Kisah yang Menginspirasi
Gue anak silat.
Ralat.
Gue bekas anak silat yang pernah ikut tapi nggak tamat dan nyusahin pelatih-pelatihnya doang. Hebat.
Gue dan kakak mengikuti pencak silat di tahun 2011. Pencak Silat Setia Hati Terate. Yang awal berdirinya di kota Madiun pada tahun 1922.
Awalnya semua berjalan lancar. Gue senang banget bisa tergabung dan dikelilingi dengan mas-mas ganteng perkasa serta pelatih yang kalo gue denger suaranya, rasanya pengen membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Jadwal silat ditentukan pada hari Selasa dan Sabtu.
Ini apa banget gitu kan, yang punya pacar nggak bisa malam mingguan. Kenapa harus hari Sabtu coba?
Gue mau protes, tapi takut dihajar rame-rame. Trus meninggal. Kan nggak elit.
Sesudah isya sekitar jam 8, kami semua udah ngumpul di lapangan silat. Angkatan gue waktu itu ada 11 orang. 8 cowok, 3 cewek.
Yang ceweknya, gue, kakak dan adik kelas gue.
Sebagai cewek, gue ngerasa diperlakukan bak seorang ratu. Pergi dijemput segerombolan cowok, pulang jam 2 pagi juga dianterin cowok-cowok. Melindungi cewek-cewek banget. Uuh~
Setiap istirahat sekitar jam 10 malam, kami selalu disuruh bawa minum air pepaya. Sumpah. Itu air pepayanya kayak kisah cinta gue. Pahit.
Dalam pencak silat, tingkatan warna sabuknya berbanding terbalik dengan karate.
Dalam pencak silat tingkatan warna sabuk dari yang terendah sampai ke tinggi dimulai dari,
Polos (cuma seragam doang nggak pake sabuk)
Hitam
Jambon (merah jambu)
Hijau
Putih
Di sana gue baru merasakan arti dari kebersamaan dengan sesama. Mulai dari makan bareng di satu piring gede.
Butir-butir pasir dari telapak tangan sehabis push up kayaknya ikut menggurihkan nasi yang gue makan. Belum lagi keringat yang menetes. Tapi anehnya, itu nasi tetep abis. Lezatnya ngalah-ngalahin nasi padang.
Waktu naik ke sabuk hitam, gue cuma berkata dalam hati, '' Kayak gini doang nih ujiannya? Cih. ''
SONGONG.
Naik ke sabuk jambon (merah jambu), '' BUSET, SUSAH AMAT. MENDING GUE NIKAH AJA SAMA NAZAR ''
Gimana enggak. Gue diadu dengan kakak. Biasanya waktu latihan, setiap hari Sabtu ada tes adu gitu. Dan gue selalu dilawankan dengan Irma. Irma badannya kecil, mungil. Tapi kalo nendang, badan gue cuma ijo-ijo lebam, lecek doang . Tulang belulang semua sih.
Nah, waktu tes ke sabuk jambon, gue dihadapkan dengan kakak.
Ini nggak baik gaes. Melawan saudara sendiri. INI KONSPIRASI !
Tapi mau nggak mau, gue harus berhadapan dengan kakak. Gue mulai dengan pemanasan. Lari kecil mengitari lapangan. Ini kalo bisa lari sampe rumah, gue udah lari pulang nih. Sambil lari kecil, gue udah mengatur siasat.
Oke.
Salam pembuka. Salaman.
Dan
Maknyus. Gue kena tendang. Karena nggak terima dengan perlakuannya itu, gue langsung berteriak,
'' RASAKAN INI, JURUS RASENGAN. HIYAAAAT ''
Tapi nggak jadi. Gue cuma nyengir-nyengir nahan sakit. Perlawanan terus terjadi. Dengan semampunya gue berusaha menampik tendangan dan pukulan dari kakak.
Kalo diliat dari jauh, gue rasa ini bukan tes uji adu. Tapi lebih mirip ke emak-emak yang marahin anaknya karena semalaman nginap di warnet.
Lah iya, badan kakak gue gede. Sementara badan gue kecil kayak upil plankton.
