'' Suatu hasil takkan pernah mengkhianati prosesnya ''
Pernah denger kalimat itu gak?
Dan gue adalah salah satu orang yang sangat menyetujui kalimat tersebut.
Seperti yang kita ketahui pada umumnya, untuk mencapai suatu titik kita akan melewati sebuah proses. Bukan akan, tapi harus. Gak akan pernah ada suatu target tercapai tanpa usaha dan proses apapun. Semua harapan pasti memerlukan proses.
Ibarat lo pengen makan sushi tei ketika hari hujan. Sementara lo dirumah cuma leyeh-leyeh sambil mandangin foto mantan yang udah bahagia sama orang lain. Dan saat itu lo berharap bakalan ada kang sushi tei gerobak yang lewat didepan rumah.
Percayalah teman. Kagak bakalan ada kang sushi tei gerobak yang lewat didepan rumah yang seperti lo harapkan.
Kalo lo pengen makan sushi tei, lo harus berusaha pergi keluar meskipun saat itu hujan.
Pake motor trus pake jaket boleh, pake helm trus pake motor pun boleh, atau boleh juga pake helm trus pake jaket.
Dan silahkan jalan kaki dengan penampilan asdfghjkl tersebut.
Terserah lo deh, terserah.
Yang penting ada sebuah usaha untuk mencapai target yang kita inginkan.
Beberapa hari kemarin gue dapat telfon dari temen sekolah dulu. Cewek. Kita sebut saja namanya Bambang.
Etapi kurang imut, ganti.. ganti.
Kita sebut saja namanya Rili.
RILI RILI LAIK YU !
Gue dan Rili sudah kenal sejak SMP. Tidak terlalu akrab, hanya sekedar menyapa '' hai '' dijalan, tidak lebih. Ketika masuk SMK, tanpa disangka gue dan Rili sekelas.
Di semester pertama gue mencoba dekat dan mengenali bagaimana kepribadian seorang Rili.
Dia perempuan yang cantik, baik, sopan, ceplas-ceplos, suka berbagi, rapi.pokoknya perempuan bangetlah. Beda banget sama gue yang pas nyengir aja tampang gue kayak tapir kena diare.
Dibalik segala sifat perempuan yang baik dimata gue pada seorang Rili, ternyata Rili mempunyai sifat yang pada akhirnya membuat gue harus menjauh dari menjaga jarak dengannya.
Rili sering selimutan sana-sini. Alias sering tidur sana-sini dengan para kekasihnya. Gue shock berat saat mengetahui ada orang terdekat gue yang terjerumus kedalam pergaulan seperti itu.
Awalnya gue udah nyoba untuk memberi nasihat pada Rili. Tapi percuma.
'' Gak usah ngatur deh. Gue suka kok. Urus hidup masing-masing, jangan sirik karena gue emang paling laku ''
'' LAKU ''
Dari kalimat yang terlontarkan pada ucapannya, seolah Rili menganggap dirinya sebuah barang. Sebuah barang yang paling laku keras, diminati banyak orang, diingini banyak orang, hingga akhirnya dengan cuma-cuma ia memberi kan seluruh tubuhnya pada orang-orang.
Gue jadi ngerti. Laku disini sepertinya mengarah pada kata 'murahan'.
Mulai hari itu, gue mulai menjaga jarak dengan Rili. Berkali-kali dia ngajakkin gue kesana-kesitu, tapi gue tetep kekeuh untuk menolaknya.
Bahkan, sebulan sebelum UN setahun yang lalu, Rili dikabarkan menginap dirumah kekasihnya selama 3 hari. Sementara orangtua pergi menjenguk neneknya yang sakit.
'' Hei, Apa jadinya jika ada seorang perempuan yang menginap dirumah kekasihnya 3 hari lamanya? ''
Entahlah..
Selesai menutup percakapan singkat dari handphone, gue termenung untuk beberapa saat. Kenapa Rili mengajak gue untuk ketemu? Bukannya dia gak suka kalo gue nasehati saat ketika masih sekolah dulu?
