah manggil nama, dari Rina ke Sari sih nggak apa-apa. Bisa dimaklumin. Kali aja gue lupa namanya, lupa karena wajahnya yang mirip. Wajar sih.
Yang gue alamin beda.
Gue sering salah memanggil kata sapaan.
Kayak kemarin, oom gue dateng ke rumah. Setelah bercerita cukup panjang, gue sempat merespon obrolan oom dengan ucapan,
'' Hehe, iya bang. Tapi om, blablabalaaa... Gitu bang. ''
Bang? Abang?
Gue malu. Untung sama oom sendiri.
Nggak hanya itu. Kemarin gue beli jajan di Indomaret. Kasir yang bisa gue lihat adalah seorang cowok. Ganteng. Kalo ngeliat si kasir, bawaannya pengen bikin kartu keluarga aja deh.
Setelah membayar, si kasir ganteng langsung memberikan kembalian uang ke gue seraya berkata,
'' Ini sayang kembaliannya. Terimakasih. Ailofyu. ''
Enggak deng.
Si kasir ganteng ngomong, '' Ini mbak kembaliannya. Terimakasih mbak. ''
Gue dengan pedenya menjawab, '' Sama-sama mbak. ''
Selangkah, dua langkah keluar dari pintu Indomaret gue baru sadar. Gue salah manggil. Heran deh. Kenapa mulut gue bisa dengan santainya ngucapin kata 'mbak' ke mas-masnya. Huwaaa malu.
Tadi malam gue, LAGI LAGI salah ngomong ke orang.
Sekitaran jam delapan, ada ibu-ibu dengan dua orang anaknya berdiri di depan rumah gue. Gue langsung keluar saat melihat ada orang yang berdiri di teras.
'' Numpang berdiri di sini ya dek, '' ujar si ibu-ibu sambil duduk di kursi depan rumah gue.
'' Iya buk, masuk aja Bu. Di luar banyak nyamuk. '' Gue sok perhatian gitu. Kali aja si ibu punya anak cowok ganteng, trus si ibu berniat untuk menjodohkan gue dengan anaknya. Ya kali aja.
'' Enggak dek, di sini aja. Nggak apa-apa kok. ''
'' Yaudah Pak, saya masuk dulu ya. '' Gue pun ngacir masuk ke kamar. Meneruskan bertapa.
Pak?
Gue-memang-bego.
Sudah banyak sekali kejadian-kejadian memalukan itu terjadi. Yang seharusnya, 'Pak', malah gue panggil, 'Bu'. Seharusnya, 'Mas', malah gue panggil, 'Mbak'. Gue cuma takut salah nyebut. Kan nggak lucu kalo suatu saat gue keluar dari parkiran sambil nyodorin duit seribu ke tukang parkir, trus ngomong,
'' Ini duitnya. Makasih Beb. ''
Trus abang tukang parkirnya ngeliatin gue. Gue ngeliatin abang tukang parkir.
Mata bertemu mata. Kita saling tatapan. Jatuh cinta.
Kemudian menikah dan hidup bahagia selamanya.
End.
Gue nggak tau. Apa ini ada hubungannya dengan faktor usia, tanda-tanda hari kiamat sudekat, kepikunan, kelemahan atau mungkin gue butuh refreshing.
Kayaknya jawaban yang tepat yang paling akhir deh. Mastin, good.
Demi melihat si bule ganteng dari Bali, akhirnya gue nekat menyudahi sementara ritual tersebut. Gue beranjak keluar bersamaan dengan teriakan ketiga yang kali ini lebih jelas gue dengar.
'' TOLLOONG, ITU SAPINYA LARI ! ''
Akhir-akhir ini gue sering banget salah manggil orang. Kalo salah manggil nama, dari Rina ke Sari sih nggak apa-apa. Bisa dimaklumin. Kali aja gue lupa namanya, lupa karena wajahnya yang mirip. Wajar sih.
Yang gue alamin beda.
Gue sering salah memanggil kata sapaan.
Kayak kemarin, oom gue dateng ke rumah. Setelah bercerita cukup panjang, gue sempat merespon obrolan oom dengan ucapan,
'' Hehe, iya bang. Tapi om, blablabalaaa... Gitu bang. ''
Bang? Abang?
Gue malu. Untung sama oom sendiri.
