Mending beli nasi padang. Kenyang.
Hari Kamis minggu kemarin, gue kedatangan sepupu cewek dari Padang. Namanya Yoanda. Gue memanggilnya mbak Yoan.
Mbak Yoan resmi menjadi anak rantau saat ia telah bener-bener ditetapkan menjadi salah satu karyawan di sebuah Bank. Itu artinya, mbak Yoan akan tinggal menetap di Pekanbaru.
Kamis, 17 September
Sekitar jam setengah sembilan malam, mbak Yoan datang dengan membawa dua koper gede. Nggak sendiri. Mbak Yoan datang bersama temannya, cewek. Gue lupa namanya siapa. Soalnya waktu itu udah malam banget. Nggak sempat kenalan.
Dan kalian tau apa yang menyedihkan malam itu. Malam itu gue tidur di ruang tengah. Ruang tv. Daripada harus satu kasur bertiga dengan mbak Yoan dan temennya, gue memilih untuk tidur di ruang tengah. Sedih bet.
Gue menggelar karpet bludru, ambil bantal, selimut dan langsung bobok imut.
Rencananya malam itu gue bisa tidur di kamar kakak, tapi sayang. Kenapa sayang? Aku nggak apa-apa kok sayang.
Malam itu, temen kakak gue sedang menginap di rumah. Selesai mengerjakan tugas skripsi hingga larut malam, temen kakak gue akhirnya berencana untuk bermalam di rumah gue dulu.
Cocok.
Gue memang cocok tidur di luar kamar.
Seperti biasa, gue kalo tidur kebanyakan gerak. Enggak lasak sampe nendang sana-sini sih. Cuma kadang suka miring kanan, miring kiri gitu. Malam itu, selama gue tidur, ada perasaan yang nggak enak menyelimuti hati gue. Asik.
Bukan hantu atau suara aneh, tapi BADAN GUE SAKIT BENER.
Nggak empuk, huwaaa. Gue bolak-balik terbangun. Duduk-liat kiri-liat kanan-iler masih tumpah dan menggantung lengket di pipi- trus hempaskan badan dan kembali tidur.
HAAAAANJIRR. INI BUKAN DI TEMPAT TIDUR.
PUNGGUNG-GUE-REMUK. -______________________-
Pokoknya malam itu gue beneran serba salah. Kayak cowok di mata cewek. Serba salah.
Mau miring kiri, kanan semua posisi nggak ada yang enak. Mau tidur telentang, gue nggak biasa tidur dengan posisi gitu. Apalagi tidur telungkup di lantai. Sakit gaes. Gue takut. Ntar bangun-bangun langsung jadi rata.
Itu, maksud gue bantalnya. Kalo ditidurin kelamaan takutnya jadi rata gitu.
Sa ae ngelesnya. hestekwulanhebat.
Menjelang subuh, gue baru bisa tidur pulas. Setengah jam setelah tidur lelap, gue melihat ibu ikut tidur di luar di samping gue. Menemani gue :))
Jumat, 18 September
Sepulang kerja, gue harus menunggu mbak Yoan pulang. Meskipun mbak Yoan bawa motor ayah, mbak Yoan tetep nggak tau arah jalan pulang. Takut nyasar, gitu katanya. Yaudin, sepulang kerja gue akhirnya langsung menuju bank tempat mbak Yoan bekerja.
Cukup lama gue duduk di depan bank sambil meminum sebotol soya dan juga memainkan ponsel. Gue laper. Nggak tau harus gimana. Mau ke beli makanan ke alfamart di seberang jalan, ntar mbak Yoan keburu pulang. Kasihan. Mbak nggak tau jalan pulang. Alhasil gue cuma duduk manis di depan bank. Gue yang duduk, gula yang manis.
Malam itu, gue seneng. Penderitaan gue tidur di ruang tv berakhir sudah. Temen mbak Yoan yang-gue-nggak-tau-siapa-namanya itu ditugaskan di kantor cabang lain. Cukup jauh. Memakan waktu satu setengah jam. Siang harinya temen mbak Yoan permisi keluar nyari kostan yang dekat dengan kantor kerjanya.
Dan mulai malam itu, gue kembali tidur di kamar dengan tenang.
