Terlalu Hemat
Gue termasuk anak yang boros. Gue nggak bisa lihat nasi
padang lama-lama begitu saja di etalase. Kasihan. Nasi padangnya minta dimakan
banget.
Gue boros untuk hal yang berbau makanan. Untuk baju, tas dan sepatu mah boro-boro. Yang penting makan, makan dan makan.
Besok-besok kalo gue jadi caleg, gue mau bikin slogan 3M. Makan, makan dan makan. Okesip.
Tenang aja. Kalo gue jadi DPR, gue nggak bakal tidur di sidang paripurna kok. Gue hanya bakalan tidur di pundak dan dada bidang kamu. Eheheew
Gue boros untuk hal yang berbau makanan. Untuk baju, tas dan sepatu mah boro-boro. Yang penting makan, makan dan makan.
Besok-besok kalo gue jadi caleg, gue mau bikin slogan 3M. Makan, makan dan makan. Okesip.
Tenang aja. Kalo gue jadi DPR, gue nggak bakal tidur di sidang paripurna kok. Gue hanya bakalan tidur di pundak dan dada bidang kamu. Eheheew
Gue memang boros untuk hal-hal makanan, tapi bukan berarti
gue pecinta makan makanan berat. Cukup rindu aku ke kamu aja yang berat, makanan
nggak usah.
Gue boros untuk makanan yang berupa cemilan. Gue bisa-bisanya bangun tengah malam hanya untuk duduk di pinggir tempat tidur, membuka cemilan dan mengunyahnya dengan penuh khidmat.
Gue selalu salut dengan orang yang menerapakan prinsip hemat di hidupnya. Menyisihkan uang bulanan untuk disimpan, membuat tabungan harian kecil, dan berbagai macam cara berhemat dan menabung lainnya.
Memang bener ya, Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan dan saling melengkapi.
Kalimat itu yang ada di pikiran gue di tahun 2012 silam. Ketika itu gue memiiki pacar yang super hemat. Sementara gue anaknya boros.
Saling melengkapi, right?
Gue boros untuk makanan yang berupa cemilan. Gue bisa-bisanya bangun tengah malam hanya untuk duduk di pinggir tempat tidur, membuka cemilan dan mengunyahnya dengan penuh khidmat.
Gue selalu salut dengan orang yang menerapakan prinsip hemat di hidupnya. Menyisihkan uang bulanan untuk disimpan, membuat tabungan harian kecil, dan berbagai macam cara berhemat dan menabung lainnya.
Memang bener ya, Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan dan saling melengkapi.
Kalimat itu yang ada di pikiran gue di tahun 2012 silam. Ketika itu gue memiiki pacar yang super hemat. Sementara gue anaknya boros.
Saling melengkapi, right?
Saat itu gue masih
duduk di semester awal kelas satu SMK. Gue mengenal dekat seorang lelaki yang
usianya lebih tua 3 tahun daripada gue. Ketika itu dia sudah bekerja sebagai
karyawan di salah satu perusahaan.
Namanya Deni.
Serius. Ini bukan nama samaran.
Sampai pada suatu hari, Deni mengajak gue untuk menghadiri undangan pernikahan temannya. Mengingat lokasi undangan yang cukup jauh karena menempuh perjalanan satu jam lebih, Deni meminta izin kepada Ayah dan Ibu untuk membawa gue satu harian.
Ayah dan Ibu mengizinkan.
Sekitar jam 10 pagi, gue dan Deni berangkat dengan riang gembira. Sesaat sebelum pergi, gue yang mendadak kehausan berkata kepada Deni, ‘’ Aku haus. Berhenti cari minum dulu dong. ‘’
Deni memberhentikan motornya dan mendekat ke sebuah warung kecil. Gue cukup tercengang saat Deni menghampiri gue dengan menyodorkan minuman frutang.
Oke nggak papa. Gue pun langsung meminum habis minuman itu. Perjalanan kembali dilanjutkan.
Sesampainya di tempat undangan, seperti orang pada umumnya, gue dan Deni langsung menuju pada bagian makanan yang terhidang. Tadinya gue pengen gantiin mempelai wanitanya di atas pelaminan, tapi nggak jadi. Mending gue gantiin pas malam pertamanya aja. Enak.
Makanannya. Makanannya di sana enak-enak.
Setelah selesai makan, menyalami kedua mempelai, gue dan Deni memutuskan untuk mencari mesjid terdekat. Di sana kami solat dan berdoa dengan penuh khusyuk. Terutama gue, gue berdoa supaya nanti nggak dikasih minuman frutang lagi. Seret euy.