Nggak hanya itu. Kemarin gue beli jajan di Indomaret. Kasir yang bisa gue lihat adalah seorang cowok. Ganteng. Kalo ngeliat si kasir, bawaannya pengen bikin kartu keluarga aja deh.
Setelah membayar, si kasir ganteng langsung memberikan kembalian uang ke gue seraya berkata,
'' Ini sayang kembaliannya. Terimakasih. Ailofyu. ''
Enggak deng.
Si kasir ganteng ngomong, '' Ini mbak kembaliannya. Terimakasih mbak. ''
Gue dengan pedenya menjawab, '' Sama-sama mbak. ''
Selangkah, dua langkah keluar dari pintu Indomaret gue baru sadar. Gue salah manggil. Heran deh. Kenapa mulut gue bisa dengan santainya ngucapin kata 'mbak' ke mas-masnya. Huwaaa malu.
Tadi malam gue, LAGI LAGI salah ngomong ke orang.
Sekitaran jam delapan, ada ibu-ibu dengan dua orang anaknya berdiri di depan rumah gue. Gue langsung keluar saat melihat ada orang yang berdiri di teras.
'' Numpang berdiri di sini ya dek, '' ujar si ibu-ibu sambil duduk di kursi depan rumah gue.
'' Iya buk, masuk aja Bu. Di luar banyak nyamuk. '' Gue sok perhatian gitu. Kali aja si ibu punya anak cowok ganteng, trus si ibu berniat untuk menjodohkan gue dengan anaknya. Ya kali aja.
'' Enggak dek, di sini aja. Nggak apa-apa kok. ''
'' Yaudah Pak, saya masuk dulu ya. '' Gue pun ngacir masuk ke kamar. Meneruskan bertapa.
Pak?
Gue-memang-bego.
Sudah banyak sekali kejadian-kejadian memalukan itu terjadi. Yang seharusnya, 'Pak', malah gue panggil, 'Bu'. Seharusnya, 'Mas', malah gue panggil, 'Mbak'. Gue cuma takut salah nyebut. Kan nggak lucu kalo suatu saat gue keluar dari parkiran sambil nyodorin duit seribu ke tukang parkir, trus ngomong,
'' Ini duitnya. Makasih Beb. ''
Trus abang tukang parkirnya ngeliatin gue. Gue ngeliatin abang tukang parkir.
Mata bertemu mata. Kita saling tatapan. Jatuh cinta.
Kemudian menikah dan hidup bahagia selamanya.
End.
Gue nggak tau. Apa ini ada hubungannya dengan faktor usia, tanda-tanda hari kiamat sudekat, kepikunan, kelemahan atau mungkin gue butuh refreshing.
Kayaknya jawaban yang tepat yang paling akhir deh. Mastin, good.
***
Oh ya, kemarin ada kejadian menegangkan saat malam takbiran. Malam sebelum lebaran Idul Adha.
Malam itu gue sedang asyik dengan dunia gue sendiri. Minum susu, ngemil biskuit, selimutan di sofa sambil membaca anu. Membaca buku. Malam itu, daun pintu hanya di buka setengah oleh ayah. Yang satu tertutup, sedangkan yang satu lagi terbuka. Nggak tau apa tujuan ayah melakukan itu. Mungkin ayah sedang menerapkan sistem dengan satu jalur kepada para nyamuk. Untuk menghindari macet.
Gue yang sedang khusyuk melakukan ritual tersebut dikagetkan dengan suara heboh orang-orang yang berteriak kenceng.
Teriakan yang pertama kali gue denger,
'' Toloong, toloonng ! ''
Gue dengan mantap ngomong dalam hati.
'' Oh, mungkin lagi diperkosa. ''
Teriakan kedua semakin kencang. Yang gue denger,
'' Itu ada Bali. ''
Gue bertanya dalam hati.
'' Bali? Bule dari Bali maksudnya? Ada bule ganteng dari Bali? ''
Malam itu gue sedang asyik dengan dunia gue sendiri. Minum susu, ngemil biskuit, selimutan di sofa sambil membaca anu. Membaca buku. Malam itu, daun pintu hanya di buka setengah oleh ayah. Yang satu tertutup, sedangkan yang satu lagi terbuka. Nggak tau apa tujuan ayah melakukan itu. Mungkin ayah sedang menerapkan sistem dengan satu jalur kepada para nyamuk. Untuk menghindari macet.
