Cicak dan Dindingnya

by - August 27, 2015

Aku menyibakkan selimut yang sedari tadi membaluti tubuhku. Ada rasa enggan untuk bangkit dan menjauh dari tempat tidur ini. Masih mengantuk.
Hari ini ayah menolak tawaranku untuk ikut serta membantunya berjualan siomay di kantin kampus. Sebenarnya aku cukup kasihan melihat lelaki itu bekerja sendiri.
  ‘’ Kamu istirahat saja di rumah. Ibu nanti yang akan membantu ayah ‘’ Ujarnya yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamarku. Aku mengangguk lesu dengan wajah bantal yang masih mengantuk.
Tidak tahu mengapa, akhir-akhir ini aku jadi lebih sering mengantuk. Padahal aku sama sekali tidak pernah bergadang. Jam 10 saja, mataku sudah ngantuk gak karuan.
Aku meraih handphoneku yang tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidurku. Cukup dekat, tanpa mengubah posisi aku masih bisa menjangkau handphone berwarna gelap itu.
Tiba-tiba saja aku teringat dengan kejadian beberapa hari yang lewat. Iya, si lelaki mesum itu.
Buru-buru aku mengecek emailku. Sedikit berharap, semoga ada e-mail masuk darinya.

Tidak ada pesan baru.
Aku menghela nafas.

Mungkin dia sudah melupakan pertemuan itu. Atau mungkin secarik kertas yang berisi alamat e-mailku itu hilang darinya, tercecer atau mungkin ia sudah membuangnya. Entahlah.
Kenapa aku begitu mengharapkan email darinya?
Ah sudahlah.

Aku menarik selimutku lagi kemudian membenamkan seluruh badanku kedalamnya.
Belum sempat aku memejamkan kembali kedua mataku, sebuah deringan terdengar dari benda kecil di sampingku. Handphone.
Dengan rasa malas aku membuka handphoneku, dan ada sebuah e-mail masuk.
E-mail dari lelaki mesum itu. Di sana tertulis jelas nama yang ia sebutkan saat berkenalan denganku saat itu. Daruma.
Di e-mail itu, ia mengirim pesan untuk mengajakku jalan hari ini. Untunglah, ia memilih sore hari sebagai waktu yang tepat untuk jalan denganku.
Aku bahkan sempat bingung harus mengajaknya jalan kemana. 

    ‘’ Entahlah. Kamu kan lebih tau tentang negeri ini. Yang jelas antarkan aku ke tempat serupa toko buku ‘’. Balas lelaki itu.
Aku terdiam sejenak. Memilih toko buku mana yang pantas untuk kami datangi nanti. Begitu banyak toko buku di sekitar sini.
   ‘’ Oh, kalau begitu kita ke stasiun dekat rumahku saja. Stasiun Hakata. Di sana ada Gramedia kalau tidak salah. ‘’ Balasku kemudian mengklik send pada layar handphoneku.
  ‘’ Oke, jam 17:00 ketemuan di Stasiun Hataka ya. ‘’
Aku mengiyakan keputusannya tanpa membalas e-mail darinya.

Sambil berjalan menuju Stasiun Hakata, aku sesekali melirik pakaian yang kukenakan saat ini. Kaos hitam, dengan paduan cardigan ungu dan celana jeans biru favoritku ikut menambah kesan sederhana. Dan aku sengaja memilih untuk mengikat satu rambutku kebelakang.
Iya, aku rasa penampilanku hari ini cukup sederhana. Simple.
Aku melirik jam tangan biruku, pukul 16:55. Sepertinya aku terlalu cepat datang kesini. Mataku berkeliaran kesana-sini untuk menemukan wajah lelaki mesum itu. Ya,meskipun aku tak mengingatnya dengan jelas. Samar-samar.
Aku sempat mengeluh kesal saat beberapa menit berlalu tanpa menemukan lelaki itu. Aku mulai kesal.

  ‘’ Huh, lama sekali dia datang. Apa mungkin dia tersesat ya? ‘’ ujarku sambil melipatkan kedua tangan pada dadaku.

Baru saja aku hendak berjalan untuk mencarinya, seorang lelaki menghampiriku dengan langkah terburu-burunya. Nafasnya terdengar tidak beraturan.