Malam harinya, mbak Yoan meminta gue untuk menemaninya ke laundry. Gue dengan muka ngantuk dan baju rumahan ala mau tidur langsung tancap gas menuju tempat laundry.
'' Lan, kita ke Indomaret ya sekalian, '' ujar mbak Yoan setelah keluar dari laundry.
Sesampainya di Indomaret, mbak Yoan langsung keliling mencari barang yang akan di belinya. Sementara gue seneng minta ampun. Iya seneng. Saat itu gue melihat ada kursi plastik warna merah yang berada di depan rak alat-alat tulis.
Rejeki anak cakep. Gue langsung aja duduk anteng di kursi itu. Bodo amat dengan pembeli yang hilir mudik ngeliatin gue, yang penting gue nggak capek karena berdiri.
Karena lama kelamaan pembeli sudah mulai sepi, akhirnya gue memilih untuk mengikuti mbak Yoan. Malam itu gue beneran cuma nemenin. Gue nggak bawa uang sepeserpun. Lah, tadi katanya cuma mau ke laundry doang. Lagian malam itu gue salah bawa motor. Di jok motor nggak ada uang, tempat biasa gue naruh uang kembalian.
Gue melihat mbak Yoan mengambil cairan pewangi pakaian dan memasukkannya ke dalam keranjang belanja. Di sana tertera harga Rp. 5,900 untuk pewangi pakaian yang berjumlah 12 bungkus.
Mbak Yoan nggak cukup banyak membeli barang, dan kami saling berpandangan saat si mbak kasir mengatakan jumlah harga yang harus dibayar.
'' Semuanya seratus delapanbelas ribu. ''
GLEK !
Apanya nih yang mahal? Numpang ngadem di Indomaret mahal ya? Numpang duduk di kursi tadi mahal ya? Atau apa nih?
Setelah membayar, kami berdua langsung keluar menuju parkiran. Masih dengan tampang kok-bisa-semahal-itu-ya kami berdiri di parkiran Indomaret.
Saat sedang sibuk melihat struk pembayaran, kami berdua dikejutkan dengan kedatangan cowok ganteng, tinggi dengan tampang yang lumayan. Gue udah geer nih. Kali aja si cowok mau minta nomer handphone gue. Uhuk.
'' Mbak, minta duit lima ribu. ''
Gue nyengir.
Soalnya silau kena cahaya lampu jalanan.
'' Enggak, nggak ada! ''
Gue langsung cuek. Apa banget. Cowok sehat wal'afiat gitu kok minta-minta.
Saat masih bingung dengan harga belanja yang sebesar itu, gue langsung menunjuk sederetan angka yang jumlahnya paling besar di struk belanja.
'' Ini mbak, tujuhpuluh ribu. Ini belanja apa? ''
'' Molto. Kok molto mahal amat mbak? ''
'' Tujuhpuluhribu? Astaga. ''
Mbak Yoan cuma diem bengong. Gue langsung masuk bersamaan dengan mbak Yoan. Mbak Yoan langsung menyodorkan molto dan sedikit menanyakan berapa harga sebenarnya dari molto sachet yang berjumlah 12 bungkus itu
'' Ya ampun, maaf mbak salah. '' Mbak kasir langsung gugup dan buru-buru mengubah struk pembayaran. Cukup lama.
Jadi, sebenernya 12 bungkus molto itu harganya Rp.5,900.
Sementara mbak kasir menotalkan harga dengan menghitung bahwa satu sachet harganya Rp.5,900.
Rp. 5,900 X 12 = Rp. 70,800
HAAAHAHAJEER
Molto sachet tujuhpuluh ribu gaes. Mending beli nasi padang empat bungkus pake teh hangat dua gelas. Bonus kerupuk. Kenyang. Mantap.
Cukup lama kami berdua berdiri didepan meja kasir. Setelah beberapa menit, akhirnya mbak kasir memberikan uang kembalian dan meminta maaf atas kekeliruannya.
Sesampainya di rumah, mbak Yoan langsung membuka isi plastik belanjaan di atas tempat tidur. Sementara gue masih ngacaan.
'' Lan. ''
'' Iya mbak. ''
'' MOLTO KETINGGALAN. ''
Hayati lelah.
Dengan tenaga yang super ngantuk, gue langsung mengenakan jilbab kembali dan balik lagi ke Indomaret.