Gue yang sedang khusyuk melakukan ritual tersebut dikagetkan dengan suara heboh orang-orang yang berteriak kenceng.
Teriakan yang pertama kali gue denger,
'' Toloong, toloonng ! ''
Gue dengan mantap ngomong dalam hati.
'' Oh, mungkin lagi diperkosa. ''
Teriakan kedua semakin kencang. Yang gue denger,
'' Itu ada Bali. ''
Gue bertanya dalam hati.
'' Bali? Bule dari Bali maksudnya? Ada bule ganteng dari Bali? ''
Demi melihat si bule ganteng dari Bali, akhirnya gue nekat menyudahi sementara ritual tersebut. Gue beranjak keluar bersamaan dengan teriakan ketiga yang kali ini lebih jelas gue dengar.
'' TOLLOONG, ITU SAPINYA LARI ! ''
Benar saja pemirsa. Seekor sapi terlihat lari-lari melewati jalan depan rumah gue. Larinya kenceng bener. Gue cuma bisa ngakak geli sambil melihat bagian belakang sapi yang berlari melewati rumah gue.
Satu kalimat yang terlontar dari mulut gue,
'' Ebuseet, belakang sapinya montok banget. ''
Beneran deh. Sapinya montok. Sehat dan bergizi banget.
Setelah si sapi sadar bahwa jalur larinya salah karena berhadapan dengan jalan buntu, si sapi akhirnya memutar arah dan berlari melewati jalan samping rumah gue. Orang-orang yang ngejar terlihat kewalahan menghadapi si sapi tersebut.
Gue mendekat saat melihat si sapi lari melewati jalan samping rumah gue. Otomatis gue bisa melihat si sapi dari bagian depan.
Gue ketawa kenceng. Satu kalimat lagi yang terlontar dari mulut gue,
'' Gilaaa, luar biasa. Dadanya montok bingits. ''
Sumpah, gue geli banget. Bayangin aja, ada sapi gemuk, dagingnya padat, badannya montok, sedang lari-larian. Badannya bergelambir goyang-goyang gondal gandul gitu. Lucu. Hahaa.
Satu kalimat yang terlontar dari mulut gue,
'' Ebuseet, belakang sapinya montok banget. ''
Beneran deh. Sapinya montok. Sehat dan bergizi banget.
Setelah si sapi sadar bahwa jalur larinya salah karena berhadapan dengan jalan buntu, si sapi akhirnya memutar arah dan berlari melewati jalan samping rumah gue. Orang-orang yang ngejar terlihat kewalahan menghadapi si sapi tersebut.
Gue mendekat saat melihat si sapi lari melewati jalan samping rumah gue. Otomatis gue bisa melihat si sapi dari bagian depan.
Gue ketawa kenceng. Satu kalimat lagi yang terlontar dari mulut gue,
'' Gilaaa, luar biasa. Dadanya montok bingits. ''
Sumpah, gue geli banget. Bayangin aja, ada sapi gemuk, dagingnya padat, badannya montok, sedang lari-larian. Badannya bergelambir goyang-goyang gondal gandul gitu. Lucu. Hahaa.
***
Besok harinya setelah kejadian lucu itu, adalah hari Idul Adha.
Seperti orang-orang biasanya, gue bangun, mandi dan langsung ke mesjid untuk melaksanakan sholat Idul Adha.
Sepulang sholat, gue makan lontong. Trus tidur sampai jam empat sore. Makan lontong lagi, makan kerupuk, makan lontong, trus makan lontong dan makan lontong.
Asli, nggak ada momen yang wow yang gue lakukan. Soalnya gue ingin memanfaatkan hari libur itu dengan sebaik mungkin. Jarang-jarang gue bisa libur gini.
Sebenernya nggak ada gunanya sih gue nulis yang bagian ini. Hahaa
Dan malam harinya. TARAAAA
Gue bingung.
Jadi gini, sebelumnya ibu dan gue udah sibuk nyari info tentang pendaftaran masuk kuliah. Denger-denger bukanya awal tahun depan.
Tapi semuanya berbeda saat oom gue yang tadi malem datang ke rumah. Kebetulan si oom tahu bener dengan info perkuliahan di sana. Dan si oom bilang kalo tanggal 26 besok jadwal masuk hari pertama untuk kuliah umum bagi mahasiswa baru. Itu artinya besok, Hari Sabtu. Bener-bener mendadak.
