• HOME
  • ABOUT ME
  • CONTACT
  • WIRDY'S PROJECT

Rahayu Wulandari Ibrahimelya

Daripada tawuran, mending kita curhat-curhatan

'' Suatu hasil takkan pernah mengkhianati prosesnya ''

Pernah denger kalimat itu gak?
Dan gue adalah salah satu orang yang sangat menyetujui kalimat tersebut.

Seperti yang kita ketahui pada umumnya, untuk mencapai suatu titik kita akan melewati sebuah proses. Bukan akan, tapi harus. Gak akan pernah ada suatu target tercapai tanpa usaha dan proses apapun. Semua harapan pasti memerlukan proses.
Ibarat lo pengen makan sushi tei ketika hari hujan. Sementara lo dirumah cuma leyeh-leyeh sambil mandangin foto mantan yang udah bahagia sama orang lain. Dan saat itu lo berharap bakalan ada kang sushi tei gerobak yang lewat didepan rumah.
Percayalah teman. Kagak bakalan ada kang sushi tei gerobak yang lewat didepan rumah yang seperti lo harapkan.
Kalo lo pengen makan sushi tei, lo harus berusaha pergi keluar meskipun saat itu hujan.
Pake motor trus pake jaket boleh, pake helm trus pake motor pun boleh, atau boleh juga pake helm trus pake jaket.
Dan silahkan jalan kaki dengan penampilan asdfghjkl tersebut.

Terserah lo deh, terserah.

Yang penting ada sebuah usaha untuk mencapai target yang kita inginkan.

Beberapa hari kemarin gue dapat telfon dari temen sekolah dulu. Cewek. Kita sebut saja namanya Bambang.

Etapi kurang imut, ganti.. ganti.

Kita sebut saja namanya Rili.      
RILI RILI LAIK YU !

Gue dan Rili sudah kenal sejak SMP. Tidak terlalu akrab, hanya sekedar menyapa '' hai '' dijalan, tidak lebih. Ketika masuk SMK, tanpa disangka gue dan Rili sekelas.
Di semester pertama gue mencoba dekat dan mengenali bagaimana kepribadian seorang Rili.
Dia perempuan yang cantik, baik, sopan, ceplas-ceplos, suka berbagi, rapi.pokoknya perempuan bangetlah. Beda banget sama gue yang pas nyengir aja tampang gue kayak tapir kena diare.
Dibalik segala sifat perempuan yang baik dimata gue pada seorang Rili, ternyata Rili mempunyai sifat yang pada akhirnya membuat gue harus menjauh dari menjaga jarak dengannya.

Rili sering selimutan sana-sini. Alias sering tidur sana-sini dengan para kekasihnya. Gue shock berat saat mengetahui ada orang terdekat gue yang terjerumus kedalam pergaulan seperti itu.
Awalnya gue udah nyoba untuk memberi nasihat pada Rili. Tapi percuma.
  '' Gak usah ngatur deh. Gue suka kok. Urus hidup masing-masing, jangan sirik karena gue emang paling laku ''

'' LAKU ''

Dari kalimat yang terlontarkan pada ucapannya, seolah Rili menganggap dirinya sebuah barang. Sebuah barang yang paling laku keras, diminati banyak orang, diingini banyak orang, hingga akhirnya dengan cuma-cuma ia memberi kan seluruh tubuhnya pada orang-orang.
Gue jadi ngerti. Laku disini sepertinya mengarah pada kata 'murahan'.
Mulai hari itu, gue mulai menjaga jarak dengan Rili. Berkali-kali dia ngajakkin gue kesana-kesitu, tapi gue tetep kekeuh untuk menolaknya.
Bahkan, sebulan sebelum UN setahun yang lalu, Rili dikabarkan menginap dirumah kekasihnya selama 3 hari. Sementara orangtua pergi menjenguk neneknya yang sakit.

'' Hei,  Apa jadinya jika ada seorang perempuan yang menginap dirumah kekasihnya 3 hari lamanya? ''

Entahlah..

Selesai menutup percakapan singkat dari handphone, gue termenung untuk beberapa saat. Kenapa Rili mengajak gue untuk ketemu? Bukannya dia gak suka kalo gue nasehati saat ketika masih sekolah dulu?
Tanpa babibu, gue langsung ngambil jaket dan cus pergi ke tempat yang sudah ditentukan Rili. Disana Rili menangis tersedu-sedu.
Sumpah, ini awakrd banget. Gue gak tau harus memulai percakapan darimana. Gue cuma ngelus bahunya dan membiarkan Rili menangis lepas.
Isak tangisnya kian menderu. Akhirnya gue mencoba untuk membuka mulut.

