Pernah nggak sih, kalian mikir di usia berapa kalian akan
menikah?
Dari saat gue masih berstatus sebagai pelajar SMP, pernah terbesit di pikiran gue kalau gue bakal menikah di usia paling lambat 25 tahun. Gue bahkan pernah bertanya hal yang sedemikian rupa ke segerombolan teman gue saat SMP yang lagi ngesosip.
Dari saat gue masih berstatus sebagai pelajar SMP, pernah terbesit di pikiran gue kalau gue bakal menikah di usia paling lambat 25 tahun. Gue bahkan pernah bertanya hal yang sedemikian rupa ke segerombolan teman gue saat SMP yang lagi ngesosip.
Dan respon yang gue terima, ‘’
Ih apaan sih lu, masih esempe juga, mikirnya udah nikah-nikah. Haid juga baru 3
kali. ‘’
Nggak ada yang nanggepin gue. Kusyedih~
Akhir-akhir ini gue selalu risih dengan omongan orang, baik
itu tetangga, saudara, temen Ibu, temen Ayah, Ibunya temen kakak gue, siapapun
itu yang selalu melontarkan kalimat,
‘’ Wah, kayaknya yang nikah duluan ntar Wulan nih. ‘’
Dan yang ngomong seperti itu terlihat bicara serius ke Ibu. Yang ngomong itu nggak cuma satu orang.
‘’ Wah, kayaknya yang nikah duluan ntar Wulan nih. ‘’
Dan yang ngomong seperti itu terlihat bicara serius ke Ibu. Yang ngomong itu nggak cuma satu orang.
Gue nggak tau harus senang atau sedih.
Tapi, kenapa harus gue sih yang duluan nikah? Gue masih
punya kakak kok. Apa karena gue keliatan punya sifat keibuan? Halah. Keibuan
opo. Mau makan aja masih suka rebutan centong nasi sama adik.
Apa karena muka gue lemah tak bergairah kayak emak-emak yang habis bilas kain? Muka gue kayak ulekan cabe rawit? Muka gue kusut kayak kain keset kaki depan kamar mandi? Apa gimanaaa??
Di lain sisi gue senang. Karena gue menganggap itu sebagai doa.
Hmm mungkin mereka bisa bicara seperti itu, karena melihat perbedaan gue dengan kakak yang sangat mencolok.
Kakak gue anaknya terlalu serius, kutu buku dan fokus. Jarang mikirin cinta-cintaan.
Sementara gue, heboh nau’ujibilah, setiap kali punya pacar, gue selalu kenalin ke rumah, kasih tau ke ibu dan ayah-walaupun bulan depannya putus. Ehehee.
Gue ceria abis, tapi mereka nggak tau aja yang sebenarnya. Keliatannya doang sih gue ceria, tapi dalemnya mah kayak kerupuk kena kuah lontong. Lembek.
Jadi kamu, jangan sakitin aku ya. Plis.
Tapi perbedaan yang mencolok antara gue dan kakak itu bukan jaminan kalau gue bakal menikah duluan. Meskipun dari SMP, seperti yang gue bilang, gue suka nulis-nulis tentang planning gue jika kelak nanti berumahtangga.
Bahkan saat SMP, gue pernah bertanya ke kakak, ‘’ Golut, kalau koe nanti punya anak laki-laki, mau dikasih nama apa? ‘’
‘’ Hmm, apa ya? ‘’ Kakak gue mikir.
‘’ Trus kalo perempuan? ‘’ tanya gue lagi sambil menyembunyikan kertas yang berisi tulisan daftar nama-nama bagus untuk anak.
‘’ Ah gatau ah. ‘’
***
Pernah suatu hari, temen Ayah datang ke rumah. Gue yang lagi
asyik menonton tv, hanya sesekali memberikan senyum kepadanya. Antara sadar dan
enggak, temen Ayah memperhatikan gue yang lagi serius nonton tv.
‘’ Kayaknya yang bakalan nikah duluan, Wulan. Menurut perkiraan Om sih gitu. ‘’
Gue tersentak kaget. Nggak ada angin, nggak ada hujan, nggak ada pacar, eh tiba-tiba temen Ayah ngomong kayak gitu. Gue cuma ketawa kecil dan mengamininnya.