Jam menunjukkan pukul tiga sore. Deni mengajak gue ke salah satu mall yang ada di daerah tersebut. Motor yang Deni kendarai berhenti di pinggir jalan dan di luar area mall.
‘’ Kok kita parkir di sini? ‘’ tanya gue heran. Melihatnya melepaskan helm dan mematikan motor, gue juga turut turun dari motor.
‘’ Iya, kita parkir di sini aja ya. Kalau masuk nanti kena biaya parkir. ‘’
Sore itu, dengan cuaca yang cukup panas dan membuat badan gerah, gue dan Deni berjalan kaki menuju pintu masuk mall. Jarak yang terbilang cukup jauh dari posisi parkir motor yang di tepi jalan.
Sepertinya Deni sedang menerapkan GISDH. Gerakan Indonesia Sehat dan Dompet Hemat.
Sesampainya di dalam mall, gue dan Deni berjalan mengitari segala penjuru mall. Dari lantai dasar sampai lantai paling atas. Dari kiri ke kanan. Dari masuk sampai keluar lagi dari toko buku. Dari cleaning service ganti shift satu sampai ganti ke shift lima.
Gue dan Deni tetap berjalan dengan langkah yang pasti. Langkahnya doang yang pasti, tujuannya nggak pasti. YHA.
Namanya Deni.
Serius. Ini bukan nama samaran.
Sampai pada suatu hari, Deni mengajak gue untuk menghadiri undangan pernikahan temannya. Mengingat lokasi undangan yang cukup jauh karena menempuh perjalanan satu jam lebih, Deni meminta izin kepada Ayah dan Ibu untuk membawa gue satu harian.
Ayah dan Ibu mengizinkan.
Sekitar jam 10 pagi, gue dan Deni berangkat dengan riang gembira. Sesaat sebelum pergi, gue yang mendadak kehausan berkata kepada Deni, ‘’ Aku haus. Berhenti cari minum dulu dong. ‘’
Deni memberhentikan motornya dan mendekat ke sebuah warung kecil. Gue cukup tercengang saat Deni menghampiri gue dengan menyodorkan minuman frutang.
Oke nggak papa. Gue pun langsung meminum habis minuman itu. Perjalanan kembali dilanjutkan.
Sesampainya di tempat undangan, seperti orang pada umumnya, gue dan Deni langsung menuju pada bagian makanan yang terhidang. Tadinya gue pengen gantiin mempelai wanitanya di atas pelaminan, tapi nggak jadi. Mending gue gantiin pas malam pertamanya aja. Enak.
Makanannya. Makanannya di sana enak-enak.
Setelah selesai makan, menyalami kedua mempelai, gue dan Deni memutuskan untuk mencari mesjid terdekat. Di sana kami solat dan berdoa dengan penuh khusyuk. Terutama gue, gue berdoa supaya nanti nggak dikasih minuman frutang lagi. Seret euy.
Jam menunjukkan pukul tiga sore. Deni mengajak gue ke salah satu mall yang ada di daerah tersebut. Motor yang Deni kendarai berhenti di pinggir jalan dan di luar area mall.
‘’ Kok kita parkir di sini? ‘’ tanya gue heran. Melihatnya melepaskan helm dan mematikan motor, gue juga turut turun dari motor.
‘’ Iya, kita parkir di sini aja ya. Kalau masuk nanti kena biaya parkir. ‘’
Sore itu, dengan cuaca yang cukup panas dan membuat badan gerah, gue dan Deni berjalan kaki menuju pintu masuk mall. Jarak yang terbilang cukup jauh dari posisi parkir motor yang di tepi jalan.
Sepertinya Deni sedang menerapkan GISDH. Gerakan Indonesia Sehat dan Dompet Hemat.
Sesampainya di dalam mall, gue dan Deni berjalan mengitari segala penjuru mall. Dari lantai dasar sampai lantai paling atas. Dari kiri ke kanan. Dari masuk sampai keluar lagi dari toko buku. Dari cleaning service ganti shift satu sampai ganti ke shift lima.
Gue dan Deni tetap berjalan dengan langkah yang pasti. Langkahnya doang yang pasti, tujuannya nggak pasti. YHA.
Selama berjalan mengitari mall, gue selalu tertinggal di
belakang dari Deni. Deni jalannya cepet banget. Lebih cepet dari usia hubungan
lu sama dia yang tiba-tiba kandas. Cepet deh pokoknya. Sementara gue selalu
celingukan di belakang. Diantara kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.
Pribahasa yang tepat untuk gue yang kebingungan ketika itu adalah, bagai anak ayam kehilangan om-omnya.
Saat itu gue masih pacaran dengan malu-malu. Pegangan tangan aja malu. Jadi maklum aja kalo gue sering ketinggalan jalan di belakang Deni.