Tanpa babibu, gue langsung ngambil jaket dan cus pergi ke tempat yang sudah ditentukan Rili. Disana Rili menangis tersedu-sedu.
Sumpah, ini awakrd banget. Gue gak tau harus memulai percakapan darimana. Gue cuma ngelus bahunya dan membiarkan Rili menangis lepas.
Isak tangisnya kian menderu. Akhirnya gue mencoba untuk membuka mulut.
'' Lo kenapa Li ? ''
Dia tetep nangis.
'' Rili.. ada masalah? ''
Tangisnya mulai mereda.
'' Gue nyesal, ''
Dua kalimat itu seakan telah menjawab semua kekhawatiran gue terhadap Rili. Malam itu, Rily bercerita bahwa ia sudah pernah hamil saat 2 bulan setelah pengumuman kelulusan sekolah. Gue bisa membayangkan betapa hancur perasaan kedua orangtuanya saat mengetahui hal buruk itu terjadi pada anaknya.
Akhirnya, kedua orangtua Rili memutuskan untuk melakukan aborsi pada janin yang baru berusia 3 bulan tersebut.
Miris sekali.
'' Sekarang gue udah tobat. Gue gak berani lagi untuk masuk kedalam pergaulan seperti itu Lan,'' ujarnya.
Cerita pun kembali mengalir.
'' tapi kenapa gak ada laki-laki yang mau menerima gue dengan keadaan seperti saat ini ya Lan? ''
Gue terdiam.
'' gue pernah pacaran dengan seorang laki-laki lan, dan gue juga udah menceritakan tentang siapa gue sebelumnya ke dia. Tapi.. ya itu ''
'' ya itu kenapa Li? ''
'' Dia nerima keadaan gue sih, tapi ya dia juga pernah mau 'make' gue. Bajingan! ''
Aura kebencian yang dahsyat terpancar dari wajahnya. Matanya menerawang dengan sisa-sisa gumpalan air mata yang masih menggenang dipelupuknya.
'' Jadikan ini sebagai pengalaman lo Li. Jangan diulangi lagi. Hati-hati dalam memilih cowok ''
'' Iya Lan, tapi sebenernya kan tujuan gue baik, gue jujur diawal tentang siapa gue yang sebenernya. Tapi kenapa gak ada laki-laki yang menerima gue dengan tulus? ''
'' Pasti ada kok laki-laki yang tulus nerima lo. Lo nya aja yang belum nemuin laki-laki itu, '' ujar gue.
Suasana kembali hening. Jam mulai menunjukkan pukul setengah 9.
Setengah jam lagi, bukan sulap bukan sihir, pasti hp gue bunyi. Ada telfon masuk dari ibu atau ayah yang intinya nyuruh gue pulang.
'' Lan.. ''
'' ha? '' gue asyik mengetik hp dan mengirim sms ke pacar.
'' Lan ''
'' iya Li? Apaan? ''
'' Lo tau gak? Pacar lo yang sekarang ini pernah jadi gebetan gue sebelum akhirnya dia jadian sama lo ''
Gue menganga gak percaya.
'' Gue kenal dia awal Desember tahun kemarin. Kita deket, pernah jalan juga, dan sampai akhirnya gue jujur ke dia bahwa gue punya masa lalu yang buruk. Gue berharap dia bisa menerima gue apa adanya, ternyata enggak. Tepat dimalam tahun baru dia datang kerumah gue. Ngomong baik-baik, bahwa dia menyayangi gue lebih seperti adeknya sendiri. Dia juga memberi gue motivasi, sampai akhirnya sebuah boneka hadir didepan mata gue. Itu boneka terindah yang gue terima dimalam tahun baru. Gue sedih, tapi juga seneng ''
Gue membisu. Gak tau akan bicara apa.
Keesokan harinya, gue menanyakan hal ini ke si pacar.