  '' Lo kenapa Li ? ''

Dia tetep nangis.

  '' Rili.. ada masalah? ''

Tangisnya mulai mereda.

  '' Gue nyesal, ''

Dua kalimat itu seakan telah menjawab semua kekhawatiran gue terhadap Rili. Malam itu, Rily bercerita bahwa ia sudah pernah hamil saat 2 bulan setelah pengumuman kelulusan sekolah. Gue bisa membayangkan betapa hancur perasaan kedua orangtuanya saat mengetahui  hal buruk itu terjadi pada anaknya.
Akhirnya, kedua orangtua Rili memutuskan untuk melakukan aborsi pada janin yang baru berusia 3 bulan tersebut.

Miris sekali.

  '' Sekarang gue udah tobat. Gue gak berani lagi untuk masuk kedalam pergaulan seperti itu Lan,'' ujarnya.


Cerita pun kembali mengalir.
  '' tapi kenapa gak ada laki-laki yang mau menerima gue dengan keadaan seperti saat ini ya Lan? ''

Gue terdiam.

  '' gue pernah pacaran dengan seorang laki-laki lan, dan gue juga udah menceritakan tentang siapa gue sebelumnya ke dia. Tapi.. ya itu ''

  '' ya itu kenapa Li? ''
  '' Dia nerima keadaan gue sih, tapi ya dia juga pernah mau 'make' gue. Bajingan! ''

Aura kebencian yang dahsyat terpancar dari wajahnya. Matanya menerawang dengan sisa-sisa gumpalan air mata yang masih menggenang dipelupuknya.

  '' Jadikan ini sebagai pengalaman lo Li. Jangan diulangi lagi. Hati-hati dalam memilih cowok ''

  '' Iya Lan, tapi sebenernya kan tujuan gue baik, gue jujur diawal tentang siapa gue yang sebenernya. Tapi kenapa gak ada laki-laki yang menerima gue dengan tulus? ''

  '' Pasti ada kok laki-laki yang tulus nerima lo. Lo nya aja yang belum nemuin laki-laki itu, '' ujar gue.

Suasana kembali hening. Jam mulai menunjukkan pukul setengah 9.

 Setengah jam lagi, bukan sulap bukan sihir, pasti hp gue bunyi. Ada telfon masuk dari ibu atau ayah yang intinya nyuruh gue pulang.

  '' Lan.. ''
  '' ha? '' gue asyik mengetik hp dan mengirim sms ke pacar.
  '' Lan  ''
  '' iya Li? Apaan? ''
  '' Lo tau gak? Pacar lo yang sekarang ini pernah jadi gebetan gue sebelum akhirnya dia jadian sama lo ''
Gue menganga gak percaya.

  '' Gue kenal dia awal Desember tahun kemarin. Kita deket, pernah jalan juga, dan sampai akhirnya gue jujur ke dia bahwa gue punya masa lalu yang buruk. Gue berharap dia bisa menerima gue apa adanya, ternyata enggak. Tepat dimalam tahun baru dia datang kerumah gue. Ngomong baik-baik, bahwa dia menyayangi gue lebih seperti adeknya sendiri. Dia juga memberi gue motivasi, sampai akhirnya sebuah boneka hadir didepan mata gue. Itu boneka terindah yang gue terima dimalam tahun baru. Gue sedih, tapi juga seneng ''

Gue membisu. Gak tau akan bicara apa.

Keesokan harinya, gue menanyakan hal ini ke si pacar.

  '' Iya, dulu sebelum kenal kamu, Rili pernah jadi gebetan aku. Kita sempat deket. Sampai akhirnya dia jujur ke aku tentang dia pernah terjerumus dalam pergaulan bebas, tidur sana-sini, hamil, kemudian aborsi. Dan itu yang membuat aku harus berfikir seribu kali untuk menjadikannya perempuan istimewa dihatiku. Aku rasa gak bisa. Karena aku yakin, ketika itu Rili sangat membutuhkan penyemangat daripada seorang pacar.
Dan kamu tau kan kenapa aku harus membatalkan janji untuk datang kerumahmu ketika malam tahun baru itu? ''

Gue melongo.
  '' IIIH IYAA IYA AKU INGAT. PADAHAL AKU UDAH NUNGGUIN KAMU DARI SETENGAH JAM YANG LALU, AKU UDAH SIAP-SIAP BAKAL KETEMU GEBETAN, EH TAUNYA KAMU GAK DATENG. HUUUU PEHAPE !! ''
Gue ngomel kenceng kayak emak-emak yang udah pecah ketuban dan bentar lagi mau lahiran.

