Matahari Itu Seperti Apa Ya?

by - September 07, 2015

Pagi ini, seperti biasa gue bangun tidur dan langsung menyibak gorden jendela. Melihat pemandangan pagi di luar.
Tidak seperti pemandangan yang biasanya gue dapati. Pagi ini pemandangan di balik jendela kamar benar-benar putih.Tidak ada terlihat pemandangan apapun selain warna putih yang menyelimuti.

Awalnya gue sempat menduga bahwa putih-putih yang terlihat itu adalah belek gue sendiri. Tapi ternyata enggak. Putih-putih itu adalah asap. Asap yang sangat tebal.

Enggan rasanya untuk bergerak bangkit dari tempat tidur. Asapnya tebal pemirsa.
Gue takut keluar rumah. Ntar pas gue keluar rumah, orang-orang pada teriak,
  '' Waah bidadari dari mana nih? ''
  '' Lihat, ada bidadari turun di negeri atas awan ini ''
Gue sangat khawatir akan ada ucapan yang seperti itu nantinya.
Yoweslah, mau gak mau pagi ini gue tetep berangkat kerja. Kalo enggak kerja, anak-bini di rumah mau dikasih makan apa.
Gimana, udah cocok belum jadi kepala keluarga?

Jam setengah delapan, gue langsung keluar dan berangkat kerja.
Hal yang gue khawatirkan tadi ternyata memang gak terjadi. Gak ada yang mengira gue bidadari di negeri atas awan. Iya, memang enggak ada.

Motor mulai melaju dengan kecepatan normal.
Sumpah demi lovato, gue bener-bener kaget.
Ya Allah, ini jalanan atau apa? itu kalimat yang pertama kali gue ucapkan. Jalanan di depan gak terlihat sama sekali. Yang ada hanya asap tebal.
Kanan-kiri jalan yang biasanya banyak rumah, ruko dan hutan, hari ini itu semua gak terlihat sama sekali.
Gue sampe pelan banget bawa motor. Itu juga di pinggir kiri terus. Takut ke tengah.
Tadi juga gue sempat kaget, tiba-tiba nongol mobil kencang dari arah yang berlawanan. Sebelumnya gue gak ngeliat itu mobil dari jauh. Yaiyalah, wong asapnya tebel bukan main.
Bahkan lampu kendaraan juga gak bisa menembus tebalnya kabut asap
Kayak aku, aku yang gak bisa menembus ruang hatimu.
 hestegPrayForRiau

Selama diperjalanan, gue bener-bener takut. Pengen nangis.
Makin hari, asap di kota ini semakin banyak.
Bukan hanya memperpendek jarak pandang, kabut asap juga bikin mata pedih dan sesak nafas.

Heran deh dengan pemerintah.
Pemerintah kemana sih? Kenapa lambat menangani permasalahan yang seperti ini?

Sebenernya kabut asap ini terjadi karena ulah orang-orang yang serakah. Membuka lahan baru untuk berbisnis dengan cara membakar hutan. Gak bertanggung jawab banget. Karena keserakahannya itu, masyarakat lah yang menjadi korban atas dampak yang ditimbulkan. Seperti ini, kabut asap. Yang baunya menyengat, membuat sesak nafas juga mata pedih. Apalagi pas ngeliat mantan jalan sama pacar barunya. Mata makin pedih coy.
Karena kabut asap ini, penerbangan banyak yang harus dibatalkan. Sekolah juga diliburkan.
Ulah siapa?
Ya itu, ulah manusia-manusia yang tamak. Minta di sunat banget deh tu orang.
Harusnya manusia-manusia yang membakar hutan secara sengaja itu harus dipenjarakan. Gimana enggak, banyak sekali aktivitas masyarakat yang terganggu dengan adanya kabut asap itu.
Bukan hanya itu, penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan) juga sudah menjangkit luas pada masyarakat. Kemarin gue sempat baca berita, berita itu menyatakan bahwa sudah ada 9.386 orang yang menderita penyakit terdampak asap.
Ya Allah :(

Mungkin masih banyak yang bingung, kenapa asap yang membakar lahan sebanyak 3.043 hektar itu gak hilang-hilang.
Lahan di Riau ini memiliki jenis tanah gambut. Pada umumnya tanah gambut ini mempunyai ketebalan hingga kedalaman 20 meter. Jadi, meskipun api yang membakar lahan sudah terlihat mati, tanah gambut yang memiliki kedalaman 20 meter itu masih menyimpan bara api yang terus merambat.
Dan bara api itulah yang menimbulkan asap sedemikian tebal hingga sampai ke kota tetangga, Medan.

Hastagah, kok ketikan gue lurus yak.

Oke, serius.