  ‘’Huft, maaf aku telat ‘’ ujarnya pelan.
Aku sama sekali tak menghiraukan ucapannya, pandanganku fokus melihat seekor nyamuk yang terbang dan kemudian hinggap di pipinya.
PLAAKK
Aku melayangkan sebuah tamparan yang mendarat di pipinya.
  ‘’ Kok aku ditampar? ‘’ ujarnya sedikit menahan perih.
  ‘’ Iya, itu tadi ada nyamuk di pipimu. Kamu belum mandi ya? Kok dinyamukin gini? ‘’ tanyaku heran.

Aku memperhatikan wajahnya dengan seksama, iya tidak salah lagi. Sepertinya lelaki ini belum mandi.
Ditambah dengan tataan rambutnya yang terlihat masih berantakan.

Fix. Hari ini aku jalan dengan seorang lelaki-mesum-yang-belum-mandi.

Aku hanya tertawa kecil saat ia langsung meminta tunjukkan dimana toko buku yang akan kami singgahi.
Di sepanjang perjalanan kami begitu banyak bercerita. Dia juga tau banyak hal tentang aku,terkadang dia juga menebak-nebak dengan memberi pertanyaan padaku. Dan anehnya, hampir tebakan itu benar dalam menggambarkan seperti apa diriku.
Yang aku tahu, dia sangat hobi membaca buku, menyukai susu putih dengan campuran sedikit kopi buatan sang ibu, mencintai segala hal yang berhubungan dengan dunia komputer dan menyukai ibu-ibu.
Dan juga dari cerita yang kudengar darinya, sepertinya ia memang jarang mandi. Sangat pemalas. Ckck..

Tak berapa lama, kami sampai di dalam toko buku. Tanpa dikomando, kami langsung berpencar begitu saja untuk mencari buku yang diinginkan masing-masing. Ia sempat menawarkan diri untuk membelikanku buku dan juga menyuruhku untuk memilih buku apa yang kuinginkan. Dengan cepat aku menolak tawarannya.

  ‘’ Mending traktir aku makan aja deh. Aku lapar.‘’ ujarku. 

Setelah satu jam berkeliling di dalam toko buku, aku langsung membuntutinya saat ia bergerak menuju meja kasir.  Hmm, aroma parfum cabai yang menyengat itu tak sengaja memasuki rongga hidungku. Entah kenapa, kali ini aku tak lagi merasa asing dan membenci aroma ini.
Dari balik kaos biru yang ia kenakan, aku bisa melihat barang yang ia bayar di atas meja kasir.
1 buku kamus terjemahan dan 2 novel.  Ketiga barang itu yang berhasil ia bawa pulang saat keluar dari Gramedia.
Begitu keluar dari Gramedia, aku langsung saja menagih janjinya untuk mentraktir aku makan. Berhubung perutku sudah lapar akut, aku langsung saja mendekat dan menarik tangannya. Ia terlihat tergesa-gesa dengan mengikutiku arah tangannya yang ku tarik paksa.
Anehnya ia hanya diam dan menuruti arahku untuk menunjukkan tempat makan yang ku tuju.

Selang beberapa menit, aku memperlambat gerakan kakiku. Ku lirik tangan kananku yang saat itu sedang bersentuhan dengan tangannya. Aku baru sadar bahwa dari beberapa menit kebelakang, telapak tanganku mengenggam erat tangannya.

Dia seperti seekor cicak, dan aku sebagai dindingnya.

Tangannya mampu membuatku untuk terus lengket dengan spatula yang ada pada permukaan tangannya. Spatula itu menyelip pada pori-pori telapak tanganku sehingga dapat membentuk suatu ikatan (Van Der Waals) yang sangat kuat.  Ada getaran aneh yang tak seperti biasanya menyusup ke rongga dadaku, masuk ke dasar hati dan kemudian turun ke bagian perut.
Iya, aku lapar. Getaran itu getaran lapar.

  ‘’ Kita akan makan disini. Ini tempat langgananku. Kamu yang bayarin kan? ‘’ tanyaku untuk memastikan janjinya yang tadi.
  ‘’ Iya, makan saja sepuasmu ‘’ ujarnya sambil mencari posisi meja yang kosong.
  ‘’ Hahaaa porsi makanku  banyak loh.‘’ candaku. Sebenarnya itu bukan bercanda, tapi memang kenyataannya. Hehee.