  '' Iya, maaf-maaf. Volume tipi nya bisa dikecilin gak yang? ''
  '' Hah tipi? '' gue ngeliat ke ruang tengah. Tipi gue mati kok, gak nyala.
  '' Suara kamu maksudnya. Jangan kenceng-kenceng. ''

Bangkeh!

Gue mendadak hening.

  '' Ibu pernah pesan, kalo nyari perempuan itu harus perempuan bener-bener. Yang jelas bibit bebet bobotnya. Aku gak mau menjadikan perempuan yang memiliki masa lalu yang seperti itu untuk dijadikan pendamping nantinya. Laki-laki mana sih yang gak berfikir seperti itu jika harus memilih satu diantara itu?
Intinya aku udah sama kamu. Udah, gak usah dibahas lagi hal yang seperti itu. Oke? '' ujar si pacar dengan tenang.


***

Gue bener-bener gak habis pikir. Kenapa banyak banget perempuan yang rela menyerahkan mahkotanya untuk orang lain?
Rili, adalah salah satu dari sekian ratus ribu bahkan juta perempuan yang pada umumnya pelajar maupun mahasiswa yang dengan sadar merelakan keperawanannya untuk laki-laki yang padahal gak jelas akan terus bersamanya atau tidak.

'' Karena gue cinta dia ''
Hellow, cinta gak meski diukur dari mau apa enggaknya nyerahin mahkota. Kalo cinta gak harus tidur bareng juga kan?

'' Gue udah terlanjur sayang banget sama dia. Gimana dong? ''

Ya goblok namanya, itu sih namanya cuma lo doang yang sayang bahkan sampe terlanjur sayang ke dia. Dianya mah kagak. Goblok gak sih. Kalo dia beneran sayang ke lo, mungkin dia bakal memilih untuk menjada tubuh lo daripada harus memakainya.

'' Gue dipaksa sama dia. ''
Hahaa ini alasan klasik. Kalo lo gak ngumbar tubuh ke dia, gak mungkin dong dia gak terpancing. Oke, kejadian diawal karena dipaksa si cowok. Gimana dengan kejadian kedua? ketiga? dan seterusnya.
Kalo udah tau enaknya, gue berharap lo bisa ngubah statement atas alasan kejadian pertama tersebut.

Ingat gaes, keperawanan itu harga mati.

Intinya, kalo kita ingin mendapatkan seseorang yang baik kita harus berusaha jadi yang terbaik. Begitu juga dengan harapan dan impian jika kita ingin memiliki pasangan hidup yang memiliki akhlak baik, kita harus mengubah diri dan mengintropeksi kepribadian kita sendiri.
Dengan usaha seperti itu, insyaAllah semua impian kita akan tercapai. Yang terpenting jangan pernah mengeluh,bosan sampe ngedumel karena proses yang dilewati begitu rumit dan panjang. Ya namanya juga hidup, pasti ada proses sebelum akhirnya muncul suatu hasil.
Lo keluar dari rahim gak langsung kelar skripsi kan? Kecuali kalo ada universitas jangka 9 bulan didalam kandungan si emak. Kalo itu sih gue iya, percaya.
Berusahalah selagi mampu.
Gue juga begitu. Gue masih dalam proses berusaha untuk menjadi seorang perempuan yang baik, semoga aja harapan itu terwujud. Amin..


Bye :)
lopyu.mwah.






Share
Tweet
Pin
Share
63 comments

Tadi malam gue bener-bener kayak orang dongo. Kebetulan tadi malam hujan, bawaannya jadi laper gitu.Pas gue buka kulkas, yang ada cuma sayur-sayuran sama cabe doang. Iya beneran ada cabe dalam kulkas gue. Cabenya naik motor bonceng tiga.
Karena gak tau mau ngapain, akhirnya gue nyungsep didalam selimut. Mau sms pacar, tapi takut ganggu. Soalnya dia lagi nyusun skripsi.
yaudahlah gue sms pacar yang lain aja.