Gue mencoba memukul ulu hatinya. Nggak bisa. Anunya kegedean.
Maksud gue, tangannya kegedean. Jadi gue nggak bisa tepat sasaran dan mengenai ulu hatinya.
Sampai pada akhirnya,
Kakak gue salah sasaran. Betewe tau kan di mana letak ulu hati. Pas di bawah tulang rusuk dada. Niatnya mau memukul ulu hati gue, tapi nggak kena. Malah yang kena tete gue.
Sakit men. Gila.
Bayangin, tangan kakak gue gede. Dikepal, tambah gede. Tenaga kakak gue gede karena makannya banyak, ditambah kayak ada rasa-rasa kesal yang tak tersampaikan ke gue.
Sasarannya ulu hati, malah kena tete gue.
Sumpah. Itu sakit bener. Gue mau elus, kayak elus kaki gue yang kena tendang tadi. Tapi, yakali gue elus-elus tete di tengah-tengah lapangan. Harkat martabat negara bisa hancur.
Oke. Akurapopo.
Gue tetep melanjutkan perlawanan sambil mikir, '' Kalo tete gue yang sebelah lagi juga kena, bisa bisa gue pulang dengan dada rata. Operasi kelamin. Jadi laki-laki macho. ''
Gue melakukan serangan pukulan dan tendangan ke kakak gue. Nggak mempan. Pengen bawa teroris aja rasanya.
Sampai pada akhirnya,
Gue terduduk dengan anggun di lapangan. Kayak putri salju.
Gue meringis.
Tulang kering gue. Huwaaa. Gue terisak-isak. Besoknya langsung masuk tipi, masuk acara jalinan kasih.
Gue meluruskan kaki gue, membuka celana. Eng anu, menaikan celana untuk melihat tulang kering gue yang nggak berdosa apa apa.
TARAAA
Tulang kering gue benjol. Gede. Segede telor ayam. Kayak hasil perpaduan tumor dan bisul.
Awalnya gue sempat mikir,
'' Ini kenapa tete gue malah pindah ke tulang kering ya? ''
Tapi setelah gue pencet dan terasa sakit. Gue baru sadar, ternyata tulang kering gue bengkak. Yawloh. Kakak gue tega banget. Durhaka.
Setelah mendapatkan sabuk jambon, beberapa bulan berikutnya diadakan tes kenaikan tingkat sabuk hijau. Dan setelah mendapatkan sabuk hijau, gue hanya bertahan selama 2 bulan sebelum pada akhirnya gue memilih untuk mengundurkan diri. Sedangkan kakak gue masih ikut sampai mendapatkan sabuk putih dan lulus.
Begitulah kisah gue sebagai mantan siswi pencak silat.
Kisah yang menginspirasi.
Ralat.
Gue bekas anak silat yang pernah ikut tapi nggak tamat dan nyusahin pelatih-pelatihnya doang. Hebat.
Gue dan kakak mengikuti pencak silat di tahun 2011. Pencak Silat Setia Hati Terate. Yang awal berdirinya di kota Madiun pada tahun 1922.
Awalnya semua berjalan lancar. Gue senang banget bisa tergabung dan dikelilingi dengan mas-mas ganteng perkasa serta pelatih yang kalo gue denger suaranya, rasanya pengen membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah.
Jadwal silat ditentukan pada hari Selasa dan Sabtu.
Ini apa banget gitu kan, yang punya pacar nggak bisa malam mingguan. Kenapa harus hari Sabtu coba?
Gue mau protes, tapi takut dihajar rame-rame. Trus meninggal. Kan nggak elit.
Sesudah isya sekitar jam 8, kami semua udah ngumpul di lapangan silat. Angkatan gue waktu itu ada 11 orang. 8 cowok, 3 cewek.
Yang ceweknya, gue, kakak dan adik kelas gue.
Sebagai cewek, gue ngerasa diperlakukan bak seorang ratu. Pergi dijemput segerombolan cowok, pulang jam 2 pagi juga dianterin cowok-cowok. Melindungi cewek-cewek banget. Uuh~
Setiap istirahat sekitar jam 10 malam, kami selalu disuruh bawa minum air pepaya. Sumpah. Itu air pepayanya kayak kisah cinta gue. Pahit.