'' Iya, dulu sebelum kenal kamu, Rili pernah jadi gebetan aku. Kita sempat deket. Sampai akhirnya dia jujur ke aku tentang dia pernah terjerumus dalam pergaulan bebas, tidur sana-sini, hamil, kemudian aborsi. Dan itu yang membuat aku harus berfikir seribu kali untuk menjadikannya perempuan istimewa dihatiku. Aku rasa gak bisa. Karena aku yakin, ketika itu Rili sangat membutuhkan penyemangat daripada seorang pacar.
Dan kamu tau kan kenapa aku harus membatalkan janji untuk datang kerumahmu ketika malam tahun baru itu? ''
Gue melongo.
'' IIIH IYAA IYA AKU INGAT. PADAHAL AKU UDAH NUNGGUIN KAMU DARI SETENGAH JAM YANG LALU, AKU UDAH SIAP-SIAP BAKAL KETEMU GEBETAN, EH TAUNYA KAMU GAK DATENG. HUUUU PEHAPE !! ''
Gue ngomel kenceng kayak emak-emak yang udah pecah ketuban dan bentar lagi mau lahiran.
'' Iya, maaf-maaf. Volume tipi nya bisa dikecilin gak yang? ''
'' Hah tipi? '' gue ngeliat ke ruang tengah. Tipi gue mati kok, gak nyala.
'' Suara kamu maksudnya. Jangan kenceng-kenceng. ''
Bangkeh!
Gue mendadak hening.
'' Ibu pernah pesan, kalo nyari perempuan itu harus perempuan bener-bener. Yang jelas bibit bebet bobotnya. Aku gak mau menjadikan perempuan yang memiliki masa lalu yang seperti itu untuk dijadikan pendamping nantinya. Laki-laki mana sih yang gak berfikir seperti itu jika harus memilih satu diantara itu?
Intinya aku udah sama kamu. Udah, gak usah dibahas lagi hal yang seperti itu. Oke? '' ujar si pacar dengan tenang.
***
Gue bener-bener gak habis pikir. Kenapa banyak banget perempuan yang rela menyerahkan mahkotanya untuk orang lain?
Rili, adalah salah satu dari sekian ratus ribu bahkan juta perempuan yang pada umumnya pelajar maupun mahasiswa yang dengan sadar merelakan keperawanannya untuk laki-laki yang padahal gak jelas akan terus bersamanya atau tidak.
'' Karena gue cinta dia ''
Hellow, cinta gak meski diukur dari mau apa enggaknya nyerahin mahkota. Kalo cinta gak harus tidur bareng juga kan?
'' Gue udah terlanjur sayang banget sama dia. Gimana dong? ''
Ya goblok namanya, itu sih namanya cuma lo doang yang sayang bahkan sampe terlanjur sayang ke dia. Dianya mah kagak. Goblok gak sih. Kalo dia beneran sayang ke lo, mungkin dia bakal memilih untuk menjada tubuh lo daripada harus memakainya.
'' Gue dipaksa sama dia. ''
Hahaa ini alasan klasik. Kalo lo gak ngumbar tubuh ke dia, gak mungkin dong dia gak terpancing. Oke, kejadian diawal karena dipaksa si cowok. Gimana dengan kejadian kedua? ketiga? dan seterusnya.
Kalo udah tau enaknya, gue berharap lo bisa ngubah statement atas alasan kejadian pertama tersebut.
Ingat gaes, keperawanan itu harga mati.
Intinya, kalo kita ingin mendapatkan seseorang yang baik kita harus berusaha jadi yang terbaik. Begitu juga dengan harapan dan impian jika kita ingin memiliki pasangan hidup yang memiliki akhlak baik, kita harus mengubah diri dan mengintropeksi kepribadian kita sendiri.
Dengan usaha seperti itu, insyaAllah semua impian kita akan tercapai. Yang terpenting jangan pernah mengeluh,bosan sampe ngedumel karena proses yang dilewati begitu rumit dan panjang. Ya namanya juga hidup, pasti ada proses sebelum akhirnya muncul suatu hasil.
Lo keluar dari rahim gak langsung kelar skripsi kan? Kecuali kalo ada universitas jangka 9 bulan didalam kandungan si emak. Kalo itu sih gue iya, percaya.
Berusahalah selagi mampu.