Betewe, gue ambil kuliah Non-reguler. Hanya di hari Sabtu-Minggu.
Dan ibu menyuruh gue untuk masuk kuliah di tahun ini. Raisa bingung dong.
Oom dengan bersenang hati bakal mengurus semua pendaftaran gue. Oom gue baik ya. Ganteng, tinggi, kul. Minat, PING!
Gue bingung karena beberapa hal.
1. Ambil kuliah tahun ini.
Kalo gue ambil kuliah tahun ini, itu berarti besok gue sudah masuk kuliah. Hari pertama. Sementara tanggal 9 sampai 13 Oktober gue akan pergi ke Padang. Menghadiri acara wisuda kakak. Lumayan, bisa liat-liat abang ganteng di sana. Bisa jalan-jalan juga, seperti yang gue bilang di atas. Gue-butuh-refreshing.
Nah, kalo gue pergi ke Padang, itu artinya di minggu ketiga kuliah, gue harus izin dong karena nggak bisa masuk. Yakali baru masuk kuliah gue langsung izin. Huaaa
Seperti orang-orang biasanya, gue bangun, mandi dan langsung ke mesjid untuk melaksanakan sholat Idul Adha.
Sepulang sholat, gue makan lontong. Trus tidur sampai jam empat sore. Makan lontong lagi, makan kerupuk, makan lontong, trus makan lontong dan makan lontong.
Asli, nggak ada momen yang wow yang gue lakukan. Soalnya gue ingin memanfaatkan hari libur itu dengan sebaik mungkin. Jarang-jarang gue bisa libur gini.
Sebenernya nggak ada gunanya sih gue nulis yang bagian ini. Hahaa
Dan malam harinya. TARAAAA
Gue bingung.
Jadi gini, sebelumnya ibu dan gue udah sibuk nyari info tentang pendaftaran masuk kuliah. Denger-denger bukanya awal tahun depan.
Tapi semuanya berbeda saat oom gue yang tadi malem datang ke rumah. Kebetulan si oom tahu bener dengan info perkuliahan di sana. Dan si oom bilang kalo tanggal 26 besok jadwal masuk hari pertama untuk kuliah umum bagi mahasiswa baru. Itu artinya besok, Hari Sabtu. Bener-bener mendadak.
Betewe, gue ambil kuliah Non-reguler. Hanya di hari Sabtu-Minggu.
Dan ibu menyuruh gue untuk masuk kuliah di tahun ini. Raisa bingung dong.
Oom dengan bersenang hati bakal mengurus semua pendaftaran gue. Oom gue baik ya. Ganteng, tinggi, kul. Minat, PING!
Gue bingung karena beberapa hal.
1. Ambil kuliah tahun ini.
Kalo gue ambil kuliah tahun ini, itu berarti besok gue sudah masuk kuliah. Hari pertama. Sementara tanggal 9 sampai 13 Oktober gue akan pergi ke Padang. Menghadiri acara wisuda kakak. Lumayan, bisa liat-liat abang ganteng di sana. Bisa jalan-jalan juga, seperti yang gue bilang di atas. Gue-butuh-refreshing.
Nah, kalo gue pergi ke Padang, itu artinya di minggu ketiga kuliah, gue harus izin dong karena nggak bisa masuk. Yakali baru masuk kuliah gue langsung izin. Huaaa
2. Ambil kuliah tahun ini dan tidak ikut ke Padang.
Oke, gue ambil kuliah tahun ini dan gue men-cancel pergi ke Padang. Ya meskipun gue bakal tinggal berdua dengan sekardus mie di rumah. Masalahnya sih bukan itu, sebenernya dari jauh hari gue juga udah mengajukan permohonan cuti ke kantor karena acara wisuda kakak di Padang bulan depan.
Belum di acc sih, kalo di acc trus gue nggak jadi ikut ke Padang gimana?
Rugi dua kali dong. Huaaaa
Oke, gue ambil kuliah tahun ini dan gue men-cancel pergi ke Padang. Ya meskipun gue bakal tinggal berdua dengan sekardus mie di rumah. Masalahnya sih bukan itu, sebenernya dari jauh hari gue juga udah mengajukan permohonan cuti ke kantor karena acara wisuda kakak di Padang bulan depan.