Dalam pencak silat, tingkatan warna sabuknya berbanding terbalik dengan karate.
Dalam pencak silat tingkatan warna sabuk dari yang terendah sampai ke tinggi dimulai dari,
Polos (cuma seragam doang nggak pake sabuk)
Hitam
Jambon (merah jambu)
Hijau
Putih
Di sana gue baru merasakan arti dari kebersamaan dengan sesama. Mulai dari makan bareng di satu piring gede.
Butir-butir pasir dari telapak tangan sehabis push up kayaknya ikut menggurihkan nasi yang gue makan. Belum lagi keringat yang menetes. Tapi anehnya, itu nasi tetep abis. Lezatnya ngalah-ngalahin nasi padang.
Waktu naik ke sabuk hitam, gue cuma berkata dalam hati, '' Kayak gini doang nih ujiannya? Cih. ''
SONGONG.
Naik ke sabuk jambon (merah jambu), '' BUSET, SUSAH AMAT. MENDING GUE NIKAH AJA SAMA NAZAR ''
Gimana enggak. Gue diadu dengan kakak. Biasanya waktu latihan, setiap hari Sabtu ada tes adu gitu. Dan gue selalu dilawankan dengan Irma. Irma badannya kecil, mungil. Tapi kalo nendang, badan gue cuma ijo-ijo lebam, lecek doang . Tulang belulang semua sih.
Nah, waktu tes ke sabuk jambon, gue dihadapkan dengan kakak.
Ini nggak baik gaes. Melawan saudara sendiri. INI KONSPIRASI !
Tapi mau nggak mau, gue harus berhadapan dengan kakak. Gue mulai dengan pemanasan. Lari kecil mengitari lapangan. Ini kalo bisa lari sampe rumah, gue udah lari pulang nih. Sambil lari kecil, gue udah mengatur siasat.
Oke.
Salam pembuka. Salaman.
Dan
HOIK
Maknyus. Gue kena tendang. Karena nggak terima dengan perlakuannya itu, gue langsung berteriak,
'' RASAKAN INI, JURUS RASENGAN. HIYAAAAT ''
Tapi nggak jadi. Gue cuma nyengir-nyengir nahan sakit. Perlawanan terus terjadi. Dengan semampunya gue berusaha menampik tendangan dan pukulan dari kakak.
Kalo diliat dari jauh, gue rasa ini bukan tes uji adu. Tapi lebih mirip ke emak-emak yang marahin anaknya karena semalaman nginap di warnet.
Lah iya, badan kakak gue gede. Sementara badan gue kecil kayak upil plankton.
Gue mencoba memukul ulu hatinya. Nggak bisa. Anunya kegedean.
Maksud gue, tangannya kegedean. Jadi gue nggak bisa tepat sasaran dan mengenai ulu hatinya.
Sampai pada akhirnya,
HIYAAAT
Kakak gue salah sasaran. Betewe tau kan di mana letak ulu hati. Pas di bawah tulang rusuk dada. Niatnya mau memukul ulu hati gue, tapi nggak kena. Malah yang kena tete gue.
Sakit men. Gila.
Bayangin, tangan kakak gue gede. Dikepal, tambah gede. Tenaga kakak gue gede karena makannya banyak, ditambah kayak ada rasa-rasa kesal yang tak tersampaikan ke gue.
Sasarannya ulu hati, malah kena tete gue.
Sumpah. Itu sakit bener. Gue mau elus, kayak elus kaki gue yang kena tendang tadi. Tapi, yakali gue elus-elus tete di tengah-tengah lapangan. Harkat martabat negara bisa hancur.
Oke. Akurapopo.
Gue tetep melanjutkan perlawanan sambil mikir, '' Kalo tete gue yang sebelah lagi juga kena, bisa bisa gue pulang dengan dada rata. Operasi kelamin. Jadi laki-laki macho. ''
Gue melakukan serangan pukulan dan tendangan ke kakak gue. Nggak mempan. Pengen bawa teroris aja rasanya.