Gue juga begitu. Gue masih dalam proses berusaha untuk menjadi seorang perempuan yang baik, semoga aja harapan itu terwujud. Amin..
Bye :)
lopyu.mwah.
Pernah denger kalimat itu gak?
Dan gue adalah salah satu orang yang sangat menyetujui kalimat tersebut.
Seperti yang kita ketahui pada umumnya, untuk mencapai suatu titik kita akan melewati sebuah proses. Bukan akan, tapi harus. Gak akan pernah ada suatu target tercapai tanpa usaha dan proses apapun. Semua harapan pasti memerlukan proses.
Ibarat lo pengen makan sushi tei ketika hari hujan. Sementara lo dirumah cuma leyeh-leyeh sambil mandangin foto mantan yang udah bahagia sama orang lain. Dan saat itu lo berharap bakalan ada kang sushi tei gerobak yang lewat didepan rumah.
Percayalah teman. Kagak bakalan ada kang sushi tei gerobak yang lewat didepan rumah yang seperti lo harapkan.
Kalo lo pengen makan sushi tei, lo harus berusaha pergi keluar meskipun saat itu hujan.
Pake motor trus pake jaket boleh, pake helm trus pake motor pun boleh, atau boleh juga pake helm trus pake jaket.
Dan silahkan jalan kaki dengan penampilan asdfghjkl tersebut.
Terserah lo deh, terserah.
Yang penting ada sebuah usaha untuk mencapai target yang kita inginkan.
Beberapa hari kemarin gue dapat telfon dari temen sekolah dulu. Cewek. Kita sebut saja namanya Bambang.
Etapi kurang imut, ganti.. ganti.
Kita sebut saja namanya Rili.
RILI RILI LAIK YU !
Gue dan Rili sudah kenal sejak SMP. Tidak terlalu akrab, hanya sekedar menyapa '' hai '' dijalan, tidak lebih. Ketika masuk SMK, tanpa disangka gue dan Rili sekelas.
Di semester pertama gue mencoba dekat dan mengenali bagaimana kepribadian seorang Rili.
Dia perempuan yang cantik, baik, sopan, ceplas-ceplos, suka berbagi, rapi.pokoknya perempuan bangetlah. Beda banget sama gue yang pas nyengir aja tampang gue kayak tapir kena diare.
Dibalik segala sifat perempuan yang baik dimata gue pada seorang Rili, ternyata Rili mempunyai sifat yang pada akhirnya membuat gue harus menjauh dari menjaga jarak dengannya.
Rili sering selimutan sana-sini. Alias sering tidur sana-sini dengan para kekasihnya. Gue shock berat saat mengetahui ada orang terdekat gue yang terjerumus kedalam pergaulan seperti itu.
Awalnya gue udah nyoba untuk memberi nasihat pada Rili. Tapi percuma.
'' Gak usah ngatur deh. Gue suka kok. Urus hidup masing-masing, jangan sirik karena gue emang paling laku ''
'' LAKU ''
Dari kalimat yang terlontarkan pada ucapannya, seolah Rili menganggap dirinya sebuah barang. Sebuah barang yang paling laku keras, diminati banyak orang, diingini banyak orang, hingga akhirnya dengan cuma-cuma ia memberi kan seluruh tubuhnya pada orang-orang.
Gue jadi ngerti. Laku disini sepertinya mengarah pada kata 'murahan'.
Mulai hari itu, gue mulai menjaga jarak dengan Rili. Berkali-kali dia ngajakkin gue kesana-kesitu, tapi gue tetep kekeuh untuk menolaknya.
Bahkan, sebulan sebelum UN setahun yang lalu, Rili dikabarkan menginap dirumah kekasihnya selama 3 hari. Sementara orangtua pergi menjenguk neneknya yang sakit.
'' Hei, Apa jadinya jika ada seorang perempuan yang menginap dirumah kekasihnya 3 hari lamanya? ''
Entahlah..
Selesai menutup percakapan singkat dari handphone, gue termenung untuk beberapa saat. Kenapa Rili mengajak gue untuk ketemu? Bukannya dia gak suka kalo gue nasehati saat ketika masih sekolah dulu?