Berhubung saat itu aku sangat lapar, aku langsung saja memesan tiga mangkok mie. Dua untukku dan satu untukknya. Tak lupa juga aku turut memesan dua soya, segelas jus alpukat dan air putih.
Sambil menunggu pesanan tiba, ia membuka obrolan dengan bercerita tentang masa-masa SD nya dulu. Ia mengatakan bahwa ia sangat rindu dengan teman-teman SD nya. Rindu bermain dan kumpul bersama.
Cerita masa SD yang terlontar darinya berakhir dengan cerita bahwa ia pernah bermain petak umpet dan bersembunyi di dalam toilet cewek. Kebetulan saat itu ada adik kelas yang sedang pipis di dalamnya. Dari sini aku jadi tau, kalo ia adalah seorang lelaki mesum-sejak-kecil.


Setelah perut kenyang terisi makanan, aku langsung saja menyandarkan pundak ke kursi yang kududuki.  Sedangkan dia tampak bangkit dari kursinya dan merogoh saku celananya hendak membayar. Aku mengerutkan dahi saat melihatnya gelisah merogoh saku celana sana-sini.
Aku menarik kembali badanku menjauh dari sandaran kursi. Raut wajahnya memperlihatkan perpaduan antara raut mesum dan panik.
Aku hanya diam menyaksikannya kebingungan.

  ‘’ Maaf, kamu bawa uang lebih tidak? ‘’ tanyanya berbisik pelan padaku.
  ‘’ Kenapa? Jangan bilang uangmu kurang ‘’ ucapku.
  ‘’ Bukan, sepertinya dompetku hilang, dicuri orang sewaktu jalan kesini ‘’ ujarnya menjelaskan.
  ‘’ Yah. Terus ini siapa yang bayar? Aku tidak bawa uang ‘’
  ‘’ Hmm. Di sini tidak bisa ngutang dulu ya. ‘’

Huh.


Aku benar-benar terkejut saat melihat seorang pelayan datang bersama pria berbadan besar. 
Sepertinya ia adalah pemilik rumah makan ini. Aku tak bisa berkata apa-apa saat melihat Daruma bernegoisasi dengan pria itu. Dan hasilnya, kami berdua harus mencuci piring kotor selama satu jam di sini.
Negoisasi yang bagus anak muda.

Usai mencuci piring aku langsung saja keluar dari rumah makan itu. Badanku terasa lemas, porsi makan yang banyak tadi sepertinya sudah terkuras untuk mencuci setumpuk piring kotor tadi.
  ‘’ Ayo pulang ‘’ Ujarku pelan.
Aku berjalan beriringan dengannya. Tubuhku mulai melemah, mataku juga tak lagi bisa diajak kompromi.

  ‘’ Kamu kenapa? ‘’ tanyanya.
  ‘’ Aku mengantuk. Ini sudah jamnya aku tidur ‘’
  ‘’ Naiklah ke pundakku. Biar ku gendong dan ku antar pulang.‘’ Lelaki itu langsung mengambil posisi jongkok di hadapanku.
  ‘’ Tak usah, rumahku dekat dari sini ‘’ aku menolaknya.
  ‘’ Hei, jangan tolak niat baik seseorang dong. Naiklah.‘’ ujarnya meyakinkan.

Aku terdiam.
Tanpa berpikir panjang aku langsung saja naik ke punggungnya dan melingkarkan kedua tangan di dadanya.
Kadar dingin yang menyelimutiku malam itu terasa berkurang meskipun aku masih melihatnya kesulitan untuk menggendong tubuhku. Padahal aku tidak terlalu berat.

Sesekali aku menguap menahan kantuk. Rasanya aku ingin sekali terlelap di sini, di pundak ini. Aku begitu nyaman dengan keadaan seperti ini.
Iya, dia adalah seekor cicak.
Spatula nya mampu membuatku bisa merasakan nyaman yang sehebat ini. Rasanya aku tak bisa lepas darinya. Begitu dekat posisiku dengan dia saat ini.