Sampai pada akhirnya,
CIYAAT
Gue terduduk dengan anggun di lapangan. Kayak putri salju.
Gue meringis.
Tulang kering gue. Huwaaa. Gue terisak-isak. Besoknya langsung masuk tipi, masuk acara jalinan kasih.
Gue meluruskan kaki gue, membuka celana. Eng anu, menaikan celana untuk melihat tulang kering gue yang nggak berdosa apa apa.
TARAAA
Tulang kering gue benjol. Gede. Segede telor ayam. Kayak hasil perpaduan tumor dan bisul.
Awalnya gue sempat mikir,
'' Ini kenapa tete gue malah pindah ke tulang kering ya? ''
Tapi setelah gue pencet dan terasa sakit. Gue baru sadar, ternyata tulang kering gue bengkak. Yawloh. Kakak gue tega banget. Durhaka.
Setelah mendapatkan sabuk jambon, beberapa bulan berikutnya diadakan tes kenaikan tingkat sabuk hijau. Dan setelah mendapatkan sabuk hijau, gue hanya bertahan selama 2 bulan sebelum pada akhirnya gue memilih untuk mengundurkan diri. Sedangkan kakak gue masih ikut sampai mendapatkan sabuk putih dan lulus.
Begitulah kisah gue sebagai mantan siswi pencak silat.
Kisah yang menginspirasi.
72 comments
hahaha :D
ReplyDeleteparah-parah, gua kira bakal ada adegan jambak-jambakan ala-ala abg sma putri. Kan biasanya kalo kakak-adek cewek begitu. :D
Gua dulu sempet pengen ikut bela diri gitu tapi tak sempat-sempat waktunya. Tapi gua pikir kayanya gak perlu deh buat gua yang punya kekuatan super tiap kali ngamuk. :D
Hahahaa kalo jambak-jambakan, jelas kakak gue yg menang :'D apa-apa pokoknya tetep ae dia yg menang sih. Haha
Deletebhhaaha, punya kekuatan super tiap kali ngamuk. Leh uga lu, Dibah :D
Rasa sakit di buah dada itu seperti apa, Raisa? :'v
ReplyDeletecup cup, tulang kering kamu gapapa kok, sini aku tambahin yang sebelah lagi biar adil. haha :D
Mengundurkan diri karena apa? takut terulang yang kedua kalinya kah? :'v
Seperti itulah pokoknya :'D
DeleteHahahaa
Enggak. Karena ada sesuatu hal :))
Hemmm... CinLok sama kakax ganteng mgkn...
DeleteSaingan mah kakak-nya..
Mundur deh... Tkut kena gepal lagi.. :D
MENGINSPIRASI APANYAAAAAAAAA? BACA INI BAWAANNYA PENGEN MUKULIN KAMU RAME-RAME SAMPE MENINGGAL. MENINGGALKAN STATUS JOMBLO TRUS MINTA SOMEONE BUAT NGELAMAR KAMU MAKSUDNYA, LAN. BIAR ADA YANG NGELINDUNGIN KAMU~
ReplyDeleteWuiiiih hebat. Keren pernah jadi anak pencak silat. Mantap, Lan. Itu cowok-cowok kalau dengar langsung keder. Aku cuma pernah jadi anak teater. Huhu. Eh tapi itu juga bikin keder sih. Iya, keder takut didramain sama aku :(
Bahahaha. Ngelus-ngelus tete. Terduduk kayak Putri Salju. Untung nggak sampe tertidur kayak Putri Tidur ya, Lan :'D
HAHAHAAAAA INSPIRASINYA TERSIRAT GITU, CHA HAHAAA
DeleteMENINGGALKAN STATUS JOMBLO. YAWLOH MOGA BENERAN. :'D
AMIN
Itu dulu, Cha. Enggak sampai tamat. Wkwk
Duh kamu anak teater ya? Keren, keren.
Hahaaa takut didramain :'D
Iya, Cha. haha percuma sih jadi putri-putrian. Nggak ada pangerannya.