Eeh bukan, bukan..
Bukan gitu maksud gue

Tunggu dulu, jangan salah paham

Hei, tu..........

huh

Karena gak tau mau ngapain, akhirnya gue bengong sambil ngingat-ngingat kenangan masa sekolah dulu.

Ah iya, ada kejadian absurd ketika gue masih duduk dikelas 2 SMK.
Disekolah gue, ada yang namanya ujian bulanan.
 Jadi dalam sebulan itu, murid melakukan pembelajaran selama 1 minggu pertama.
 Di minggu kedua mulai penyampaian materi yang akan diujiankan. Di minggu ketiga, ujian bulanan dilaksanakan dan di minggu ke empat pembahasan hasil dari ujian bulanan.
Dan lo bisa bayangin kan, gimana tampang bucek gue setiap pulang sekolah.
Mata gue merah, ingus juga meler kesana-kesini, kepala nyut-nyutan gak karuan.
 Dan yang gue sebutkan tadi adalah contoh gejala-gejala demam yang disertai flu.

Nah, waktu itu ujian bulanan dilaksanakan. Kebetulan temen sebangku gue seorang cowok. Namanya Putra.
Iya Putra, Putra pertama buah hati kita.
Anaknya pecicilan nau'ujibilah, cengengesan, suka tidur juga sering ngences. Geli deh kalo liat dia. wakakaaa
Selama ujian, gue asli gak pernah nyontek, buka buku, bikin contekan kecil trus diselipin dimana gitu, nulis catatan kecil dimeja, suer deh.. Gue gak pernah ngelakuin yang begituan.
Selain gue emang gak pinter berlagak sok-sok mikir sambil liat contekan, gue juga orangnya suka gelagapan trus panik sendiri kalo lagi ketakutan.
Itu alesan kenapa gue gak berani nyontek.
Dihari ujian terakhir, gue mendadak gila gak karuan pas ujian KIMIA
KIMIA..
KIMIA....

Alesan kenapa gue mendadak gila gara-gara ujian kimia :
- Guru yang ngajar gak bisa menyampaikan dengan benar apa penjelasan dari suatu materi
- Guru kimia lebih sering nyatat dipapan tulis,tanpa menjelaskan. Dan yang dicatat itu yaa tulisan dibuku paket. Ya podo aee
- Gak pernah ngasi tugas
- Sering kesulitan nyusun kata-kata dalam menyampaikan ke murid
- Gurunya kecentilan karena sering di goda-goda cowok alibi dikelas
- Gurunya sibuk benerin jilbab mulu dikelas.

Dan malam sebelum ujian kimia, gue bener-bener stress. Gue bolak-balik baca buku catatan, gue baca-baca lagi buku paket yang padahal isinya sama percis dgn yang gue catat dicatatan.
Sial, gue gak ngerti juga. Gak paham sama istilah-istilah yang gaje banget.
Apaan, angka sama huruf digabung-gabungin gitu. Kayak status fb 4n4k 41aY  4Jah d3ch!

Besok paginya, gue pasrah.
Lembaran soal mulai dibagikan kehadapan masing-masing murid. Sementara gue cuma nelan ludah pas ngeliat soal yang akan gue selesaikan nanti. Kira-kira begini soalnya:

Dalam 100 mL larutan CH3OOH (Kc = 10-5) dimasukkan 50 mL larutan KOH 0,2 M. Ternyata dihasilkan larutan penyangga dengan pH = 5, 
Jadi, maukah kamu menjadi pacarku?

Sumpah !
Gue enggak tau jawabannya apa. Itu soalnya beneran susah minta ampun.

Karena soal kimia semua susah,
Mau gak mau ya terpaksa gue harus ngelakuin aksi bejat. Iyaakk, NYONTEK !!
Oke, pas ujian dimulai, gue kerjasama sama si Putra nih.

'' Put, lo buka buku paketnya dong ''

Putra ngebuka buku paket,

'' balik lagi coba, ''
Putra ngebalik lembaran berikutnya. Gue baca pelan-pelan, sambil setengah nunduk antara ngeliat kertas dimeja sama buku paket dipaha putra.
Sedangkan tugas putra, ngeliat pengawas yang kali aja curiga sama aksi gue yang memang belum mahir nyontek.
'' balik lagi put, balik lagi... terus balik.. Eeeh stop-stop tunggu. Bentar-bentar gue baca dulu, ''

Yess, gue nemuin jawabannya dibuku paket. Lanjut ke soal berikutnya.