Belum di acc sih, kalo di acc trus gue nggak jadi ikut ke Padang gimana?
Rugi dua kali dong. Huaaaa
3. Tidak ambil kuliah tahun ini dan ikut ke Padang.
Hmm, sayang umur.
4. Tidak ambil kuliah tahun ini dan tidak ikut ke Padang.
Kalo ini sih, bego namanya.
Hmm, sayang umur.
4. Tidak ambil kuliah tahun ini dan tidak ikut ke Padang.
Kalo ini sih, bego namanya.
Gue bingung gaes.
Dari tadi gue bener-bener bingung mikirin itu. Dan setelah gue menimang-nimang resiko apa saja yang akan gue terima dari beberapa poin keputusan di atas, akhirnya gue berniat untuk mengambil satu keputusan.
Yaitu:
Dari tadi gue bener-bener bingung mikirin itu. Dan setelah gue menimang-nimang resiko apa saja yang akan gue terima dari beberapa poin keputusan di atas, akhirnya gue berniat untuk mengambil satu keputusan.
Yaitu:
MENIKAH.
36 comments
ya udah ambil jurusan MENIKAH aja mba, gampangkan *gak nyambung nih* :D :D
ReplyDeletesapi aja montok mba kapan montok nya ? :D hahaha
Wakakka calonnya belum nih mba :D
DeleteNah itu dia mba. Enggak tau kapan sayanya. Hahaa
Cari calon apa, Mba?
DeleteSaya ada banyak stok di gudang.
Cari calon yang seperti itu dong. Ada nggak?
DeleteSeperti apa?
Deleteseperti saya?
Ah, kamu bisa saja.
Kalau kamu mau, aku juga mau. :p
Bhahahaaahhh kurang vitamin kayaxnya km lan...salah panggil orang muluk
ReplyDeleteEhh itu lauknya cuma lontong doang apa ya??
Tiba2 jd ikut bayangin sapi montok lari larian, srius memang montok bgt sih,
Mending kuliah plus k padang ajah lan....k padangnya mang berapa lama?
Hahaa iya nih mba. Kurang vitamin kayaknya ya.
DeleteAda lagi sih yg lain mba, tapi saya cuma makan lontongnya doang. hahaa
Bayangin saja mba. Hahaa
Tapi mba, baru masuk kuliah masak langsung izin di minggu ketiga. Nggak enak gitu mba.
Ke Padang 5 hari mba. Mba Nita mau ikut? :))
Kayanya lu harus pakai kacamata. Mungkin mata lu sudah mulai min.
ReplyDeleteAtau kurang vitamin C?
Dada sapi?
susunya sapi, kan, ada di bagian bawah. Biasanya ada empat puting di sana.
Liburan kerjanya cuma makan doang. Untung lu nggak dikurbanin sama bokap. :p
Jadi, Sabtu besok lu menikah di Padang dengan kang parkir.
Mana undangannya? Gue belum dapat, nih.
Bukan masalah mata beh, tapi guenya aja yang rada bego. Hhaaha
DeleteIya vitamin C.
Cinta. Hasek.
Iya, kenapa? Lu mau keempat putingnya?
Hahaaa kan gue laper. :P
Untung lagi bokap gue nggak sejahat lu :P
Iya nih sama kang parkir.
SORRY YA, LU KAGAK DIUNDANG.
-_-
DeleteLu kebanyakan pikiran.
Otak sama mulut nggak bisa sinkron.
Sudah gumoh gue lihat puting.
Gue maunya angin puting beliung.
Gue baik keles.
Lu yang jahat. Mau nikah, gue nggak diundang.
Iya, nggak perlu diundang.
Kan, diundangannya sudah tertulis nama gue. :p
Iya beh, bisa dibilang gitu. Otaknya lelet, mulut keduluan cepet. :(
DeleteJangan. Ntar lu masuk angin kena puting beliung.
Mau nikah sama siapa hah? Sama pohon?
Hahahahaaa
Duh, jadi ngiri sama sapinya, punya bodi yahud kayak gitu :( Untung besoknya si sapi cuma disembelih, gak sekalian diperkosa. Astaghfirullah, jari-jariku binal ngetik begituan.