Entahlah. Siapa yang salah dalam perihal ini.
Hanya Tuhan, lampu jalanan dan plastik Indomaret yang tau.
Mbak Yoan resmi menjadi anak rantau saat ia telah bener-bener ditetapkan menjadi salah satu karyawan di sebuah Bank. Itu artinya, mbak Yoan akan tinggal menetap di Pekanbaru.
Kamis, 17 September
Sekitar jam setengah sembilan malam, mbak Yoan datang dengan membawa dua koper gede. Nggak sendiri. Mbak Yoan datang bersama temannya, cewek. Gue lupa namanya siapa. Soalnya waktu itu udah malam banget. Nggak sempat kenalan.
Dan kalian tau apa yang menyedihkan malam itu. Malam itu gue tidur di ruang tengah. Ruang tv. Daripada harus satu kasur bertiga dengan mbak Yoan dan temennya, gue memilih untuk tidur di ruang tengah. Sedih bet.
Gue menggelar karpet bludru, ambil bantal, selimut dan langsung bobok imut.
Rencananya malam itu gue bisa tidur di kamar kakak, tapi sayang. Kenapa sayang? Aku nggak apa-apa kok sayang.
Malam itu, temen kakak gue sedang menginap di rumah. Selesai mengerjakan tugas skripsi hingga larut malam, temen kakak gue akhirnya berencana untuk bermalam di rumah gue dulu.
Cocok.
Gue memang cocok tidur di luar kamar.
Seperti biasa, gue kalo tidur kebanyakan gerak. Enggak lasak sampe nendang sana-sini sih. Cuma kadang suka miring kanan, miring kiri gitu. Malam itu, selama gue tidur, ada perasaan yang nggak enak menyelimuti hati gue. Asik.
Bukan hantu atau suara aneh, tapi BADAN GUE SAKIT BENER.
Nggak empuk, huwaaa. Gue bolak-balik terbangun. Duduk-liat kiri-liat kanan-iler masih tumpah dan menggantung lengket di pipi- trus hempaskan badan dan kembali tidur.
HAAAAANJIRR. INI BUKAN DI TEMPAT TIDUR.
PUNGGUNG-GUE-REMUK. -______________________-
Pokoknya malam itu gue beneran serba salah. Kayak cowok di mata cewek. Serba salah.
Mau miring kiri, kanan semua posisi nggak ada yang enak. Mau tidur telentang, gue nggak biasa tidur dengan posisi gitu. Apalagi tidur telungkup di lantai. Sakit gaes. Gue takut. Ntar bangun-bangun langsung jadi rata.
Itu, maksud gue bantalnya. Kalo ditidurin kelamaan takutnya jadi rata gitu.
Sa ae ngelesnya. hestekwulanhebat.
Menjelang subuh, gue baru bisa tidur pulas. Setengah jam setelah tidur lelap, gue melihat ibu ikut tidur di luar di samping gue. Menemani gue :))
Jumat, 18 September
Sepulang kerja, gue harus menunggu mbak Yoan pulang. Meskipun mbak Yoan bawa motor ayah, mbak Yoan tetep nggak tau arah jalan pulang. Takut nyasar, gitu katanya. Yaudin, sepulang kerja gue akhirnya langsung menuju bank tempat mbak Yoan bekerja.
Cukup lama gue duduk di depan bank sambil meminum sebotol soya dan juga memainkan ponsel. Gue laper. Nggak tau harus gimana. Mau ke beli makanan ke alfamart di seberang jalan, ntar mbak Yoan keburu pulang. Kasihan. Mbak nggak tau jalan pulang. Alhasil gue cuma duduk manis di depan bank. Gue yang duduk, gula yang manis.
Malam itu, gue seneng. Penderitaan gue tidur di ruang tv berakhir sudah. Temen mbak Yoan yang-gue-nggak-tau-siapa-namanya itu ditugaskan di kantor cabang lain. Cukup jauh. Memakan waktu satu setengah jam. Siang harinya temen mbak Yoan permisi keluar nyari kostan yang dekat dengan kantor kerjanya.
Dan mulai malam itu, gue kembali tidur di kamar dengan tenang.