Dan karena lahan gambut itu jugalah, tim Satgas sulit memadamkan api yang masih menyala di bawah tanah.
Trus, aku kudu piye?
Menghirup dan menikmati asap. Yeay!

Miris sekali.

Bahkan, sudah banyak media yang mengatakan bahwa kota Pekanbaru sudah tidak layak huni.
Abang Zayn, bawa aku ke London Utara sekarang. Pekanbaru banyak kabut asap, huhuu.



Indeks Standar Pencemar Udara di Pekanbaru,
sudah menerangkan bahwa udara Pekanbaru sudah masuk ke zona bahaya.
                                   


Semoga pemerintah cepat menangani permasalahan ini. Kasian anak-anak sekolah, ketinggalan pelajaran.
Kasian para pedagang, aktifitasnya jadi terganggu. Belum lagi para orangtua juga lansia yang harus menerima dampak buruk kesehatan dari kabut asap ini.

Sangat disayangkan atas gerakan pemerintah yang lambat dan bahkan sampai detik ini sama sekali enggak ada upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah ini.
Pemerintah kemana?
Bobo imut ya?

Jangan heran, karena mungkin suatu hari gue bakal bertanya,
  '' Matahari itu seperti apa ya? ''



You May Also Like

64 comments

  1. Kakak uwam tiati nsek motornyah, betewe bner juga ni di berita sedang santer bgt berita asap riau..gws deh buat riau...

    Sini lan hijrah k jawa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee iya mba Nita :)) harus ekstra hati-hati bawa motor di jalanan.
      Berita udah menyebar luas, tapi belum ada penanganan sampe sekarang. Huhuu

      Iya mba, otewe nih.
      Lima menit lagi sampe ya

      Delete
  2. Di rumah punya kaca, nggak?
    Coba ngaca, deh.

    Seperti itu lah matahari.
    Kamu lah matahari hatiku yang dulu gelap.

    Cuma bisa kasih saran. Coba lu kawinin motor lu sama vakum cleaner. Nanti motor lu bisa multifungsi.
    Selain sebagai kendaraan bermotor. Motor lu bisa juga buat sedot asap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti gue panas dong?
      Hahaaaa

      Lu aja gih, kawin sama motor gue. Lu sebagai vacum cleaner yang menyedot asap. :D haaha

      Delete
    2. Iya, lu memang panas. Itumu hot dan sexy. :p

      Kalau gue kawinin yang punya motornya, bagaimana?

      Delete
    3. Itumu apaan hei?

      Hahaaa ciee ngajak-ngajak kawin ciee :D

      Delete
  3. Memang peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk perkara ini, mengingat sudah banyak kejadian serupa, alangkah baiknya ada pembinaan agar warga lebih pintar untuk mengola tanah syurga ini.

    #save Riau

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas Awan. Sayangnya belom ada upaya pemerintah sampai skrg

      Delete
    2. cie mas awan dibilang sayang.prikitiiiiwwww

      Delete
    3. mbak wulan dari paragraf awal sebut-sebut nama kamu loh wan, tapi dia mah pasti ngelaknya itu awan dilangit

      Delete
    4. AHAHAHAHA HASTAGAH :D

      Bukan sayang yang itu mas, beda lagi .

      Hahahaaa wah mas Hendri gosipin yang enggak nih

      Delete
    5. ya mas hendri kami belum sayang-sayangan kok. jangan cemburu yaaa :)

      terus untuk apa atuh punya pemerintah yyaaa kalau begitu mah? heuheu

      Delete
    6. iyah wan aku mah engga akan cemburu, soalnya pertama saya sudah mempunyai bini, kedua saya gamau ada cinta persegi panjang antara blogger :)

      Delete
  4. Semoga saja masalah kabut asap bisa langsung diatasi pemerintah

    ReplyDelete
  5. Sing sabar Ndo. Pemerintahnya lagi sibuk wara wiri. DPRnya lagi sibuk jalan-jalan, rakyat cuma berjuang sendiri, lho, malah curhat....!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas Hendra.
      Pemerintahnya lagi wara-wiri sampe gak tau dengan keadaan negaranya sendiri

      Delete
  6. Masa iya seorang wulan rahayu menjadi kepala keluarga kan yang menjadi kepala keluarga itu laki-laki cuyyyy :D

    ReplyDelete
  7. wah... kacau emang ini udara di sumatera. di jambi katanya juga parah. amit-amit deh... jangan sampai orang pekan baru lupa sama bentuk matahari karena kelamaan ketutup asap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, memang Jambi yang menjadi sumber timbulnya asap. Lahan di Jambi Jev.
      Hahaa, sekarang aja gue udah lupa gimana bentuk matahari -_-

      Delete
    2. begini... matahari itu bulat... besarnya katanya 10 juta kali bumi atau berapa juta kali bumi. dia merupakan bintang yang letaknya sangat jauh dari bumi. matahari berguna sebagai pengering jemuran.