Aku tersenyum kecil sambil merapatkan eratan tanganku yang melingkari dadanya.
Dari posisi tanpa jarak seperti ini, aku bisa mencium aroma parfum cabai yang menyengat itu. Dan aku bahkan mulai menyukai aroma itu.

Malam ini.
Mataku terasa mulai sayup.
Dan aku mengantuk.

You May Also Like

83 comments

  1. sepertinya kamu berbakat dalam masalah nyuci piring anak muda? :)
    endingnya bikin ngantuk juga pinjem kunci inggris dong,heu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaa tau aja kamu :D

      Buat apa kunci inggris? hahaa

      Delete
    2. buat nggetok mata, biar nggak ngantuk.. iya kan mas awan.. :)

      Delete
    3. haha bukan buat mata tadinya mau alesan aja kalau mba wulan bilang gx punya kan bisa nanya lagi kalau no hp pasti punya kan ?
      namun sayang ia gx peka :D

      Delete
    4. Hahhaa
      saya enggak punya no hp kok mas

      Delete
    5. sungguh kata-kata yang sangat sexi

      Delete
    6. Kampret. Nggak ngerti kode, ya?
      Gue cemburu tahu. wkwkwkwkwk

      Delete
    7. Ahahaaa gue gak ngerti kode-kodean beh :D

      Delete
    8. Darma kok cemburu? Ini kan elu

      Delete
    9. Hahaaa iya ya Nggo,
      Mas Awan, sepikin Darma juga dong. Biar Darma gak cemburu

      Delete
    10. darma kalau cemburu jangan membuta, tenang saja saya masih normal kok :)

      Delete
    11. darma cemburu ngakngak ngakk

      Delete
    12. Hahahaaa ini apa-apaan malah bahas cemburu-cemburuan.

      HAHAHAAA

      Delete
  2. So sweet banget, sih. Main gendong gendongan.
    Mau dong digendong.

    Labil, nih. Kadang aku kadang gue.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tambahan.
      Stasiun Hataka itu di Jepang, kan?
      Di sana ada gramed, toh?

      Delete
    2. iya dong cocuit.
      Enggak ah, lu berat. Banyak makan.

      Hahaa iya, tadi gue bacanya juga gitu. Sekarang udah gak lagi kok :)

      Iya stasiun Hataka ada di Jepang.
      ADA BEH.. ADA GRAMED DI SANA.
      MONAS, ALFAMART JUGA ADA DI SANA -_-

      Delete
    3. Hahaha. Beratan lu.
      Itu buktinya. Makan mie dua mangkuk, susu soya dua gelas. Ditambah lagi kalau kemana mana selalu bawa gunung. :p

      Ih. Kok, ngomel.
      Gue tanyanya pakai nada lembut itu.
      Sebel. Ih.

      Delete
    4. Hahaaa..
      Biarin, yang penting gue digendong sama Cabeh :P
      Sirik ae lu

      Gunung merapi??

      Lu dari kemarin sensi mulu. Belum selesai PMS nya :P

      Delete
    5. Ih. Siapa itu Cabeh?
      Oh, dia bang Zayn itu.

      Iya. Kalau meletus mengeluarkan lahar putih. Banyak bayi yang suka.


      Sudah berhenti, kok. Tinggal laparnya belum.
      Mungkin, kalau dikasih lahar gunung merapi itu, lapar gue hilang.

      Delete
    6. Haha beda hoi bedaa..

      Penjelasan yang bagus. Good anak muda~

      Lahar gunung merapi?
      yaudah yuk ikut gue besok daki gunung.

      Delete
    7. Ke mana pun, gue ikut. Asal jangan ke Neraka.
      Karena kita nggak cocok di sana.

      Kita cocoknya di Surga. Bersama-sama.
      *ciiyeeeh

      Delete
    8. Hahahaaaa ini sudah yang ke 498.032 kali lu mengatakan Cie.

      Enggak jadi ah. Gue takut sama lu.
      Lu mesum :P

      Delete
  3. cewe itu kenapa ya susah bener bangun dari tempat tidur. atau kebanyakan magnetnya @_@

    ReplyDelete
  4. parfum cabe kayak apa baunya mba?

    enaknya jadi cicak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayak gitu mas. Menyengat haha

      Wkakaa mau jadi cicak?