Pribahasa yang tepat untuk gue yang kebingungan ketika itu adalah, bagai anak ayam kehilangan om-omnya.
Saat itu gue masih pacaran dengan malu-malu. Pegangan tangan aja malu. Jadi maklum aja kalo gue sering ketinggalan jalan di belakang Deni.
Kegiatan mengitari mall yang dimulai dari pukul tiga itu akhirnya selesai saat jarum jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Gila. 4,5 jam gue dan Deni jalan keliling mall tanpa tujuan yang jelas.
4,5 JAM GAESSS??
Saat itu gue ngerasa jadi peserta jalan sehat di
tujuhbelasan.
Jangankan membeli sebiji barang, makan juga enggak.
Jangankan makan, ditawarin juga kagak.
Gue mendadak lemes dengan perut yang meminta diisi saat berjalan keluar dari mall.
Setelah sampai di motor, gue dan Deni langsung memutuskan untuk pulang ke rumah. Takut pulang kemalaman. Eh tapi memang udah malem sih.
Tidak sampai limabelas menit perjalanan, hujan turun dengan derasnya. Deni langsung kelabakan dan mencari tempat untuk berteduh. Malam itu, gue dan Deni berteduh di depan salah satu ruko yang tutup. Tepat di sebelah kami berteduh, seorang bapak tua terlihat juga ikut berteduh ditemani dengan gerobak bakso putihnya.
Wah mantap nih. Hujan-hujan, dingin, makan bakso, bareng pacar lagi, gumam gue ketika itu.
‘’ Kamu mau bakso? ‘’ Deni menoleh ke arah gue. Spontan gue langsung menggeleng sambil berkata tidak mau. Belum sempat gue mengembalikan posisi kepala dari arah gelengan, Deni sudah dulu sampai di depan gerobak bakso.
‘’ Mas, baksonya satu ya. ‘’
Lah si kampret. Mesen bakso sendiri doang. Ini gerakan hemat apalagi sih elah.
Gue mendadak lemes dengan perut yang meminta diisi saat berjalan keluar dari mall.
Setelah sampai di motor, gue dan Deni langsung memutuskan untuk pulang ke rumah. Takut pulang kemalaman. Eh tapi memang udah malem sih.
Tidak sampai limabelas menit perjalanan, hujan turun dengan derasnya. Deni langsung kelabakan dan mencari tempat untuk berteduh. Malam itu, gue dan Deni berteduh di depan salah satu ruko yang tutup. Tepat di sebelah kami berteduh, seorang bapak tua terlihat juga ikut berteduh ditemani dengan gerobak bakso putihnya.
Wah mantap nih. Hujan-hujan, dingin, makan bakso, bareng pacar lagi, gumam gue ketika itu.
‘’ Kamu mau bakso? ‘’ Deni menoleh ke arah gue. Spontan gue langsung menggeleng sambil berkata tidak mau. Belum sempat gue mengembalikan posisi kepala dari arah gelengan, Deni sudah dulu sampai di depan gerobak bakso.
‘’ Mas, baksonya satu ya. ‘’
Lah si kampret. Mesen bakso sendiri doang. Ini gerakan hemat apalagi sih elah.
Buat cowo-cowo di luar sana, percayalah. Jawaban pertama yang terlontar dari mulut cewe bukanlah jawaban yang sebenarnya. Dengan kata lain, jawaban yang sebenarnya adalah kebalikan dari jawaban pertama.
Jadi jawaban gue yang sebenernya saat ditawarin Deni untuk memakan bakso adalah, YA GUE MAU BANGETLAH GILAAK. UJAN UJAN GINI MAKAN BAKSO. ENAK BANGET. SIAPA YANG NOLAK
Ngerti dong. Tadi kan gue malu-malu gitu pas ditawarin. Coba
aja ada tawaran kedua, pasti gue bakal ngangguk.
Malam itu, di bawah ruko dengan suasana yang dingin serta hujan yang deras, sambil menenteng helm dan jaket, gue berdiri lemes menatap Deni yang tampak begitu menikmati baksonya.
Miris.
Setelah perut Deni kenyang dan gue masih dengan keadaan lapar, kita kembali menunggu hujan reda. Gue melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Jam setengah sembilan. Sepertinya kali ini gue harus pulang larut malam.
Setelah hujan reda, gue dan Deni kembali melanjutkan perjalanan. Selama di perjalanan, badan gue bener-bener lemes. Muka gue yang tadinya kusut jadi acak adut tak menentu. Gue yang tadinya masih bertenaga kuat dan ceria sekarang jadi lemah tak bergairah.
Semua gara-gara bakso.
