You're the only one |
Tukang parkir.
Tukang parkir adalah makhluk ghaib yang tak kasat mata.
Namun disaat pemilik motor hendak pergi meninggalkan area parkir, makhluk ghaib
itu tiba-tiba memperlihatkan wujudnya dalam bentuk nyata. Emejing!
Pernah nggak sih kalian ngeliat ibu-ibu dengan tampang
sangar, galak, rambutnya diikat satu acakan, ngalungin peluit minjem dari wasit
Timnas, plus rompi ijo-ijo yang kalo keliatan dari jauh selalu bikin gue panik.
Yaiyalah, gue kira itu polisi lagi ngerazia. Ternyata tukang parkir. Ahelah.
Ibu-ibu yang gue jelaskan di atas tadi adalah buibu tukang
parkir.
Setelah gue teliti, ternyata buibu tukang parkir jauh lebih sangar daripada abang-abang tukang parkir. Gue pernah mengendarai motor saat pulang kerja. Dari jauh gue melihat buibu tukang parkir lagi memberi aba-aba kepada pengemudi mobil yang hendak meninggalkan area parkir di salah satu tempat makan. Gue menurunkan kecepatan motor.
Setelah gue teliti, ternyata buibu tukang parkir jauh lebih sangar daripada abang-abang tukang parkir. Gue pernah mengendarai motor saat pulang kerja. Dari jauh gue melihat buibu tukang parkir lagi memberi aba-aba kepada pengemudi mobil yang hendak meninggalkan area parkir di salah satu tempat makan. Gue menurunkan kecepatan motor.
‘’TEROOOSS TEROOOSSS. KANAN BALASS. KANAAANN’’
Suaranya macho abis gengs. Buibu ini kayaknya layak untuk menggantikan Komo Ricky kalo Komo Ricky resign dari host katakan putus.
Semakin dekat jarak gue ke buibu tukang parkir, gue semakin memelankan laju motor. Dan di saat itu juga, buibu tukang parkir tampak kaget dengan kehadiran gue yang berada tak jauh di belakangnya.
Sore itu, dengan langit yang cukup cerah, gue dipelototi oleh buibu tukang parkir. :”)
Semakin dekat jarak gue ke buibu tukang parkir, gue semakin memelankan laju motor. Dan di saat itu juga, buibu tukang parkir tampak kaget dengan kehadiran gue yang berada tak jauh di belakangnya.
Sore itu, dengan langit yang cukup cerah, gue dipelototi oleh buibu tukang parkir. :”)
Nggak hanya kejadian itu, kemarin sore sepulang kerja, gue
tidak langsung pulang ke rumah. Sebelumnya, Ibu mengirim sms minta tolong ke
gue untuk dibelikan bahan dapur. Sebagai anak yang menjunjung tinggi nilai
pancasila, sepulang kerja gue langsung ke pasar untuk memenuhi permintaan Ibu.
Setelah membeli bahan dapur yang seperti Ibu pesankan, gue langsung kembali
menuju parkiran di area pasar.
Gue sudah lama tau, kalau tukang parkir di pasar ini adalah seorang buibu dengan postur badan gemuk.
Saat gue sampai di area parkir, buibu tukang parkir tersenyum dari kejauhan dengan posisi duduknya yang super-amat-santai. Santai banget.
Kayak lagi menikmati pemandangan indah di Maldives.
Gue menggeser motor sendiri dengan segenap tenaga penuh yang gue miliki. Pelan-pelan gue mengeluarkan motor dengan arah mundur. Berharap buibu tukang parkir ini bergegas menghampiri gue dan membantu gue untuk mengeluarkan motor.
Tapi paan. Si ibu sama sekali nggak bergerak dari posisi duduknya. Matanya memandang lurus ke arah lain.
Oke gapapa. Aku strong abiz.
Gue sudah lama tau, kalau tukang parkir di pasar ini adalah seorang buibu dengan postur badan gemuk.
Saat gue sampai di area parkir, buibu tukang parkir tersenyum dari kejauhan dengan posisi duduknya yang super-amat-santai. Santai banget.
Kayak lagi menikmati pemandangan indah di Maldives.
Gue menggeser motor sendiri dengan segenap tenaga penuh yang gue miliki. Pelan-pelan gue mengeluarkan motor dengan arah mundur. Berharap buibu tukang parkir ini bergegas menghampiri gue dan membantu gue untuk mengeluarkan motor.
Tapi paan. Si ibu sama sekali nggak bergerak dari posisi duduknya. Matanya memandang lurus ke arah lain.
Oke gapapa. Aku strong abiz.
Gue memutar kunci motor. Menyalakan motor.
Kembali, gue melempar pandangan pada buibu tukang parkir tadi. Lagi dan lagi, si ibu hanya tersenyum ke gue.
Gue nggak ngerti apa makna dibalik senyum buibu itu. Ada sejuta makna dibalik senyum. Gue nggak ngerti dengan apa yang dimaksud si ibu tadi.
Motor menyala dan gue tetap duduk di atas motor. Sampai sekitar 10 detik, gue menoleh lagi ke belakang untuk melihat buibu tukang parkir yang kali aja sedang berjalan hendak menghampiri gue.
Syukurlah. Akhirnya buibu tukang parkir tetep duduk dengan antengnya. Tanpa babibu, gue turun dari motor dan langsung nyamperin si buibu tukang parkir.