Malam harinya, mbak Yoan meminta gue untuk menemaninya ke laundry. Gue dengan muka ngantuk dan baju rumahan ala mau tidur langsung tancap gas menuju tempat laundry.
'' Lan, kita ke Indomaret ya sekalian, '' ujar mbak Yoan setelah keluar dari laundry.
Sesampainya di Indomaret, mbak Yoan langsung keliling mencari barang yang akan di belinya. Sementara gue seneng minta ampun. Iya seneng. Saat itu gue melihat ada kursi plastik warna merah yang berada di depan rak alat-alat tulis.
Rejeki anak cakep. Gue langsung aja duduk anteng di kursi itu. Bodo amat dengan pembeli yang hilir mudik ngeliatin gue, yang penting gue nggak capek karena berdiri.
Karena lama kelamaan pembeli sudah mulai sepi, akhirnya gue memilih untuk mengikuti mbak Yoan. Malam itu gue beneran cuma nemenin. Gue nggak bawa uang sepeserpun. Lah, tadi katanya cuma mau ke laundry doang. Lagian malam itu gue salah bawa motor. Di jok motor nggak ada uang, tempat biasa gue naruh uang kembalian.
Gue melihat mbak Yoan mengambil cairan pewangi pakaian dan memasukkannya ke dalam keranjang belanja. Di sana tertera harga Rp. 5,900 untuk pewangi pakaian yang berjumlah 12 bungkus.
Mbak Yoan nggak cukup banyak membeli barang, dan kami saling berpandangan saat si mbak kasir mengatakan jumlah harga yang harus dibayar.
'' Semuanya seratus delapanbelas ribu. ''
GLEK !
Apanya nih yang mahal? Numpang ngadem di Indomaret mahal ya? Numpang duduk di kursi tadi mahal ya? Atau apa nih?
Setelah membayar, kami berdua langsung keluar menuju parkiran. Masih dengan tampang kok-bisa-semahal-itu-ya kami berdiri di parkiran Indomaret.
Saat sedang sibuk melihat struk pembayaran, kami berdua dikejutkan dengan kedatangan cowok ganteng, tinggi dengan tampang yang lumayan. Gue udah geer nih. Kali aja si cowok mau minta nomer handphone gue. Uhuk.
'' Mbak, minta duit lima ribu. ''
Gue nyengir.
Soalnya silau kena cahaya lampu jalanan.
'' Enggak, nggak ada! ''
Gue langsung cuek. Apa banget. Cowok sehat wal'afiat gitu kok minta-minta.
Saat masih bingung dengan harga belanja yang sebesar itu, gue langsung menunjuk sederetan angka yang jumlahnya paling besar di struk belanja.
'' Ini mbak, tujuhpuluh ribu. Ini belanja apa? ''
'' Molto. Kok molto mahal amat mbak? ''
'' Tujuhpuluhribu? Astaga. ''
Mbak Yoan cuma diem bengong. Gue langsung masuk bersamaan dengan mbak Yoan. Mbak Yoan langsung menyodorkan molto dan sedikit menanyakan berapa harga sebenarnya dari molto sachet yang berjumlah 12 bungkus itu
'' Ya ampun, maaf mbak salah. '' Mbak kasir langsung gugup dan buru-buru mengubah struk pembayaran. Cukup lama.
Jadi, sebenernya 12 bungkus molto itu harganya Rp.5,900.
Sementara mbak kasir menotalkan harga dengan menghitung bahwa satu sachet harganya Rp.5,900.
Rp. 5,900 X 12 = Rp. 70,800
HAAAHAHAJEER
Molto sachet tujuhpuluh ribu gaes. Mending beli nasi padang empat bungkus pake teh hangat dua gelas. Bonus kerupuk. Kenyang. Mantap.
Cukup lama kami berdua berdiri didepan meja kasir. Setelah beberapa menit, akhirnya mbak kasir memberikan uang kembalian dan meminta maaf atas kekeliruannya.
Sesampainya di rumah, mbak Yoan langsung membuka isi plastik belanjaan di atas tempat tidur. Sementara gue masih ngacaan.
'' Lan. ''
'' Iya mbak. ''
'' MOLTO KETINGGALAN. ''
Hayati lelah.
Dengan tenaga yang super ngantuk, gue langsung mengenakan jilbab kembali dan balik lagi ke Indomaret.