Beberapa jam kemudian, gue dan Deni tiba di rumah gue. Gue
mempersilahkan lelaki itu masuk dan menyuguhinya dengan teh hangat.
‘’ Eh Deni, diminum tehnya ya. Mumpung masih hangat,’’ ujar Ibu sambil ikut duduk dan gabung di sebelah gue.
‘’ Lan, ajak dulu nih Mas Deni makan. ‘’
Malam itu gue makan bersama Deni. Sesekali gue menoleh ke Deni, gue heran. Gue yang kelaparan belom makan dari tadi, gue yang kedinginan, kenapa dia yang makannya lahap?? -_-
Sebulan setelah itu gue memilih untuk mengakhiri hubungan gue dengan Deni. Menurut gue, hidupnya terlalu hemat. Bahkan untuk parkir dua ribu rupiah juga terlalu hemat.
‘’ Eh Deni, diminum tehnya ya. Mumpung masih hangat,’’ ujar Ibu sambil ikut duduk dan gabung di sebelah gue.
‘’ Lan, ajak dulu nih Mas Deni makan. ‘’
Malam itu gue makan bersama Deni. Sesekali gue menoleh ke Deni, gue heran. Gue yang kelaparan belom makan dari tadi, gue yang kedinginan, kenapa dia yang makannya lahap?? -_-
Sebulan setelah itu gue memilih untuk mengakhiri hubungan gue dengan Deni. Menurut gue, hidupnya terlalu hemat. Bahkan untuk parkir dua ribu rupiah juga terlalu hemat.
Sebenernya hemat itu yang seperti apa?
36 comments
Nggak bisa nahan nih mulut kalau liat banyak makanan enak banyak bawaanya pengen di makan apalagi kalau main ke mall-mall gitu duh jadi laper kan dompet ama perutnya. Duh samaan Wulan hahaha.
ReplyDeleteSelalu gagal pertamax
ReplyDeleteKalo itu sih sebenarnya bukan hemat ya, lebih ke pelit, medit. Orang pelit itu, buat dirinya sendiri aja susah, apalagi buat orang lain.
ReplyDeleteHemat itu ya pengeluaran tetep ada tapi dengan perhitungan yang matang.
Kalo saya pribadi, kalo urusan perut nomor wahid Bung Wulan!! Mending nggak beli barang, ketimbang nggak nyoba beli makanan, hehehe... Saya sepakat deh, urusan baju dlsb belakangan, yang penting makan, makan dan makan.
BTW, tau darimana kalo malam pertama enak, kan belum ngerasain, padahal mah bukan malam pertama aja yang enak, tapi setiap malam-malam hahahahahahahahaahaha
Si denden patut dicontoh nih buat yg pacaran
ReplyDeleteKapan lagi ngajak jalan pacar trus makan angin
Engga beda jauh sama abang
Keren dah pokoknya
Si denden itu ke mall bukan tanpa tujuan
Tapi dia bingung mw ngapain di mall
Akhirnya mutusin buat jalan2 keliling mall sambil makan angin
Dan kebetulan si deni engga terlalu kenyang makan angin dy jadinya beli bakso
Sendirian
Itu kenapa dia makan bakso sendirian? Karena dia tw kalo ceweknya udah kenyang
Makan angin
Deni segitu kejamnya. Masa cewek dibiarin kedinginan, ngeliatin dia makan bakso sendirian. Kejaaaaam. Laporin abang-abangnya tadi mah, biar disirem kuah. Lho, malah gue yang kesel.
ReplyDeleteBtw, kalo hemat yang gue lakukan di sekolah nyari-nyari botol aqua yang masih nyisa, terus gue kumpulin ke dalem botol deh. Biar dingin ditaro di bawah AC. Muahahaha. Udah pernah di-post di blog juga. Ehm, promosi alus. :))
Ini ngomongin mantan dengan nama yang sebenarnya, udah dapat ijin belum?
ReplyDeleteDeni hemat banget. Maunya ditanya dulu kok bisa hemat gitu. Siapa tau duitnya buat dibeliin cincin buat lamaran. Tapi gak mungkin juga sih. Boro boro cincin, bayar parkir aja gak mau.
Kalau gue jadi Deni, pas nawarin bakso, terus lo nya geleng geleng, gue juga pasti mikir berarti lo emang gak mau. Gak gue beliin. Tapi gak makan sendiri juga kaliii!! Mending gausah beli, biar sama sama laper. Parah nih Deny.
Kayaknya kamu bener2 dendam banget ya sama Deni, sampe di post ini namanya nggak disamarin. Bahahaha semoga Deni baca ini Lan.