‘’ Ini, Bu uangnya ‘’
‘’ Eh iya iya makasih ya ‘’
Karena penasaran dengan apa yang membuat buibu ini nggak mau beranjak dari duduknya, gue pun mencari tau penyebabnya. Dan di sana gue menemukan sebuah tv yang sedang menayangkan Uttaran.
Iya Uttaran.
YA ALLAH, KENAPA HARUS UTTARAN ;(
YA ALLAH, KAPAN NENEK TAPASYA TOBAT ;(
YA ALLAH, KAPAN NENEK TAPASYA TOBAT ;(
Karena kejadian-kejadian seperti itu, gue lebih suka dengan
tukang parkir yang lelaki.Yang nggak banyak tingkah.
Setiap sore gue ke ATM, gue selalu bertemu dengan seorang lelaki. Abang tukang parkir. Iya, hampir tiap sore hari kami ketemuan. Uwuwuw~
Karena pertemuan yang sering itu, cinta pun tumbuh di antara kami berdua. Kami saling mencintai.
Enggak deng.
Karena pertemuan yang sering itu, gue dan abang parkir jadi semakin sering ngobrol, saling sapa dan senyum. Sampai suatu hari, saat gue hendak mengeluarkan uang parkir dari saku baju, abang parkir mengeluarkan hpnya.
‘’ Abang boleh tau nggak nomor hp Wulan berapa? ‘’
‘’ Buat apa bang? ‘’
Setelah si abang parkir menjelaskan secara rinci tujuan dia meminta nomor hp gue, gue pun memberikan nomor hp gue kepadanya. Sejak saat itu, terhitung sekitar enam bulan yang lalu, setiap kali si abang parkir sms gue, gue nggak pernah membalas smsnya. HUAHAHAAA.
Setiap sore gue ke ATM, gue selalu bertemu dengan seorang lelaki. Abang tukang parkir. Iya, hampir tiap sore hari kami ketemuan. Uwuwuw~
Karena pertemuan yang sering itu, cinta pun tumbuh di antara kami berdua. Kami saling mencintai.
Enggak deng.
Karena pertemuan yang sering itu, gue dan abang parkir jadi semakin sering ngobrol, saling sapa dan senyum. Sampai suatu hari, saat gue hendak mengeluarkan uang parkir dari saku baju, abang parkir mengeluarkan hpnya.
‘’ Abang boleh tau nggak nomor hp Wulan berapa? ‘’
‘’ Buat apa bang? ‘’
Setelah si abang parkir menjelaskan secara rinci tujuan dia meminta nomor hp gue, gue pun memberikan nomor hp gue kepadanya. Sejak saat itu, terhitung sekitar enam bulan yang lalu, setiap kali si abang parkir sms gue, gue nggak pernah membalas smsnya. HUAHAHAAA.
Sampai pada suatu hari.
‘’ Lan, sms abang
masuk nggak di hp Wulan? ‘’
‘’ Iya masuk bang. Oh iya sorry, smsnya nggak Wulan bales. Wulan kalo udah di rumah jarang megang hp. Udah kecapekan pulang kerja. ‘’
‘’ Oh iya ya. ‘’
‘’ Iya masuk bang. Oh iya sorry, smsnya nggak Wulan bales. Wulan kalo udah di rumah jarang megang hp. Udah kecapekan pulang kerja. ‘’
‘’ Oh iya ya. ‘’
Setelah gue berkata seperti itu, si abang parkir tetep aja masih mengirimi gue
dengan sms-smsnya yang penuh amanah itu.
Isi sms yang penuh amanah itu seperti ini:
‘ MeqOm Wulan. Ge paen? Jgn lpa mam yaCh. Nanti ckid. ‘
‘Wulan pha kbarnya? Sehat?’
‘Wulan dah mKan ciank lumz?’
Lumz
Lumz
Isi sms yang penuh amanah itu seperti ini:
‘ MeqOm Wulan. Ge paen? Jgn lpa mam yaCh. Nanti ckid. ‘
‘Wulan pha kbarnya? Sehat?’
‘Wulan dah mKan ciank lumz?’
Lumz
Lumz
KENAPA MUSTI PAKE HURUF Z SIH?? YAWLAA
Tapi walau bagaimanapun, gue tetep bahagia bila menemukan
tukang parkir laki-laki. Mereka dengan senang hati selalu membantu gue untuk
mengeluarkan motor.
Pernah suatu hari, gue hendak pergi ke tempat jahit bersama Ibu. Sesampainya di parkiran, gue cukup kaget melihat area parkir yang penuh dan padat oleh motor-motor. Ibu sudah dari tadi turun dan meninggalkan anaknya nan cantik rupawan ini kebingungan mencari parkir. Di saat gue sedang kebingungan itu, seorang abang parkir menghampiri gue dengan peluit kuning punya anak pramuka yang mengalungi lehernya.
‘’ Di sini dek, biar abang masukin ‘’
Gue langsung mencopot helm dan turun dari motor. Hampir aja pengen gue jawab, ‘’ Iya bang, tapi pelan-pelan ya masukinnya. ‘’
Iya maksud gue pelan-pelan masukin motornya. Nanti lecet.
Nah, abang-abang parkir yang kayak gini nih yang pengen gue
peluk dari belakang, trus gue bisikin ke telinganya, ‘’ You’re the only one ‘’