‘’ Kayaknya yang bakalan nikah duluan, Wulan. Menurut perkiraan Om sih gitu. ‘’
Gue tersentak kaget. Nggak ada angin, nggak ada hujan, nggak ada pacar, eh tiba-tiba temen Ayah ngomong kayak gitu. Gue cuma ketawa kecil dan mengamininnya.
Di suatu malam, Ibu pernah berkata,
‘’ Kalo cari suami besok hati-hati. Jangan sembarangan supaya kehidupan kalian bisa lebih baik dari Ibu sekarang ini. Cari suami yang sabar, jangan yang kasar. Cari suami juga harus yang sayang dengan keluarga kita. Jangan cuma sayang ke pasangannya aja. Cara lihat laki-laki yang beneran serius, dia pasti mau berjuang mati-matian demi kita, pasti gigih. Dengar apa yang Ibu bilang, Lan? ‘’
Sontak gue bingung. ‘’ Kok ke Wulan aja sih, Bu? ‘’
‘’ Eh, iya maksud Ibu, dengar kan apa yang Ibu bilang, Lan? Mel ? ‘’ Ibu memperbaiki kalimatnya.
Gue cuma manggut-manggut memahaminya. Hhh~
Mendengar ucapan Ibu, tiba-tiba saja pikiran gue melayang
pada 2 tahun ke belakang.
Di tahun 2014 lalu, gue sempat menjalin hubungan dengan karyawan yang kerja di perusahaan yang sama dengan gue. Usia gue dan dia terpaut 12 tahun. Waktu itu gue masih berusia 18 tahun dan dia berusia 30 tahun.
Gue mengenalkannya dengan Ayah dan Ibu. Beberapa kali ia sempat datang ke rumah. Sampai di suatu malam, ia berbicara serius dengan Ibu di depan gue. Yang intinya dia bakal ngelamar gue 2 tahun lagi.
Tahun 2016. Iya di tahun ini.
Gue nggak nyangka dia akan berkata seperti. Diluar dugaan, respon Ibu justru positif.
‘’ Nggak papa toh ngelangkahin kakak. Siapa yang dapat jodoh duluan, ya duluan aja. Nggak papa. ‘’
Ibu berkata ke gue keesokan harinya setelah kejadian malam itu. Dia juga sempat bicara mengenai plannya buat ke depan dengan gue.
Sampai akhirnya di awal Desember 2014. Dia menghilang.
Ciyeee yang kena pehape level tinggi ciyeee
Ciyeee yang pernah kena tipu ciyee
Di tahun 2014 lalu, gue sempat menjalin hubungan dengan karyawan yang kerja di perusahaan yang sama dengan gue. Usia gue dan dia terpaut 12 tahun. Waktu itu gue masih berusia 18 tahun dan dia berusia 30 tahun.
Gue mengenalkannya dengan Ayah dan Ibu. Beberapa kali ia sempat datang ke rumah. Sampai di suatu malam, ia berbicara serius dengan Ibu di depan gue. Yang intinya dia bakal ngelamar gue 2 tahun lagi.
Tahun 2016. Iya di tahun ini.
Gue nggak nyangka dia akan berkata seperti. Diluar dugaan, respon Ibu justru positif.
‘’ Nggak papa toh ngelangkahin kakak. Siapa yang dapat jodoh duluan, ya duluan aja. Nggak papa. ‘’
Ibu berkata ke gue keesokan harinya setelah kejadian malam itu. Dia juga sempat bicara mengenai plannya buat ke depan dengan gue.
Sampai akhirnya di awal Desember 2014. Dia menghilang.
Ciyeee yang kena pehape level tinggi ciyeee
Ciyeee yang pernah kena tipu ciyee
BANGKEEEH!
Gue cuma berdoa setiap malam, kalo memang gue dan dia jodoh,
semoga disatukan kembali. Kalo dia memang buat gue, pasti ada jalan untuk
kembali lagi.
Dan akhirnya Allah menjawab doa gue di bulan Januari, awal tahun 2015. Sudah sebulan kami lost contact dan nggak pernah ketemu. Terhitung sejak awal Desember sampai Januari 2015, baru lah dia kembali memperlihatkan dirinya ke gue.