ReplyDeleteMungkin Deni anak kost, kamu yang pengertian dong. Jangankan beliin kamu bakso, makan sehari2 aja masih ketolong sama puasa senin-kamis kok. :D
Salah kamu juga ditawarin masih ngandelin gengsi. Coba kalo kamu ngangguk.
Ya belum tentu dibayarin sih, siapa tau malah kamu yang ngebayarin.
"Saat itu gue masih pacaran dengan malu-malu"
Jadi sekarang kamu kalo pacaran bringas ya lan ?? OO
wanjir sehemat itu dia lan, mungkin dulu punya niat buat nikahin kamu, mangkanya uang hasil kerjanya jarang dihambur-hambur.. buat beli 2 mangkok baso haha.
ReplyDeleteudah ketebak nih endingnya, pasti lu gak betah hubungan sama dia. eh bener ya.
yang sekarang gimana, lan ? semoga dia gak setega itu ngebiarin kamu kelaperan pas ujan~
hemat segalanya
ReplyDeleteItu hemat apa pelit lan? Udah gitu gak peka pula hahaha
ReplyDeleteHemat itu menurut aku sih adalah kondisi dimana kita bisa membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang hanya sebatas keinginan. Kebutuhan itu wajib dipenuhi untuk kebaikan diri kita, kalo keinginan itu dipenuhi untuk kesenangan hati kita. Sekiranya jika kebutuhan parkir yang seribu dua ribu aja dia enggan untuk keluar duit, kenapa gak kamu aja yang bayarin parkirnya? Toh cuma parkir doang, apa susahnya bayar 2rb asal simpel dan aman itu motor hahaha Perihal jalan yang terlalu cepat, itu sebenarnya hanya untuk mencegahnya berhenti di tempat tempat yang akan merusak kesehatan dompetnya, ya ampun kalo untuk makan saja dia udah terlalu banyak perhitungan, ya syukur deh jika diputuskan. Sangat wajar, sangat sangat wajar...
Mungkin bukan terlalu hemat, tapi pelit. Mungkin saja~~
Bangke. Very very bangke. Bayar parkir aja berat ya ampuuuuuun. Aku ngakak sekaligus gemes kesel, Lan. Kalau mau ngelakuin Gerakan Indonesia Sehat dan Dompet Hemat itu nggak usah bawa-bawa anak gadis orang dong. Kasihan :(
ReplyDeleteNah iya aku setuju. Jawaban pertama perempuan itu nggak selamanya yang sebenarnya. Masih harus tanya lagi kan. Ah si Deni nggak peka. Masa pacarnya yang habis dibawa ngiterin mall berjam-jam nggak dikasih makan. Sungguh teganya teganya teganya teganya teganya Mas Deni. Cekokin mangkok bakso baru tau. Hhhhhh.
Dulu aku pernah punya pengalaman juga sama cowok 'hemat' kayak gini, Lan. Sempat aku tulis di blog juga, udah lama banget sih. Aku nyebutnya cowok kepiting. Karena sifat perhitungan dan meditnya mirip-mirip sama Tuan Krab. Hahaha. Aku juga ada ceritain mantan pacar kakakku. Dia salah satu cowok kepiting. Aku masih ingat banget dulu dia pernah ngajak aku sama Nanda jalan ke mall. Waktu kami berdua masih SMP. Trus pas mau jajan, kami dikasih uang 50 ribu. Yaudah kami habisin deh. Eh sampe rumah, mantan kakakku itu nanya sama kakakku, "Uang 50 ribu ku ada angsulnya kah?" What the helll. Menurutku perhitungan gitu sih dia :(
Soal yang boros di makanan, aku juga gitu, Lan. Cuman pas lagi sedih aja. Kalau sedih, aku biasanya pengen ngemil mulu. Nah kebanyakan aku borosnya di baju atau nonton. Dulu pernah tiga hari belain nggak makan di sekolah karena uang jajannya disimpan buat nonton. Huhu. Pantesan aja badanku kurus. Isinya kentut sama rindu aja :(
Gue hanya bakalan tidur di pundak dan dada bidang kamu what??? Gue juga mau nih muehehehe
ReplyDeleteTar dulu tar dulu gue agak bingung nih sebenernua deni itu hemat atau pelit? Duh harus diluruskan ini please.
Lagian deni gak ada basa basinya banget sama ceweknya, duh untung bukan pacar gue, bisa gue putusin di tengah kuburan tuh Hahaha
Kenapa di tengah kuburan? Entahlah
Btw salam kenal kembali rahayu
Ya salam itu mah KIKIR SUMPAH!! Ya Allah buat beli minuman aja kamu cuma dikasih frutang doang?? Nanti kalo seserahan kamu mau dibawain apaan? Kutang?!