'' Put, buka buku catatan dong ''
'' buku catatan dari hongkong. Gue aja kagak pernah nyatat ''

Ehh iya, gue baru ingat. Gak ada sejarahnya seorang putra nyatat pelajaran dibuku catatannya. Tu anak pemalas banget emang.
'' yaudah, buku catetan gue aja. Ambil tuh didalem tas. ''

Putra ngerogoh tas gue, pas udah dapet bukunya ia langsung ngebuka buku itu diatas pahanya.
'' Balik ''
'' balik lagi coba, ''
'' balik,balikk ''
'' Eh tunggu, bentar gue belom baca begok. loe cepet amat ngebalik bukunya ''

And then, setelah gue selesai melakukan perbuatan terlaknat itu, gue nyoba diem sambil mandangin lembar jawaban gue. Lirik kiri-kanan...
Ebuseeettt, hampir semua orang ternyata juga ngelakuin aksi nyontek itu.
Halaah, gak cuma gue doang kok yg nyontek. Gue ngomong dalem hati.
Emang gini nih manusia. Sadar sih kalo udah ngelakuin perbuatan yang salah, tapi malah seneng dan santai waktu tau ternyata gak cuma dia sendiri yang ngelakuin perbuatan salah itu.
Dasar gue!



2 hari berikutnyaa..
TARAAAA
hasil ujian dibagikan tjoyyy!!
Wali kelas gue pun bingung hebat. Bingung, kok hasil ujian kimia pada bagus semua. Lah, pas ngeliat nilai harian siswa, pada jeblok semua.
Wali kelas gue pun curiga.
Beberapa orang dites maju kedepan buat nulis jawaban dari soal yg sama diujiankan kemarin dipapan tulis.
TARAAAAAAA LAGIII...

Dari 30 murid, cuma 5 orang yang bisa ngerjain soal dipapan tulis. Sedangkan 14 orang lagi cuma planga-plongo, 3 orang lagi nunduk diem dikursi, sisa nya itung sendiri.

Wali kelaspun ngamuk-ngamuk kayak wonderwoman lagi  PMS dihari pertama.
FIX!!
Satu kelas disuruh jujur dan ngaku di pelajaran apa aja ngelakuin aksi nyontek ato buka buku gitulah. Trus setiap siswa harus nulis alasan, kenapa ia nyontek dan dengan cara bagaimana nyonteknya.
Masing-masing disuruh nulis diselembar kertas trus kertasnya dikumpulin kedepan.
Dengan cepat gue nulis satu pelajaran, dipelajaran KIMIA gue menjawab semua soal dengan jawaban dosa. Setelah semua kertas dikumpulin, suasana kelas kembali hening. Hening, kayak hubungan yang udah gak ada rasa lagi. Udah hambar, mau putus juga takut. Mau ngomong ngejelasin ke dia juga susah, ya gitu deh suasana heningnya.
Tulisan dikertas itu dibaca wali kelas gue didepan kelas, juga disebutin nama siswanya. Sumpah deh, gue deg-degan banget. Malluuuu

Pas nama gue disebutin, gue langsung diem. Seluruh kelas ngeliatin gue. Wali kelas pun mulai ngebaca tulisan yang gue tulis diselembar kertas itu.

Nama: Rahayu Wulandari.
Ujian yang dicontek pelajaran kimia.
Bu, saya memang nyontek di satu pelajaran. Pelajaran kimia. Saya kerjasama dengan Putra. Bukunya diletakkan dipaha putra.
Jadi Putra yang buka, dan saya yang lihat

Mendadak seisi kelas ketawa hebat, wali kelas gue pun ikutan tertawa terkekeh geli.
Si walikelas mengulang-ulang kalimat terakhir yang gue tulis.
Seisi kelas masih aja ketawa, gue heran sambil masang tampang bengong.

Langsung aja wali kelas gue ngobral-ngabrik kumpulan kertas untuk nyari kertas nya si Putra.
Pas udah ketemu, walikelas langsung membacanya:

Nama: Putra Haryono
Mencontek dipelajaran Matematika, fisika,bahasa inggris dan kimia
Matematika nyontek ke si A
Fisika nyontek catatan.
Bahasa inggris nyontek ke si C
Kimia kerjasama dengan Wulan.
Saya yang buka, trus wulan yang ngeliat 

Mendadak seisi kelas kembali heboh
Buka apa?
Lihat apa?