Namun sayang, hati gue udah menolak. Udah terlanjur sakit. #AkuKuwat #WulanWanitaTegar2015 #CumaDikitAjasihNangis #DikitKok
Dan akhirnya Allah menjawab doa gue di bulan Januari, awal tahun 2015. Sudah sebulan kami lost contact dan nggak pernah ketemu. Terhitung sejak awal Desember sampai Januari 2015, baru lah dia kembali memperlihatkan dirinya ke gue.
Namun sayang, hati gue udah menolak. Udah terlanjur sakit. #AkuKuwat #WulanWanitaTegar2015 #CumaDikitAjasihNangis #DikitKok
Duh maap, ini paragrafnya berantakan, nggak beraturan.
Lompat sana-sini ceritanya. Wwkwk
Intinya nggak ada batasan atau patokan umur bagi seseorang
untuk menikah. Tapi jangan usia 10 tahun juga. Muda banget. Dada masih rata
juga. Gimana mau netekin anak.
Meskipun ada sebagian orang terdekat gue, yang sering berkata, ‘’ Gue mah nikah nunggu punya rumah, mobil, lulus S2 dulu. ‘’
Nggak salah sih, itu impian masing-masing. Tapi yang lebih utama sebenernya bukan itu. Melainkan persiapan mental, fisik dan material. Nggak perlu mewah, yang penting tercukupi. Nggak perlu tunggu punya apartemen dulu, ntar keburu lari pasangan lu. Dilamar orang lain. Ujung-ujungnya galau. Bunuh diri. Apartemen nggak ada yang ngurus. Jadi apartemen angker. Trus masuk tipi, masuk ke acara ‘jejak paranormal’.
Apartemennya masuk tipi, elunya kagak.
Meskipun ada sebagian orang terdekat gue, yang sering berkata, ‘’ Gue mah nikah nunggu punya rumah, mobil, lulus S2 dulu. ‘’
Nggak salah sih, itu impian masing-masing. Tapi yang lebih utama sebenernya bukan itu. Melainkan persiapan mental, fisik dan material. Nggak perlu mewah, yang penting tercukupi. Nggak perlu tunggu punya apartemen dulu, ntar keburu lari pasangan lu. Dilamar orang lain. Ujung-ujungnya galau. Bunuh diri. Apartemen nggak ada yang ngurus. Jadi apartemen angker. Trus masuk tipi, masuk ke acara ‘jejak paranormal’.
Apartemennya masuk tipi, elunya kagak.
Satu lagi, nikah itu bukan cuma soal ‘enak-enak’ doang.
Duh kalo bahas tentang nikah rada berat nih.
Duh kalo bahas tentang nikah rada berat nih.
Buat siapapun kamu calon imamku kelak, dari sekarang kita
sama-sama mulai mempersiapkan ya.
Kamu mempersiapkan diri untuk bisa menafkahi keluarga dan aku akan mempersiapkan telapak tangan buat nerima uang bulanan.
Eeh nggak gitu, Jod. (Jodoh ya, bukan Jodha Akbar)
Kamu mempersiapkan diri untuk bisa menafkahi keluarga dan aku akan mempersiapkan telapak tangan buat nerima uang bulanan.
Eeh nggak gitu, Jod. (Jodoh ya, bukan Jodha Akbar)
Oke ralat.
Buat siapapun kamu calon imamku kelak, dari sekarang kita
sama-sama mulai mempersiapkan ya.
Kamu mempersiapkan diri untuk bisa menafkahi keluarga dan aku akan mempersiapkan diri untuk mengemban semua tugas rumahtangga, mendidik anak-anak dan semua tugas seorang istri.
Jod, kamu sekarang lagi di hati siapa sih?
Kalo kamu udah baca tulisan ini, tolong ya putusin pacar kamu.
Kamu mempersiapkan diri untuk bisa menafkahi keluarga dan aku akan mempersiapkan diri untuk mengemban semua tugas rumahtangga, mendidik anak-anak dan semua tugas seorang istri.
Jod, kamu sekarang lagi di hati siapa sih?
Kalo kamu udah baca tulisan ini, tolong ya putusin pacar kamu.
Ailofyu.
Jadi, kamu kapan lamar dia?