ReplyDeleteUntung kamu udah putus yah, hiiyh udah irit enggak peka pula! Bisa-bisanya dia makan bakso dengan lahapnya diatas kelaparan seseorang
sayang sekali yah sudah di akhiri.
ReplyDeletemungkin Deni ingin berhemat uang.
supaya tersisi uang agar bisa ke warnet main DOTA 2 dan beli kouta inet main COC di hp.
MANA YANG NAMANYA DENI, BERANI2NYA MEMPERLAKUKAN DEQ WULAN MACEM BEGITU? *SOSOAN GALAK*
ReplyDeleteHallo, Deni dimanapun kamu berada - yang entah hemat atau pelit atau gak peduliaan. Kamu kayanya lebih baik pergi sendiri deh lain kali. Karena kamu hanya mementingkan diri sendiri.
Ttd : Fasya.
*apelu liat-liat Den*
kalo boros makan mah gpp sob, biar gemuk xixixixi
ReplyDeleteKarena pas kita laper, kita lupas semuanya. Wkwkwk
ReplyDeleteHemat itu, ketika kita hanya memberi sedikit senyuman ke orang lain. Tapi untuk orang yang kita suka kita memberi bukan senyuman lagi, tapi gigi. Sampe kering. *lah apa ini*.
Hemat itu ya, kita bisa nyisihin sedikit uang yang kita punya. Untuk membeli apa yang kita suka nanti. Kalo gue sih cara berhematnya cuma nyimpen uang di dalem jok motor yang ada di parkiran. Jadi nanti pas disekolah, gue gak bisa jajan. Soalnya, kalo udah ada uang dikantong itu, gak bisa ditahan lagi. Wkwkwk
itumah pelit lan, bukan hemat. :|
ReplyDeleteKalo aku biasnaya sama temen-temen gitu kalo lagi ramean, kalo laper ya ngomong sebena-benarnya, nantyi ada satu koordinator yang menanyakan apakah kami lagi pada banyak duit atau tidak, dan mencari solusi makanan apa yang cocok dengan kondisi kami sekarang.
Kalo cara berhemat, jujur gue susah alias gak tau gimana caranya untungnya gua anaknya jarang suka ngemil gitu, kadang males aja. Pokoknya ya kalo mau hemat itu dirumah aja, jangan jalan-jalan, ntar laper mata dan laper dompet.
lah gila beli bakso sendiri pacarnya gak dikasih... wahahah kasihan parkir aja gak mau, mending jalan kaki lebih hemat kayaknya hahah.
ReplyDeleteGatau kenapa baca postingan ini malah bikin ketawa. Gila bayar parkir aja gamau, malah milih jalan. Di mall juga cuman jalan aja, se enggaknya makan kek, kalau gitu kan mending main dirumah aja.
ReplyDeleteItu sih bukan hemat tapi pelit. Hahaha
Emang bener ya cewek itu suka malu malu, padahal mau tapi ngaku gamau. Pernah ngalamin sih dan akhirnya nyesel sendiri dan ujung-ujungnya emang nyalahin cowoknya aja yang ga peka. Gatau sebenarnya yang salah siapa, tapi emang begitulah perempuan kwkwkw
Wkwkwk si Deni kurang peka ya, Lan.
ReplyDeleteLagian kamu juga, sih, pake acara nolak begitu huahaha
Yang dimaksud hemat
ReplyDeleteBadan selalu sehat
Punya kemauan pasti dapat
Keuangan tidak cacat
:)
Bhahahahahahaha.
ReplyDeleteRasakan.
Makanya jujur aja kalau lapar.
Cewe gitu, ya, jaim. :p
Atau gengsi. :p
Hahahahhaha.
Tapi, cowonya juga medit banget dah. hahahahaha.
Untuk parkiran saja tidak mau di tempat parkir mall.
Coba motornya hilang. Hahhaahahaha.
Mungkin saat itu juga bisa datang hidayah pada dirinya.
Terus itu Deni, apa makan bakso sendirian?
Anjay baru baca ini. Namanya bikin ngakak :)))))
DeleteUdin bener dek ulan putusin dia
ReplyDeleteBenci banget sama cowok yang pelit, mitamit ngasi minum cumak frutang, ya Alloh...tega
Dimana2 ada aturan (walo ga tertulis) klo mau sukses dapetin hati wanita ya cowok royal dikit lah, duh ikutan cwebel baca si deni
Ahelaaaah, makan tu baso
Sini dek wulan makan bebek sama aku ajaaa
Edaaaaaaaaaasss. Deni keterlaluan sekaleeeee. Itu mah bukan hemat. Tapi membunuh anak perawan orang secara perlahan. Serem. Hiiii. Untung udah putus. Alhamdulillaaaah yaa Laaannss. :')
ReplyDeleteSetuju. Kalo ucapan pertama cewek itu belum tentu yang sebenarnya. Wakakaka. Dalam hal tertentu, sih. Kayak ditawarin sesuatu gitu misalnya. :))
Tapi... yaelah... masa si Deni enggak peka banget, sih? Terus, kok, kamu juga tahan nahan laper gituuu? Harusnya cakar-cakar aja tuh muka Deni.