Entahlah. Siapa yang salah dalam perihal ini.
Hanya Tuhan, lampu jalanan dan plastik Indomaret yang tau.
27 comments
Waaaa rumah kamu kedatangan banyak tamu ya lan
ReplyDeleteLa trus mbk yoannnya selamanya ngikut di situ??? (((Selamanya)))...
Hahahhhaaha......timpuk tu kasiiirrr
Munkin dia lelah
Cuma mbak sepupu aja mbak yang datang. Hehee
DeleteSementara tidur di rumah dulu mbak, menjelang dapat kostan. Kayaknya minggu depan sih udah pindah ke kostan baru mbak.
Hahaa iya mbak. Pengen tak uwel uwel rasanya.
Kami juga lelah mbak. Dua kali bolak balik :D
Hei. Jadi, lu balik lagi ke Indomart cuma pakai jilbab doang.
ReplyDeleteKebiasaan, deh.
Mba Yoan harus jauh jauh dari lu, Lan.
Biar dia nggak kena sial lagi. :p
Sekarang lu sama cowo ganteng depan Indomart. Key.
Eh iya. Lu sih nggak ngingetin.
DeleteGue sial juga gegara lu. :P
engg anu, enggak.. enggak.
Gue bisa jelaskan semua ini.
Hei
Tunggu dulu
Hei.
Itu iler mirip cinta ya, sama-sama menggantung.
ReplyDeleteHmm.. Kasian si cowok selalu salah depan cewek.
Sepertinya kasir baru tuh ya, saya juga pernah kayak gitu, rasanya pengen bungkus mba-mba kasirnya buat dibawa pulang... :)
Hahaaa hayoo cinta siapa yg pernah digantung mas?
DeleteMemang begitu takdirnya cowok mas. wkwk.
Iya mas, kayaknya memang kasir baru. Gemesin gitu ya mas
dipertengahan baca gue udah senyum-senyum sendri. pas ending gue ngakak cooyy hahahah kasian dech lhow udach salah bayar teyus ketinggalan pulha #hidup #bahasa #alay
ReplyDeleteHahaaa iya nih mbak. Kasian banget ya.
DeleteSalah harga yang bener mba, Hehee
kedatangan sodara pasti rame ya di rumah mbak
ReplyDeleteIya Bal. Hehee
Deletegila molto harganya sampai 70 ribu haha :D
ReplyDeleteHehee iya sir.
Deletehaha baru tau harga molto 70rb :D haha rugi abis yaa kalau gak dilihat lagi...
ReplyDeleteIya mbak, hehe
Deleteberasa baca curhatan korban pengungsian :D
ReplyDeleteHahaa nggak tau harus seneng atau sedih :D
Deletebusrakkk, molto harganyakan gopean, ini ampe 70rb. kaco tuh hhahaha
ReplyDeletebtw, itu cowok tamvan pukul aja pake balok kayu ato gak tampol pake sendal XD
Wkaka iya nih mas Salam. Kacau sekali.
DeleteJangan mas. Aku mencintai lelaki itu.
gak enak banget yah mba, harus terusir dari kamar gara-gara ada yang nginap di rumah
ReplyDeletehehee iya. Tapi enak kok
DeleteKalau ane ikutan nginep gitu boleh nggak ya?? wkwkwkkw
ReplyDelete#bercanda
Iya ikutan saja.
DeleteTidur itu enaknya sendiri. Leluasa. Tapi nggak enaknya, takut kebiasaan kalo nanti tidur udah ada yang nemenin. Uhuk.
ReplyDeleteAduh, molto 70k wkwkwk mbaknya amatir mereun. Atau efek ngantuk… -.-
Wkaakaa iya dik. Kalo ditemenin abang Zayn, sih mau :D
DeleteIya mahal bet. Karyawan baru kali yg ngantuk lebih tepatnya dik
Your share information it helped me a lot!
ReplyDeleteWhat is better and more useful for you can be chosen only by you because you know the situation you are in and what to do in order to improve it.
ReplyDeleteYou can not limit yourself to the opportunity to get a good rest. It is necessary to create comfortable conditions as much as possible. A full rest will help the body recover faster.
ReplyDeleteKomentarnya ditunggu kakak~