*cry everyday
HUAHAHAHA BACA BARISAN KOMENTAR PERTAMA KAYAK MAU NANTANG DUEL! :D
DeleteHAHAHAA TETE PINDAH KE TULANG KERING!
wuiih menginspirasi banget lan kisahmu... bener kata icha noh yang nulisnya pake huruf kapital semua..
ReplyDeletehebat juga kau lan pernah ikut silat, kereen. bisa buat menghajar mantan dong lan.
hahaaa.tete kena. lha tapi ngapain ngundurin diri napa gak lanjut smape selese?
Hahahaa itu karena Icha saking semangatnya habis nemuin inspirasi dari postingan di atas mas, :D
DeleteHahaa, tapi aku lemah, mas.
Iya. Yaa namanya nggak jodoh mas. Gimana lagi :(
Sudah.... anak gadis ganti hobi aja, mainnya ke mol.., shooping..hehe :D
ReplyDeleteHahaa, hobinya tidur.
Deletehahaha, naas sekali... gara2 silat jadi masuk jalinan kasih gitu. itu abis ngelurusin kaki kenapa maloah buka celana.. mau ngapain atuh -___-
ReplyDeletenggak apa-apa lah meringis, belajar silat itu gaul men
Iya, jadi masuk tipi gitu. Hahaa
DeleteMau naikin celana, Jev.
Hahaa iya, tapi aku nggak sampai tamat sih. Menyedihkan -_-
Ini dari kemaren kok ngomongin teruuus :( ada masalah yah sama si tete? Cerita dong :(
ReplyDeleteAda bang, jadi kan gini...
DeletePencak Silat Setia Hati Terate yang awal berdirinya di kota Madiun pada tahun 1922. siapa pendirinya?
ReplyDeletemau liat dung jurus rasengannya?
hebat udah pernah masuk tipi, itu muat?
Pendirinya Eyang Suro :)
Delete-_- Enggak punya bang Nik. Hahaa
Muat. Lu mau juga masuk tipi?
PAKE AJA PAKE JURUS HAIK NYA BUAT BANG NIKI WKWKWK.
DeleteEh ketularan Icha capslocknya jebol hahaha.
Bahahhahaa.
ReplyDeleteKirain kisah menginspirasi ini sudah pernah ditulis ke Blog.
Waktu lu kalah lawan Mba, lu harusnya ngadu manja sama pelatihnya biar lu dibantu supaya menang.bahahahahh
Hmm.sebelum lu lurusin kaki,lurusin otak lu dulu yang rada gesrek. Yakali tete lu pindah ke benjolan tulang kering lu.
Kalau pindahnya ke mata kaki iya gue percaya. Hahahahaha. Tete lu kecil. :p
Btw mau dong dipencak silatin. Silat lidah. :p
Hahaa memang lu kirain kisah yg mana?
DeleteNgadu manja? Gue nggak manja. Gue strong. HAHAA
Bhahaaa habis, bengkaknya gede gitu. :'D
BHAAANGKAAY, HAHAA MATA KAKI
Silat lidah itu kan artinya pinter bohong kan?
Lu mau gue bohongin??
Hai cucunya Eyang Suro Angkatan 2011 .. Aku masih Juniromu lan .. 2012 baru gabung, itu aja berkat paksaan dari orang kampung .. Hmm ya gitu desaku, Terate semua ..
ReplyDeleteDulu gabung pas jaman Terate sama Winongo perang besar .. sekarang udah jarang, paling cuma lempar2an batu aja pas Hari Layatan Muharram ..
Masih mending kepukul kena TT, bahaya banget kalo kepukul ulu ati lan .. Minimal pingsan dan maximal mokat deh kalo kepukul/ketendang ulu ati ..
Ah payah cuma sampe sabuk ijoooo .. cemen ahhh cemeeeeennnn ..
Dari orang yang masih stuck di warna jambon !!
Hai, putune Eyang Suro.
DeleteHahaa paksaan dari orang kampung. Yawloh Azka. Betewe, kita sedulur nih.
Iya, Winongo dan Terate ada selisih gitu. Eh beneran Ka, lempar2an batu gitu di hari layatan muharram?
Hahaa iya, kena ulu hati bisa pingsan mendadak. Serem.