Untuk beberapa menit pertama gue dan Putra saling pandang. Bengong. O'on, goblok.
Lama-kelamaan Putra mulai cengengesan najis. Gue tetep bingung.
Kenapa orang satu kelas pada ketawa ngakak?

Akhirnya gue ngerti.
Gue paham.
 Gue tau. Ada yang janggal dari kalimat yang gue tulis dikertas itu.
Entahlah,
Penulisan gue yang salah atau pemikiran orang satu kelas yang cepet negatif.
Hahaa



Share
Tweet
Pin
Share
66 comments
Enggak terasa, udah setahun lebih gue lulus dari sekolah. Gue beneran kangen dengan masa-masa sekolah dulu. Masa pertama kali mengenakan seragam putih-abu, suasana MOS, suasana asing saat melihat temen-temen sekelas yang pada umumnya enggak gue kenal.
Ah, pengen sekolah lagi deh -_-'


Ketika SD, bisa dibilang gue adalah salah satu anak culun.
Gue selalu kesekolah dengan penampilan:
Kaos kaki panjang sampe ke lutut,
 bando ungu alay yg selalu nempel dikepala,
tali pinggang dengan kepala bergambar superman
air minum pinguin warna orange yg selalu digantung dileher
kacamata dengan tali nya yg menjuntai
dan tas ransel kayak anak pungut yang diusir paksa dari rumah sm ibunya.

Percaya gak percaya, itu penampilan gue ketika SD selama 6 tahun lamanya. Bisa dibilang, gue anaknya pendiem.
Tapi jangan salah gaes, dibalik gue yg pendiem, gue pernah masuk kantor kepala sekolah gara-gara kasus '' menghina guru ''.
Ketika kelas 5 SD, gue punya wali kelas cowok. Kejam gila! Kalo membagikan buku latihan murid, bukunya sampe dilempar-lempar ke lantai gitu. Alhasil semua murid kalo ngambil harus nungging. Kan kasian yang cewek. Kalo celana dalamnya keliatan gimana? Untungnya gue gak pernah make celana pendek selain celana dalam kesekolah. Huahaahaa
Ternyata dan ternyata, walikelas gue itu salah satu dosen di suatu universitas di Medan.
Dosen             = GALAK GILA KEJAM
Orang Medan = TEGAS

Dosen orang Medan= MAMPUS GUEH !

Harusnya dia bisa bedain dong, gimana cara mendidik anak SD dan gimana cara mendidik mahasiswa.
Berhubung walikelas gue kepalanya dibagian depan botak dan menyisakan beberapa helai rambut dibelakangnya, semua anak dikelas gak pernah ada yang protes saat diperlakukan seperti itu.
Dan akhirnya gue ngirim surat diselembar kertas, dan gue nulis curhatan gue disitu. Sebelumnya gue memang sering kirim-kiriman surat sama temen dikelas sebelah. Isinya ya curhat-curhat gitu. Didalam kertas itu, gue juga menyebut walikelas itu dengn sebutan, '' si rambut satu ''. Dan kemudian surat itu gue kasi ke temen gue yang berada dikelas sebelah. Alay memang. Sebelahan kelas sok pake kirim-kiriman surat.
Dan keesokan harinya
TARRRAAAAAAA
GUE DIPANGGIL KE KANTOR KEPALA SEKOLAH !
Keren gaes.
Pemandangan yg pertama kali gue lihat ketika gue masuk ke kantor kepala sekolah adalah, si walikelas yg selama ini galak dan kejam didepan kelas terlihat sedang nangis sambil mengelap air matanya dengan saputangan cokelat.
GLEK! Gue bener-bener kaget bersamaan dengan sebuah amplop yang gue terima dari kepala sekolah.
''Surat panggilan orangtua. ''


Masuk SMP, gue masih culun, masih baik, masih alim. Saking alimnya, kemana-mana gue selalu bawa buku yasin didalam tas. Bukan karena untuk dibaca sih, tapi karena gue takut hantu. Hahaaa.