ReplyDeleteEntahlah kenapa ya, Lan. Kalau udah kerja trus mau kuliah, ada aja pertimbangannya. Kadang suka nyesel sih kenapa gak langsung kuliah aja dulu baru kerja. Aku juga kemaren ngerasain kebimbangan yang kayak kamu rasain. Dan akhirnya, aku mutusin buat gak kuliah tahun ini. LAGI. Umur makin tua aja padahal :(
Btw, kapan undangannya mau diantar ke Samarinda, Lan? HUAHAHAHA.
Hahahaaaaha kamu mau jadi sapi Cha? Trus di kurbanin? Mau? Kasian Zai.
DeleteRencananya diperkosa dulu Cha, tapi nggak jadi.
Jari-jarimu memang binal Cha. Kamu apalagi, gesrek abis :D
Iya bener Cha. Keduanya harus seimbang. Harus bisa ngatur waktu dan membagi kegiatannya. Jadi butuh pertimbangan. Huhuu
Nggak apa-apa kali Cha. Tahun depan kan masih bisa :))
AHAHHAAAHA
5 TAHUN LAGI CHA. MASIH LAMA LOH
Kirain si kasir beneran bilang begitu..
ReplyDeleteSiapa tau kejadian nyata sama tukang parkir Lan, hehehe.
Omnya ditawarin lewat bbm hahaha
Hahaa kalo si kasir beneran bilang gitu, mungkin sekarang kami udah di KUA mas.
DeleteWkakaa.. enggak mas. Tukan parkir di sini udah bapak-bapak semua.
Hahahaa
ya udah menikah ajah hehe
ReplyDeleteiya sama kamu ya.
Deletejurusan terakhir sepertinya lebih bagus mbak, dapat ijazah dari KUA nantinya. :)
ReplyDeleteHhahahaa ijazah dr KUA. Bisa aja ini si mbak
DeletePadahal udah serius mau ngasih pendapat loh, eh ternyata udah kejawab "menikah" duluan. hahaha.
ReplyDeleteHaahahaaa
Deletemas mau ngasih pendapat apa? Bilang saja
jangan lupa undangannya disebar ya :D
ReplyDeleteIya, tapi kayaknya aku harus milih nih.
DeleteMilih B atau C ya. Pilihan berganda memang sulit.
Menikah aja mba pilihan yang sangat tepat :D
ReplyDeleteIya, sama kamu ya
Deleteatau ambil jurusan ke bali aja mbak, siapa tau ketemu sapi lagi wkwkkw sumpah deh yaaa...ngomong2 salah sebut, aku juga gitu...masa orang namanya aan aku panggil mei,,terus beberapa waktu lalu aku kenal orang,,kita ngobrol seharian...endingnya aku lupa namanya
ReplyDeleteHahaa boleh juga nih idenya mba :D
DeleteDari Aan dipanggil Mei? Waduh kok bisa sejauh itu salah nyebutnya mba? Kenapa nggak Febuari atau Januari gitu.
hahaa kalo itu saya sering juga mba. Tapi biasanya di pertemuan pertama doang. Pertemuan kedua dan selanjutnya udah ingat.
Menikah? Kayaknya lu bener-bener butuh refreshing, Lan. :))
ReplyDeleteDari salah panggil nama, cerita Iduladha, sampe bingung soal kuliah. Random abis tulisan kali ini. Hahaha.
Yodeh, mending jalan-jalan ke Padang biar nggak stres. Soal kuliah, itu pilihan lu, sih.
Tapi anak yang cerdas lahir dari rahim ibu yang cerdas. -Dian Sastro
Nggak ada salahnya kuliah meskipun nanti cuma jadi ibu rumah tangga. :))
Hahaa iya Yog. Butuh refreshing nih.
DeleteWkakaaa.. kacau ya.
Iya Yog, semoga saja cuti gue di acc :(
Hehee iya Yog, bener juga itu. Jadi apapun statusnya nanti, pendidikan harus utama ya.
Insha Allah bisa :))
pilihan paling tepat ya menikah :D
ReplyDeleteIya sama kamu ya.
Deletemenikah lebih baik...hhe
ReplyDeleteIya, yuk ke KUA
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteUntung sapinya gax goyang dribble... :-D
ReplyDeleteThis is extremely helpful info!!
ReplyDeleteKomentarnya ditunggu kakak~