HAHAHAAAHAHA AZKAA
wow...sangat menginspirasi skali kwan...hahahha...
ReplyDeleteada2 aja ya. untuk gak kena yg sebelahnya lg. klo kena bisa rata ya...? hemm...bs sm donk kt...
Wah iya, makasih ya :'D
DeleteNah iya, untung sebelah doang. Bisa sama apa? Tete kamu kedua duanya pernah kena tendang juga sampai rata gitu ya?
Wah.
inspiratif..... sangat berguna nih
ReplyDeleteWah makasih ya mas
Deletesayang banget kenapa ngundurin diri?
ReplyDeleteAku juga sayang banget sama kamu
Deleteduh raisa-nya mantan anak silat, bisa bela diri dong? bela diri aja bisa, bela shofie-nya kapan? lah salah fokus..
ReplyDeleteDuh ampun neng raisa, abang kagak jadi macam-macam sama eneng. Damai aja ya neng, damai itu indah loh. ya ini hasil setoran bagi rata aja ya neng, 80:20. Cukup kan neng? Ampun ya neng, sekali lagi ampun neng.... *kemudian pulang naik rajawali indosiar*
Hahaa iya mas, cuma mantan doang.
Deletejah bela shofie. wkwk
80:20 apanya yang rata mas hahaa
RAJAWALI INDOSIAR HAHAA
Aku juga pernah ikutan Pencak Silat Setia Hati Terate hehehe
ReplyDeleteBused dah.. pulangnya pagi banget.. untung kakak kakak nya baik mau ngantarin..
Duh, pertarungan yang berakhir tragis banget.. Kesian tete dan tulang keringnya... jadi bengkak semua.. :p
bayangin sakitnya jadi ikut ngilu pernah juga ngalamin -_#
Wah iya, kita sedulur nih Arum.
DeleteIya Rum, dianterin sampai rumah. Mas-masnya baik banget, hehee
Iya hahaa bengkak bengkak semua habis bertarung. Sedih
Kamu pernah kejadian gitu juga ya Rum?
Asalkan tu butir debu ga tercampur uuk kucing aja yach #ueeekkk, moga masi terasa lezat ngelebihin nasi padang hahahaaaa
ReplyDeleteHmmm sabuk jambon, lucuuuu ih, kan aku penyuka pink,,,apa aku ikutan aja ya ngahaha #tapi ngambil sabuknya doang
Lan lan...ceritamu dg kakak selalu kocakkkk...hahaaa
Jadi blio uda fasih semua jurus dunk
Hahaa makin lezat mbaa
DeleteTapi mba, dapatin sabuk jambonnya penuh penyiksaan mba. Hahaaa
Cuma mau ngambil sabuknya aja mba? Iya, iya boleh. Buat mba semuanya boleh. Bhahaa
Wkaka. Udah mba, semua jurus dia hafal. Sampai kalo ada cicak di rak sepatu, dia menjerit jerit -_-
kayanya keren bisa ilmu silat buat jaga jaga hhehe
ReplyDeleteHehee iya. Lebih keren lagi kalau sampai tamat sih :))
Deleteaiih kebalikan yaa.. kalo aku mah adek yang jago beladiri, mau jamba-jambakan, tinju-tinjuan, tendang-tendangan, blablablaa tetep aja adek yang menang.
ReplyDeletebukan karena kakak mengalah, tapi justru kalah hiikkss :v
Wiih hebat adeknya. :D bisa buat jagain kakaknya. :))
DeleteHahahaa ikhlas dan mengalah
Wiih hebat adeknya. :D bisa buat jagain kakaknya. :))
DeleteHahahaa ikhlas dan mengalah
Itu parah, konspirasi, silat berusaha untuk menghancurkan keluargamu mbak wulan....
ReplyDeleteDuh, semoga yang nonton nggak mupeng aja yaa. Wkwkwkwk, kayaknya kurang afdol kalau kurang jambak jambakan sama cakar cakaran deh.... Terus terakhir perang air liur. Lah(?)
Iya, Yu. Bisa menimbulkan perpecahan antar saudara kandung sendiri. Wah parah nih.