      Delete
    2. hati-hati mas itu ibunya malin kundang
      jangan sampai dikutuk jadi cicak :D

      Delete
  5. Hmmm bagus nih. :)
    Yang bikin penasaran cuma ngebayangin ekspresi mesum tapi panik itu gimana ya. \:p/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah makasih Senpai :)

      Hahahaa.. bayangin aja bang.

      Delete
  6. Asli, gue ngakak di Jepang ada Gramed. WANJEEENGGG. BUAAHAHAHA.
    Nggak sekalian aja ada angkringan sama warteg? :p

    Waduh, kayaknya ini ada terusannya lagi. Ending gantung gitu. Lanjut, Lan. Mayan juga tulisan lu. Tinggal rapihin EYD, pasti makin okeh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahhaahaaaa.. :D
      Angkringan sm warteg Yog? hmm leh uga u :D

      Iya Yog, kalo lapak sebelah nulis sambungan yang kemarin, gue sambungin lagi cerpen ini :))
      Mayan apaan Yog. Masih berantakan kacau gini.
      Iya, EYD nya masih hancur ya. Wkakaa
      Makasih Yog :)) Tulisan lu yang lebih bagus :)

      Delete
  7. Eh ini ngelanjutin cerita yang ada di blog Darma ya, mba?
    Kirain kemaren ceritanya tamat ngegantung, eh ini ada lanjutannya yang juga ngegantung.
    Ayolah dilanjutin lagi endingnya gak luntang lantung :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee iya mba Dara. Bukan ngelanjutin mba, tapi menceritakan kembali dengan sudut pandang si perempuan :)

      Hahaa iya ya mbak. Masih ngegantung.

      Ntar kalo Darma lanjutin lagi, saya sambung lagi kok tulisan ini mba :D
      biar gak luntang lantung. Haha :D

      Delete
    2. Oh, gitu. Nyeritain dari versi si cewek, ya. Good job!

      Kalau baca disini sih aku gak perlu sensor-sensor kata-katanya. Tapi kalau baca yang versi Darma, itu mesti banyak sensor hahaha.

      Eh iya, Mba Wulan udah ganti template ya? Baru sadar aku. Keren template-nya. Simpel dan elegan :)

      Delete
    3. Gpp luntang lantung dari pada hubungan ini harus digantung Dar
      *Kabur wkwkwk :v

      Delete
    4. Mba Dara: Iya mba, hehee makasih mba Dara :)
      Hahahaa Darma memang gitu mba, mesum :D

      iya mba. Hehee
      Wah makasih mba. Ini juga karena berkat bantuan seseorang. Kalo enggak, mungkin gak bakal diganti2 ini templatenya. Hehee

      Delete
    5. Chisana : ahahaaa.. Mas Ilham cieee :D

      Delete
    6. Apaan sih mba :p
      Saya baca" kata'a dibalik kata Cie ada rasa cemburu Hahaha :D

      Delete
    7. Hahahaa..
      Bacaan kamu salah itu mas? :D

      Delete
    8. Beneran itu bacaan'a sumber'a juga terpercaya mba

      Delete
    9. Ehem. Ada yang sebut sebut saya.

      Delete
    10. Lah, iya. Blognya ganti template.
      Hmm. Selama ini buka di hp, sih.

      Beruntung banget ada yang bantuin.

      Template blog gue jadul banget. :(

      Hei, Mba Dara. Salam kenal. Maaf belum sempat BW ke blog Mba Dara.

      Delete
    11. Chisana: Hahaaa coba lihat sumbernya darimana mas?

      Delete
    12. Darma: Emang cuma lu yang namanya Darma . :P
      Hahaaa.. Iya beruntung banget gue kan ada yg bantuin.

      HAHAAAHAA LU JANGAN GITU AH :D

      Delete
  8. Ano gomen Stasiun Hataka sebelah mana yah?
    Saya tau'a Stasiun Hakata

    Mba, kasian banget karakter cowo'a kaya yang dijatuhin gitu
    Udah mesum kencan gak mandi lagi -_-

    Enak bener itu cewe'a minta dibayarin
    Di Jepang kalo pacaran gak ada acara cowo yang bayarin

    gak bersin" itu nyium parfum cabai? hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaa iya mas. Udah saya edit. Yang benernya Hakata.