      Delete
  8. Di Jambi juga kabut sangat tebal, sangat berbahaya keluar tanpa masker, contoh saya nih mbak tadi keluar lupa nggak bawa masker, adanya debu masuk ke mulut hehehe. matahari masih mau keluar sekitar pukul 9 pagi, biasanya jam 6 pagi bisa melihat sang mentari kini antri ma Asap :(. semoga Asap segera berlalu ya mbak,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba Amri, wah bahaya kalo keluar tanpa masker. Bikin sakit tenggorokan asapnya ya mba.

      Mataharinya kadang muncul, kadang enggak mba. Asapnya terlalu tebal :(
      Iya mba, amin

      Delete
  9. sama halnya di kalsel tepatnya kotaku banjarbaru juga merindukan sinar mentari pagi dengan udara yang sejuk.
    semoga pemerintah cepat tanggap,gak hanya bagi2 masker doang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah di Kalsel begitu juga ya.
      Iya, kangen dengan udara sejuk :(

      Iya bener mas, moga cepat bertindak ya

      Delete
  10. Ya Allah. Sedih juga ya bacanya. :')
    Gue malah baru tahu kalo itu akibat orang yang membakar hutan asapnya. Gue kira karena apa. Baru punya kuota lagi jadi ketinggalan berita banyak, kan. :(

    Semoga cepet normal lagi ya, Lan. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi gue yang di sini Yog, makin sedih. Pengen hijrah aja rasanya :(

      Iya, karena pembukaan lahan dgn membaka hutan.
      Hehee

      Amin. Semoga aja ya Yog.
      tengkiyuu yaa

      Delete
    2. Membuka lahan, tapi malah merugikan orang lain. Banyak pula. Manusia makin kacau, ya. :/

      Delete
    3. Iya Yog, memang begitu manusia yang rakus. Mementingkan diri sendiri :(

      Delete
  11. Asapnya juga sampai ke kota medan, Pagi dan sore tampak jelas kali asapnya

    ReplyDelete
  12. ya ampun, bener-bener gak bertanggung jawab banget yaa, cuman mementingkan diri sendiri tanpa mementingkan dampak apa yang akan terjadi..

    semoga cepet hilang yaaa asapnya.. amiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba Dewi. Harusnya di kasih sanksi tuh orang-orang

      Amin. terimakasih ya mba :))

      Delete
  13. Semoga keadaan cepat kembali normal

    ReplyDelete
  14. Not sure if Pekanbaru or Silent hill :')

    Btw aku baru tahu kalau kamu orang pekanbaru, aku juga orang pekanbaru loh padahal -___-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silent hill, maybe :(

      Hahahaa
      lah jadi kita sama-sama orang Pekanbaru ya.

      Delete
  15. mbak gatau matahari??tapi mbak tau kan kalo aku selalu menerangi hari-hari mbak?heuheu
    maaf saya jadi lupa bini dirumah, yah memang lah mbak pemerintahan kita itu masih amburadul, coba aja ada pemimpin kaya soekarno mungkin sudah bisa merdeka kali yah, pemimpin jaman sekarang mah kan gatau gimana pedihnya dulu waktu sebelum merdeka. dipekan baru sana memang suka ada kebakaran hutan ya mbak, saya juga waktu itu mau nonton persib ke pekan baru eh malah kabut berbahaya, akhirnya diundur dan saya pulang lagi deh ke tasikmalaya, niatnya sih mau ambil air segalon tapi kata presiden air segitu mah ga ngaruh yah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaaa ingat orang rumah mas :D

      Iya mas, di Riau memang sering kejadian seperti ini. Tapi enggak pernah ditangani. Huhuu :(
      Hahaa air segalon mah gak ngaruh mas :D

      Delete
  16. Maka'a hidup disini mba enak ga ada asap, pagi" masih sejuk
    ekh tapi disana yang suka ngerokok jadi gratis yah mba, tinggal mangap bisa ngerokok wkwkwkw :D

    Kiriman'a mana nih udah lewat tanggal 5 belum sampe juga :D
    #Nagih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaa iya mas. Pengen hijrah aja rasanya. :(

      Iya mas, semua masyarakat bisa merokok. Keren. Hebat. Mantap.