DeleteHahahaaa kagak ada jambak dan cakar cakaran :'D
Ludah-ludahan? BHAHAHAAA
Ngeri juga si Pev, mantan anak Teratai. Temen sekolah gue dulu yang ikutan gitu tidur mulu di sekolah, soalnya ya gitu, latihan sampe larut malem.
ReplyDeleteHahaaha mantan doang bang. Nggak sampai tamat :(
DeleteJah iya bener. Gue juga gitu. Gimana enggak, pulang latihan jam 2 jam 3. Ya ngantuklah sampai sekolah wkwkw
hawa cape sama lapar ya, tangan pasiran juga dipake makan mah mantep haha
ReplyDeleteterus kemaren pas putusan, cowok kamu engga dikasih pelajaran dulu ? kan lumayan buat ngasah jurus silatnya, kali aja pas kamu tendang tulang keringnya dia jadi punya tete :v
Iya bang. Makin maknyus.
DeleteHahahaaa aku tulang keringnya jd tumbuh tete gitu, bang.
mau di urut te.. tulang keringnya, maksudnya :3
DeleteHmmm. Benar-benar menginspirasi :')
ReplyDeleteHahaha aku ngakak mulu. Bayangin pas kamu lawan kakakmu.
Duuuhhh itu pasti sakiiitttttttttt sakiiiittttt bangeeetttt.
Dari dulu aku udah disuruh sama mamaku buat ikutan bela diri kayak pencak silat, dan kawan-kawannya. Tapi akunya ogah. Takut ._. Padahal bagus sih ya buat ngelawan penjahat :/
Wah, aku terhura.
DeleteJangan dibayangin, Bil hahaa
Iya sakit banget. Parah. :(
Kenapa nggak mau ikut, Bil? Iya bagus, buat ngelawan penjahat dan ultramen.
aduh ngakak gua bacanya
ReplyDeleteHehehee
Deletesangat menginspirasi sekali tuh mba wulan :D
ReplyDeleteHahaaa wah aku terhura
Deletesuara dari cowo pencak silat kayak pengen bikin keluarga yak? haha sampe segitunya ya haha
ReplyDeleteiya itu konspirasi namanyaa. seharusnya wulan vs kakanya sama irma. biar maknyuss
Anak CW main silat nggak takut badannya kekar, kalau badannya kekar jadi nggak veminim lagi ya gan!
DeleteHahaaa iya. Suaranya adem adem gimana gitu.
DeleteIya bener. Konspirasi itu. Perpecahan antar saudara.
Anjaaasss, lu juga Setia Hati? Sama berarti kayak gue dulu pas silat. Berarti tandanya kita orangnya setia ya, Lan? Bodo amat, Yog (jawab sendiri)
ReplyDeleteLah, zaman gue silat sabuknya enggak begitu.
Pertama tanpa sabuk, terus putih, kuning, lalu hijau, biru, dan terakhir merah. :D
Hm... tetek macam mana yang pindah ke kaki? :(
Lah, elu juga, Yog? Kok gue baru tau yak. Kok gue baru baca komen lu ini yak.
DeleteIya berarti kita orangnya setia, Yog. Tapi ya gitu, seringnya disakit. Dikhianati. Ahelah.
Lu yang winongo bukan, Yog? Tahun berapa?
HAHAAAA
Baca postingan ini di tengah malem dan sukses bikin ngakak. Kocak ceritanya, khususnya yang pas tes ke sabuk jambon lawan kakak :D (emak-emak yang marahin anaknya karena semalaman nginap di warnet itu horor banget ya... hehe)
ReplyDeleteItu kalau latihan sampe malem jam dua, istirahatnya cuma jam 10 malem atau ada jam lain?
Gua juga pernah ngerasain tuh makan sepiring rame-rame. Piring besar banget malah (pas ikut pramuka dulu waktu SMP). Makanan yang dibawa temen-temen satu grup dikumpulin, dituangin ke wadah gede, dicampur jadi satu, dan dimakan rame-rame. Yang seru adalah kebersamaannya hehe :D
Meskipun akhirnya mengundurkan diri, at least lo punya bekal ilmu bela diri :)
Hahahaa duh dibaca malam malam. hahaa
DeleteIya mas, horor banget Hahaa
jam 10 dan jam setengah 1 mas.