Hai, Deni. Di mana pun kamu bernapas sekarang. SADARLAH NAAK! SADAAAAR! *sodorin kaos kaki basah*
Duh, maaf, Lan. Jadi ikutan emosi. Wqwq. ._.
Wkwkwkwkwk... Mungkin Deni lagi nabung buat beli rumah lan.
ReplyDeletePasti dia punya alasan beliin km frutang, coba aja liat iklanya di tv keren gitu.
Makanya jangan jaim, kelaparan kan.
Wkwkwkwkwk... Mungkin Deni lagi nabung buat beli rumah lan.
ReplyDeletePasti dia punya alasan beliin km frutang, coba aja liat iklanya di tv keren gitu.
Makanya jangan jaim, kelaparan kan.
Kita samaan, Teteh! Aku juga orang yang lebih baik nggak beli barang daripada beli makanan. Kalo barang mah menurutku cuma hawa nafsu doang. Kalo makanan kan pokok, number one buat perut! -.-
ReplyDeleteEitsssss... Itu sih terlalu hemat banget. Perhitungan. Positive thinking laaa, mungkin lagi krisis duit kali jadi keliatan pelit. :( ye, malah bela Deni -_-
Kalo pas parkir sih aku maklumi. Iya 2rb mah lumayan atuh kak buat anak sekolah mah. Kalo pas bagian mall, sama yang makan bakso, itu ngajak ribut banget! Sekadarnya pas di mall beliin makanan murah apa kek atau minum. Atau pas bakso ada adegan romantis gitu suapin bakso. Heuheu. Sebel aku. Sebel!
Aku juga sebenernya perhitungan tuh kayak Deni tapi kalo jalan sama orang juga tau diri atuh :( alhamdulillah, nggak kayak Deni :(
Untung udah putus ya Teh, kalo nggak, naon nu dirasa coba? Heeu.
Eh bentar, jangan-jangan Deni ada bau-bau batak atau cina, ya? Wah... -.-
Hemat sama pelit beda tipis, btw. :3
kasihan, setidaknya ada pelajaran hidup yang dapat dipetik. bahwa tak selamanya ada kesempatan kedua, begitu pun tawaran bakso untuk kedua kalinya. terlalu hemat itu adalah hal yang baik untuk menghadapi situasi dunia yang konsumtif abis. hmm, gu elebih suka sama anggota DPR yang punya slogan 3 M ketimbang anggota yang tidur saat sidang.
ReplyDeletesuka heran sama orang yang doyan makan tapi ga gemuk2 :(
ReplyDeletesaya makan malam aja perutnya langsung buncit kaya om2
Eng... Itu, yang namanya Deni kok kampret ya? dan kamu sabar banget :' hihihi salut deh.
ReplyDeleteKadang itu juga sih yang bikin aku nggak mau pacaran. Aku kebawa pikiran kalau nggak bisa nyenengin pacar nantinya atau nggak bisa ngertiin pacarnya, kayak si Deni itu. Bukan, bukan karena aku hemat. Tapi karena aku miskin aja *lah wkkw :D
Gue termasuk orang yang boros, tapi kadang hemat juga. Dah pusing gue.. yang pasti hemat itu penting. Kasarnya seakan simulasi nahan hawa nafsu hehe
ReplyDeleteSeneng nya nemu topik ini, saking hopeless nya sama hubungan ga sehat ku, di tengah kerja aku googling apa ya tips nya pacaran sm orang pelit hemat atau perhitungan atau sejenisnya. please advise.. karena aku bingung ya aku kudu gimana selain menemukan wanita bernasib sama dan belajar darinya.