      Hahaaa enggak bisa ngirim mas. Jalanan tertutup asap

      Delete
    2. Hijrah mba ke Jepang enak tuh :D

      Hahaha hemat-hemat yah orang Pekanbaru, bisa ngerokok gratis :D

      Alesan nih, JNE masih bisa kok, mau hujan badai juga JNE kirim kok. kalo antar pacar gerimis dikit aja gmau hahaha :D

      Delete
  17. semoga cepet normal kembali yaa mba :)
    kasian sama yang tinggal disana, gak bisa beraktifitas seperti biasa :')

    ReplyDelete
  18. hhmmmmsebenarnya itu menguntungkan perokok di riau sana, gak usah beli rokok tinggal ngisap asap itu aja biar seklian cepet

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaaa, bahkan yang gak bisa merokok sekarang bisa merokok Man,

      cepet dipanggil yak? hahaa

      Delete
  19. Hmm... ya inilah yang harus jadi tugas pemerintah. Mereka harus bisa mengontrol lingkungan dgn cara gak membiarkan penebangan hutan seenaknya. Maka dari itu, penting memilih pemerintah yang bertanggung jawab dan benar2 kerja, bukan yg cuma baik di media. :)

    Mungkin ini juga teguran dari Allah buat orang2 Indonesia. Ada sesuatu yg harus lebih diperhatikan lagi..

    #SeriusBangetGakSihGua?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas Tata, setuju.
      Harus bener-bener lebih hati-hati dalam memilih pemimpin negara ya. Enggak cuma yg 'keliatannya' baik doang, percuma di tipi sok-sok baik, mendekatkan diri ke masyarakat, tapi pas kejadian kayak gini malah gak berbuat apa-apa :(

      Iya bener mas Tata. :))

      Hahaaa serius bingits :D

      Delete
  20. Lo di mana sih Wulan? Riau katanya tahun ini terparah ya dibanding yang kemaren-kemaren? Temen-temen gue lagi coba bantu ke sana nih. Emang susah kalo gambut. Hmmmm.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di sini bang,
      Iya, enggak kayak tahun kemarin. Tahun ini lebih parah bang :(

      Wah, ada yang bantu madamkan ya bang. Salam untuk teman-temannya ya bang. Yang ganteng. Hahaa

      Iya bang, itu dia masalahnya. Lahan gambut, susah. :(

      Delete
  21. Owalah mbk orang pekanbaru ternyata, terkena asapny juga yah?semoga cepat berlalu asapnya yah...

    ReplyDelete
  22. Semoga cepet ilang deh kabutnya, Lan. Vino gak bisa apa-apa selain berdoa.

    Eh iya, baru tahu kepanjangan ISPA, haha. wulankadek.blogspot.co.id emang mengandung banyak informasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Vino. Kamu komen di sini aja aku udah seneng. Apalagi kamu berdoa untuk Pekanbaru :D

      Hahhaaa gak usah muji Vin.
      GAK USAAAHH

      Delete
  23. Ooohh, kak Wulan dari Pekanbaru? Barutau aku.. Emg ya, Riau sering bgt kena asep gini ya?
    Parah ya, gara2 org yg serakah malah nyusahin masyarakat banyak-__- Itu yg kena pnyakt ISPA jg udh bnyak banget, kan parah-_- Mana yg bakar hutannya blm ketauan pulaa..
    Sklah trganggu, blm lg pedagang bnyak yg rugi...

    Itu serem banget kak, jalanannya sih sepi, tp kalo gak keliatan jg percuma._. Mobil dari arah berlawanan?? MasyaAllah....

    Yaudah yuk, hijrah ke Bekasi aja kak.. Etapi Bekasi panas, jangan deng._.v
    Jaga kesehatan ya kak, jgn lupa pake masker kemana2..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dik Lulu. Dari Pekanbaru. Dua tahun belakangan ini sering.
      Iya bener, karena serakah :(
      Banyak banget yg udah terinfeksi gejala ISPA dik. -_-

      Iya dik Lulu. Harus ekstra hati-hati kalau bawa kendaraan. Lampu kendaraan juga susah dilihat dalam kondisi asap begitu

      Hehee enggak papa panas dik, daripada berasap :(

      Iya dik Lulu :)) perhatian banget kamuu :*
      Terimakasih sayang :)

      Delete
  24. Astagfirullah, iya coba, kak. Papa aku juga sometimes mikirin nenek aku yang di Jambi. Gile ya, asepnya nyampe nyebar hampir seluruh Sumatera.
    Btw, emang tempat kerjanya nggak diliburin? Ih, takut da. Liat indeks standarnya. Itu dikit lagi mau bahaya. Hati-hati selalu buat kakak dan keluarga! Kita sama-sama berdoa aja, semua diturunin hujan seluruh Indonesia. Kasian nih, pada kekeringan. Asep udah meluas banget. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Loh nenek Riska di Jambi ya? Jambi paling parah loh dik.
      Semoga nenek kamu baik-baik aja ya. Kasihan dengan orangtua dalam keadaan begini. :(

      Enggak dik. Yang diliburin cuma sekolahan aja.
      Sudah bahaya itu dik. Serem ya.
      Iya dik Riska, amin. Terimakasih banyak ya :)) :*

      Delete

Komentarnya ditunggu kakak~