      Wkakaa.. emang karakter aslinya seperti itu mas. :D

      Yah itu kan orang Jepang mas. Ini kan orang Indonesia yang jalan-jalan ke Jepang. Hahaa

      Enggak mas, udah terlanjur suka sama parfum cabai nya. Hehee

      Delete
    2. Hahaha jadi itu yah alasan cowo'a telat
      gara" cewe'a ngasih alamat palsu
      harus'a ketemu di stasiun hakata malah disuruh ke stasiun hataka :D

      Kasin bener ini karaket cowo'a
      *turut berduka

      Oh iya yah lupa saya cewe'a asli Indo :D

      mungkin gara" tuh cewe jualan siomay jadi udah ga asing sama parfum cabai :D

      Delete
    3. Hahahaaaaa iya kali ya mas :D tapi enggak juga mas. Cowoknya dandannya kelamaan kayaknya. Hahha

      Iya mas. turut berduka juga

      cewek cowoknya asli indo mas :)
      Wkaaka iya ya mas. Jadi udah gak asing

      Delete
    4. lah gmna mau dandan, kan cowo'a juga gak mandi mba hahaha :D

      Masa iya cowo'a asli Indonesia?
      Bukan'a nama'a itu Daruma?

      Delete
    5. Daruma itu, walaupun gak mandi dia tetep dandan mas.
      Prinsip Daruma, '' pantang pergi sebelum alis jadi ''
      Hahaa

      Iya mas. Cowoknya asli Indonesia. Temen si cewek dulu.

      Delete
  9. hadeuh bacanya jadi ngantuk hehe

    ReplyDelete
  10. Masih bertanya-tanya parfum cabe itu apa :')

    Ini nyepiknya gampang banget, cukup dengan ngantuk trus di gendong sampai rumah, besok cobain aaah pura-pura ngantuk biar di gendong juga ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhahaa minta gendong sama Daruma gih, biar tau aroma parfum cabe itu seperti apa :D

      Hahaaha.. cobain deh Jov.

      Delete
  11. Lan n ceritanya ini mau dibawa kmana bis digendong?

    ReplyDelete
    Replies
    1. dibawa nyanyi-nyanyi mbak Tiwi.. tak gendong.. kemana-mana.. :0

      Delete
    2. Mbak Nita: Dibawa pulang kerumah mbak.. Hehee

      Delete
  12. kelanjutan kisahnya, apakah cewenya bakal tidur di pundak cowonya atau tidak?
    ditunggu mbak kelanjutannya

    ReplyDelete
  13. Bagus ceritanya, 2 jempol deh :D

    ReplyDelete
  14. ceritanya seru ga ngebosenin........

    ReplyDelete
  15. ada kata mengantuk jadi pengen tidur -____-

    ReplyDelete
  16. Kirain bakal diseret ke penjara Guantanamo, ternyata cuma disuruh nyuci pring.

    Bayangin jadi Daruma pas gendong Wulan ah *bayangin*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo penjara Guantanamo ada di hati kamu, aku mau.
      Hahaa

      Ayoo bayangin Vin.
      Kamu pasti bisa !

      Delete
  17. Aku juga jadi pengen digendong :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee yaudah besok mba Arum yang digendong Daruma ya :)

      Delete
  18. penasaran sama cerita lanjutannya:D

    ReplyDelete
  19. Parfum cabai? Cabainya cabai ijo, cabai rawit, cabai merah, apa cabai-cabaian nih kak? :D

    Hiii mau aja digendong sama org yg belom mandi.. Hahaa. Tp kalo pake parfumnya ampe 3 kilo gapapa deh, ttep wangi...
    Baca pas lg di gendong2 bikin ikutan nguap juga, serius deh._. Ini virus ngantuknya bsa nular gini ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Parfum cabai-cabaian dik Lulu. Hahaa :D

      Habis, Daruma nya maksa sih. Sebenernya gak mau, wong belom mandi kok. :D wkaka
      Hahaa 3 kilo ..

      Hahhahaa masak beneran ikutan nguap Lu?
      Nular kali ya? :D

      Delete

Komentarnya ditunggu kakak~