ReplyDeleteAku punya pacar, dan setelah dua bulan sempat putus sebulan, trus baru balikan lagi.
putus karena perhitungannya dia bukan main, alasannya dia miskin dan anak rantau.
padahal hp hits, sepatu hits, action figure, dijabanin klo mahal.
gajinya cukup besar, ga heran bolak balik jkt-tokyo setahun 2-3x.
tapi ngetek dan nangis2 ga terima kalau putus, bikin iba dan sekarang jalanin ulang pun bikin dilemma. ga kuat sama kebiasaan perhitungan dan super hematnya.
makan sehari sekali, narik uang di atm cm 50rb (maks.100rb) alasannya takut kena copet, nonton bioskop klo ada promo buy 1 get 1, ga pernah nonton klo ga promo, bahkan weekday, kecuali aku kudu bayar tiket sendiri. kalo habis belikan makan, di omongin harganya seakan akan mau blg aku uda berkorban segini ribu lho. di dompet jarang ada uang, klo pergi2 selalu ga ready uang, pasti pakai uangku. aku ga pernah minta dibelikan apa-apa, seingetku ya hanya makan di mall atau hawkers pinggir jalan. that’s all.. kalau ada yg pernah dibelikan pulsa, baju, tas, dll ya aku rasa kalian beruntung, aku ga pernah sama sekali sejak pacaran sama ini orang. hal yang paling mengagetkan kejadian hari ini, dia mau setor tunai cuma 40RIBU, katanya biar tabungannya genap. speechless banget.. aku hbs bonusan mau bagi ke adek2ku, dia blg “pacarnya ga dikasi?”..dan umurnya 30 tahun, dia pernah ngeluh mau beli sepatu mahal tp budgetnya ga cukup “coba masih kecil aku uda minta ortuku beliin”..
ya tuhan aku ga tau ini cobaan apa, dapet pacar kyk gini.. apes sekali nasib ku.
maaf cerita panjang, karena ni cowok klo di putusin nangis2 ga terima, lama2 bikin iba, kasian tapi nyebelin banget……:( sedih nya
Wah aku juga gitu mba.. apalagi aku cuman mahasiswi lah yg pendapatan cuman dari ortu.. kalo pacarku ( udah jadi mantan) itu udah kerja dan gajinya lumayan gede lah mba buat yg lulusan sma.. tapi anehnya tiap jalan sama aku tuh dia selalu ngomong bokek2 terus.. dan misalnya ya dia ngajak aku pergi berenang ya tapi yg bayar aku nombokin kekurangan dia.. dia lumayan sihcuman sesekali ngasih kado.. dan neraktir juga cuman bisa diitung pake jari.. sisanya ya kalo ketemuan kadang aku yg bayar.. kadang pernah gitu mba aku makan dikfc cuman 100rb dia yg bayar tapi abis makan dia kayak ngedumel gitu 😂😂😂 kadang kalo mau makan direstoran kayak richise dia maunya bayar sendiri2 terus..gara gara pacaran aku jadi gak bisa menuhin kebutuhan aku sendiri.. kayak aku terlalu royal sama pacar sampe kebutuhan sendiri gak bisa terpenuhi..
DeleteAkhirnya aku udah gak tahan sama keadaan kayak gini.. dibanding aku yg terus2 rugi ngebayarin dia terus dan ngebatin.. akhirnya aku mutusin buat putusin dia.. awalnya sih dia juga gak mau sama kayak cowoknya mba.. tapi karna emang aku kerasin hati aku.. jangan terlalu iba.. hati kita harus keras.. kalo mba udah gak tahan lagi mending putus.. dan kalo bisa jangan kontak dia lagi... aku juga begituu akhirnya pas putus aku kasih tau kesalahan dia apa aja ya pelit ituu dan aku gak bisa beli apapun yg aku mau... ya walopun masih sayang sama dia tapi aku kuatin hati aku mba.. aku mikir sama pacar aja yg perhitungan pelit begituu apalagi nanti jd suami.. makanya aku gak mau sama dia karena kan capek dan gak enak dipelitin.. kalo menurut aku mba kalo mau masih bertahan ya omongin aja sama pacar mba.. kalo mba udah gak tahan.. ya kayak aku mending putusin aja
Ya ampun. SAMA YA KITA.
DeleteAku uda putus setelah aku post comment di blog ini. udah, logika ku yg main skrg. dia mau nangis atau bunuh diri jg bodo amat. Memang ada aja orang yg kyk gini, perhitungan dan ngedumel tiap memberi ke org lain. Setelah putus aku lega banget. Bukan lega karena uda ga bayar-bayari dia, tp lega aja uda ga denger cerita dia yg aneh2. misalnya, ke kosanku naik ubermotor habis cm 5500, tapi minta 500 perak ke aku. katanya uang dia cuma 5000 sm 2000. yaelah kenapa ga kasi itu 7000 ke driver uber sih, katanya si driver ga punya kembalian.. ya ampun. hal-hal speechless yang gak banget itu bikin aku jadi ikut perhitungan ke dia. aku malu banget perna pny pacar kyk gini. dan aku mikir ga mau ngakuin pernah pny pacar dia. hahahahaha. semoga ga ada lagi perempuan yang lepas logika ketika pny pasangan pelit kyk gini ya. amin
Komentarnya ditunggu kakak~