Iya bener, iya makanannya dituangin dicampur aduk. Kebersamaanya bikin kangen. :'D
Tapi udah lupa semua jurusnya mas. Huhuuu
Bikin ngakak aja ini di tengah malam gini HAHAHA.
ReplyDeleteIni serasa diajak ke kampung konoha terus nontonin sebuah petarungan.
Serasa lagi maen PS juga. Untungnya bukan rasa yang pernah ada sih (lah?)
Oh baru tau ternyata sistem pencak silat tuh gitu sabuknya.
Kalau saya sih pengalaman pernah ikut taekwondo. Pernah ngalamin juga lah tanding atau biasa yang lebih dikenal sparing gitu. Pernah ngerasain jugalah rasanya ditendang PAS di tulang kering. Duh serasa mau tendang balik lagi tapi udah cedera duluan. Untung kaku yang cedera bukan hati (lah lagi?)
Makan bareng rame-rame. Pernah nih, tapi medianya nampan langsung yang geding gedong haha.
Setuju sama Bang Bayu, setidaknya ada lah ya bekel bela diri. Bisa buat nendang mantan kan HAIK! :D
Ini bacanya kenapa malam-malam semua? Hahhaa
DeleteSerasa lg main PS. Hahaa, yawloh
Lah baper mas :'D
Iya mas, Awal. Oh kamu taekwondo ya. Iya, nama lainnya sparing.
Aih pernah ngerasain juga ya mas. Iya bener, mau nendang balik tapi udah keburu lemes. Udah nggak sanggup apa-apa selain cuma duduk dengan anggun.
Hahaa iya, aku juga pernah mas. Medianya nampan trus nasinya segunung. Wkwk
Hohooo tapi semua jurusnya udah pada lupa sih mas :'D
Anak silat kamu ya :( nggak nyangka kamu semengerikan itu :( wkwkwk
ReplyDeleteDuh, tulisan ini bikin aku berfantasi liar Lan -_- Anunya gede apaan :( Tetekmu kepukul gimana :( duuuuh
Aku nggak ngeri, bang Feb. HAHAAA
DeleteYawloh berfantasi liar. Anunya itu lengan, bang.
Iya tete kena hajar. Mantap. Maknyus.
Lan.......... Pangeran harus komentar apa? Kaget bener pas bahas tete pindah ke tulang kering. -__- "Kan jadi pengen liat.." hahahah
ReplyDeleteGak nyangka banget, WUlan ini mantan anak karate. DUh.. mantan lagi. Setidaknya, meskipun udah keluar, tetep bisa jaga dirikan lan? Pangeran dulu juga ikut beladiri. Namanya KEMPO. Lengkapnya Shorinji Kempo. Udah sampe sabuk Coklat, sih. Tapi... gue mundur gitu aja karena harus kuliah di PKU.
Gak cuman karena itu, alasan lain banyak juga. Kapan2 bolehlah, kita tarung lan. Sapa tau bisa saling jaga hati. "Ukhuk.."
Hahahaaa liat apa Pangeran? Liat tulang kering? Bhaaha
DeleteLebih tepatnya silat, Pange. Hehee
Iya mantan. Huhuu
Oh kempo ya. Wah keren udah di coklat. Emang latihan kemponya di mana, Pange?
Hahahaaa bertarung untuk jaga hati. Kayak gimana, Pange?
hhh...itu mending daun pepaya blom yobak yang brotowolli...paiiiiiittt men!!
ReplyDeleteBrokoli maksudnya ya? iya belom nyoba. Kenapa?
DeletePahit ya. Lebih pahit kenangan aku sih :(
Cerita atau pengalammnay unik dan bagus juga, jadilah artikel orisinil dan TOP!
ReplyDeleteHahahaa pengalaman menyedihkan mas
Deletehiyat sama ciyat beda ya
ReplyDeleteSama. Sama-sama bikin sakit
DeleteKomentarnya ditunggu kakak~