Bolehkah aku bermimpi?
Bermimpi untuk tetap bergandeng tangan denganmu. Melewati jejak-jejak kehidupan bersama, selalu bersama. Berkeliaran dengan menginjakkan kaki ditanah basah berdua. Tertawa lepas saat menonton film favorit kita.
Bolehkah aku bermimpi?
Bermimpi untuk selalu ada dalam kisah suka maupun dukamu. Aku siap menampung segala curahan hatimu, aku siap menerima keluh kesahmu kapan saja. Karena aku ingin menjadi satu-satunya orang yang paling dekat bahkan bisa mendengar denyut jantungmu setiap waktu.
Bolehkah aku bermimpi?
Aku tau, aku masih terlalu kecil untuk memimpikan kisah seperti ini. Kamu boleh saja mengatakan bahwa khayalanku terlalu tinggi. Iya, kamu benar. Aku memang berkhayal untuk sebuah mimpi.
Bolehkah aku bermimpi lagi?
Aku ingin menjadi orang yang selalu ada disetiap pagi kamu membuka mata. Menyatukan dunia kita bersama, meruntuhkan segala perbedaan bahkan tembok penghalang sekalipun.
Hei, apa boleh aku boleh bermimpi lagi?
Hei, apa boleh aku boleh bermimpi lagi?
Aku ingin sekali duduk berdua denganmu sambil menyaksikan senja yang menguasai langit sore itu. Dengan secangkir teh hangat dalam gelas biru muda yang bertengger disebelahku. Menceritakan segala hal, tertawa lepas bersama, hingga aku terlelap disandaranmu.
Mungkin mimpi-mimpi dalam tulisan ini terlihat seperti dongeng, bahkan sekedar drama.
Izinkan aku untuk mencintai semua khayalan konyol dalam mimpi ini.
Karena aku, mencintai segala mimpiku.
Karena aku, mencintai segala mimpiku.
Disini, kosongtiga agustus duaribulimabelas
Your Future