Tanpa babibu, gue langsung ngambil jaket dan cus pergi ke tempat yang sudah ditentukan Rili. Disana Rili menangis tersedu-sedu.
Sumpah, ini awakrd banget. Gue gak tau harus memulai percakapan darimana. Gue cuma ngelus bahunya dan membiarkan Rili menangis lepas.
Isak tangisnya kian menderu. Akhirnya gue mencoba untuk membuka mulut.
'' Lo kenapa Li ? ''
Dia tetep nangis.
'' Rili.. ada masalah? ''
Tangisnya mulai mereda.
'' Gue nyesal, ''
Dua kalimat itu seakan telah menjawab semua kekhawatiran gue terhadap Rili. Malam itu, Rily bercerita bahwa ia sudah pernah hamil saat 2 bulan setelah pengumuman kelulusan sekolah. Gue bisa membayangkan betapa hancur perasaan kedua orangtuanya saat mengetahui hal buruk itu terjadi pada anaknya.
Akhirnya, kedua orangtua Rili memutuskan untuk melakukan aborsi pada janin yang baru berusia 3 bulan tersebut.
Miris sekali.
'' Sekarang gue udah tobat. Gue gak berani lagi untuk masuk kedalam pergaulan seperti itu Lan,'' ujarnya.
Cerita pun kembali mengalir.
'' tapi kenapa gak ada laki-laki yang mau menerima gue dengan keadaan seperti saat ini ya Lan? ''
Gue terdiam.
'' gue pernah pacaran dengan seorang laki-laki lan, dan gue juga udah menceritakan tentang siapa gue sebelumnya ke dia. Tapi.. ya itu ''
'' ya itu kenapa Li? ''
'' Dia nerima keadaan gue sih, tapi ya dia juga pernah mau 'make' gue. Bajingan! ''
Aura kebencian yang dahsyat terpancar dari wajahnya. Matanya menerawang dengan sisa-sisa gumpalan air mata yang masih menggenang dipelupuknya.
'' Jadikan ini sebagai pengalaman lo Li. Jangan diulangi lagi. Hati-hati dalam memilih cowok ''
'' Iya Lan, tapi sebenernya kan tujuan gue baik, gue jujur diawal tentang siapa gue yang sebenernya. Tapi kenapa gak ada laki-laki yang menerima gue dengan tulus? ''
'' Pasti ada kok laki-laki yang tulus nerima lo. Lo nya aja yang belum nemuin laki-laki itu, '' ujar gue.
Suasana kembali hening. Jam mulai menunjukkan pukul setengah 9.
Setengah jam lagi, bukan sulap bukan sihir, pasti hp gue bunyi. Ada telfon masuk dari ibu atau ayah yang intinya nyuruh gue pulang.
'' Lan.. ''
'' ha? '' gue asyik mengetik hp dan mengirim sms ke pacar.
'' Lan ''
'' iya Li? Apaan? ''
'' Lo tau gak? Pacar lo yang sekarang ini pernah jadi gebetan gue sebelum akhirnya dia jadian sama lo ''
Gue menganga gak percaya.
'' Gue kenal dia awal Desember tahun kemarin. Kita deket, pernah jalan juga, dan sampai akhirnya gue jujur ke dia bahwa gue punya masa lalu yang buruk. Gue berharap dia bisa menerima gue apa adanya, ternyata enggak. Tepat dimalam tahun baru dia datang kerumah gue. Ngomong baik-baik, bahwa dia menyayangi gue lebih seperti adeknya sendiri. Dia juga memberi gue motivasi, sampai akhirnya sebuah boneka hadir didepan mata gue. Itu boneka terindah yang gue terima dimalam tahun baru. Gue sedih, tapi juga seneng ''
Gue membisu. Gak tau akan bicara apa.
Keesokan harinya, gue menanyakan hal ini ke si pacar.
'' Iya, dulu sebelum kenal kamu, Rili pernah jadi gebetan aku. Kita sempat deket. Sampai akhirnya dia jujur ke aku tentang dia pernah terjerumus dalam pergaulan bebas, tidur sana-sini, hamil, kemudian aborsi. Dan itu yang membuat aku harus berfikir seribu kali untuk menjadikannya perempuan istimewa dihatiku. Aku rasa gak bisa. Karena aku yakin, ketika itu Rili sangat membutuhkan penyemangat daripada seorang pacar.
Dan kamu tau kan kenapa aku harus membatalkan janji untuk datang kerumahmu ketika malam tahun baru itu? ''
Gue melongo.
'' IIIH IYAA IYA AKU INGAT. PADAHAL AKU UDAH NUNGGUIN KAMU DARI SETENGAH JAM YANG LALU, AKU UDAH SIAP-SIAP BAKAL KETEMU GEBETAN, EH TAUNYA KAMU GAK DATENG. HUUUU PEHAPE !! ''
Gue ngomel kenceng kayak emak-emak yang udah pecah ketuban dan bentar lagi mau lahiran.
'' Iya, maaf-maaf. Volume tipi nya bisa dikecilin gak yang? ''
'' Hah tipi? '' gue ngeliat ke ruang tengah. Tipi gue mati kok, gak nyala.
'' Suara kamu maksudnya. Jangan kenceng-kenceng. ''
Bangkeh!
Gue mendadak hening.
'' Ibu pernah pesan, kalo nyari perempuan itu harus perempuan bener-bener. Yang jelas bibit bebet bobotnya. Aku gak mau menjadikan perempuan yang memiliki masa lalu yang seperti itu untuk dijadikan pendamping nantinya. Laki-laki mana sih yang gak berfikir seperti itu jika harus memilih satu diantara itu?
Intinya aku udah sama kamu. Udah, gak usah dibahas lagi hal yang seperti itu. Oke? '' ujar si pacar dengan tenang.
***
Gue bener-bener gak habis pikir. Kenapa banyak banget perempuan yang rela menyerahkan mahkotanya untuk orang lain?
Rili, adalah salah satu dari sekian ratus ribu bahkan juta perempuan yang pada umumnya pelajar maupun mahasiswa yang dengan sadar merelakan keperawanannya untuk laki-laki yang padahal gak jelas akan terus bersamanya atau tidak.
'' Karena gue cinta dia ''
Hellow, cinta gak meski diukur dari mau apa enggaknya nyerahin mahkota. Kalo cinta gak harus tidur bareng juga kan?
'' Gue udah terlanjur sayang banget sama dia. Gimana dong? ''
Ya goblok namanya, itu sih namanya cuma lo doang yang sayang bahkan sampe terlanjur sayang ke dia. Dianya mah kagak. Goblok gak sih. Kalo dia beneran sayang ke lo, mungkin dia bakal memilih untuk menjada tubuh lo daripada harus memakainya.
'' Gue dipaksa sama dia. ''
Hahaa ini alasan klasik. Kalo lo gak ngumbar tubuh ke dia, gak mungkin dong dia gak terpancing. Oke, kejadian diawal karena dipaksa si cowok. Gimana dengan kejadian kedua? ketiga? dan seterusnya.
Kalo udah tau enaknya, gue berharap lo bisa ngubah statement atas alasan kejadian pertama tersebut.
Ingat gaes, keperawanan itu harga mati.
Dengan usaha seperti itu, insyaAllah semua impian kita akan tercapai. Yang terpenting jangan pernah mengeluh,bosan sampe ngedumel karena proses yang dilewati begitu rumit dan panjang. Ya namanya juga hidup, pasti ada proses sebelum akhirnya muncul suatu hasil.
Lo keluar dari rahim gak langsung kelar skripsi kan? Kecuali kalo ada universitas jangka 9 bulan didalam kandungan si emak. Kalo itu sih gue iya, percaya.
Berusahalah selagi mampu.
Gue juga begitu. Gue masih dalam proses berusaha untuk menjadi seorang perempuan yang baik, semoga aja harapan itu terwujud. Amin..
Bye :)
lopyu.mwah.