Gue masih ingat dengan kejadian ketika SMP dulu. Gue berantem sama temen sekelas, sama-sama cewek.
Sebenernya masalah sepele sih, jadi gini. Ketika pelajaran komputer berlangsung, seperti biasa guru komputer selalu mengabsen muridnya terlebih dahulu. Sebelum mengabsen, beliau selalu bilang,
  '' siapa yang tidak masuk dalam pelajaran ini, saya anggap tidak hadir satu hari. ''
Nah, kebetulan Niar, temen gue enggak masuk saat pelajaran itu. Ketika guru komputer memanggil nama Niar, gue langsung aja nyahut keras, '' GAK MASUK BUK ! ''
Suara gue yang cempreng kayak kang kenek angkot menggelegar memenuhi isi ruangan lab komputer.
Ibu komputer langsung manggut-manggut kemudian menulis dikertas absennya sambil ngomong dalam hati,
cocok nih anak jadi tukang jual obat keliling, suaranya top. Leh uga u !

Keesokan harinya, Niar nyamperin gue. Marah-marah. Satu kelas heboh rek, serasa nonton tinju katanya. Gue cuma jawab seadanya saat Niar bentak-bentak gue.
 Ibu pernah bilang, api jangan dilawan dengan api. Api harus dilawan dengan air.
Mengingat pesan ibu yg seperti itu, hampir aja gue mau nyiram air keras ke arah Niar. Tapi gak jadi.
Niar tetep teriak-teriak, makin tenang cara bicara gue, makin naik emosi si Niar. Gue mah stay cool aja,
Enggak deng, sebenernya gue takut. HAHAAA
Dan cekcok itu berakhir saat Niar narik baju gue. Gue tetep diem. Temen-temen pada sibuk melerai cekcok gaje antara gue dan Niar.
Sampe akhirnya, PLOKK !!
Salah seorang temen gue memukul tangan Niar yang menarik baju gue. Tangan Niar lepas dari baju gue. Baju gue kembali kebentuk semula, agak kusut sih. Tapi gak papa, bisa disetrika kok. -_-
Singkat cerita, gue dibawa ke kantor guru. Dan disitu tangisan gue pecah. Hahaaa

Naik ke kelas 2 SMP gue berubah jadi baik, naik ke kelas 3 SMP, gue makin baik sekaleeehh
Pasti ntar dibawah muncul komen, ''Pencitraan lu !''
Hhahahaa.. hmm sudah kuduga.

Masuk SMK, gue malah berubah drastis. Diawal semester aja, gue nekat cabut dari sekolah dengan alasan keluar ngambil ijazah SMP.
Enggak tau kenapa, gue malah makin bandel ketika SMK. Padahal jarak rumah gue ke sekolah SMK cuma 5 menitan. Jalan kaki juga nyampe.Gue juga sekolah di SMK swasta, yang guru-gurunya kejam abis. Tapi kok gue justru nekat jadi anak bandel ya ketika itu. Entahlah, gak jodoh mungkin. Kalo gak jodoh kan gak bisa dipaksa. Urusan hati siapa yang tahu. Urusan jodoh juga udah ada yang ngatur.

Iyak, keluar topik!


Gue bersekolah disekolah SMK Swasta. Satu bangunan gedung, digabung bareng anak SD-SMP-SMK-SMA.
Gak masalah sih bagi gue, malah seneng pas liat anak SD lucu-lucu gitu. Yang bikin serem itu saat gue ngeliat anak SD fasih banget ngomong bahasa inggris sama gurunya yang juga orang luar.
Lah gue bisa apa?
Ngerti bahasa inggris juga tau dari bungkus permen kiss. Ahelah.
Peraturan di sekolah gue ketat banget.
Kayak Nicki Minaj pake bikini ukuran M.
Ketaaat gaess, ketaaaatttt !

Apel pagi disekolah gue dilakukan disetiap hari. Dan setelah barisan dibubarkan, satu persatu walikelas datang ke barisan anak muridnya. Dan lo tau apa yang terjadi berikutnya?
Gue tewas! Iya, gue stroke ditempat.
Berhubung walikelas gue waktu itu guru matematika yang paling senior disekolahan, maka semua murid yang hendak masuk kelas, harus bisa menjawab soal matematika yang diajukannya.
Tanpa kalkulator
Tanpa pena
Tanpa kertas
Tanpa kamus bahasa indonesia

Ngeri gaes.
Gue bener-bener pengen beralih profesi jadi tukang ketoprak daripada harus jadi pelajar yang mau masuk kelas aja harus dapat pertanyaan dulu. Kayak malaikat munkar aja, nanya-nanya.
Otak-otak pinter nan encer dikelas satu persatu mulai masuk. Gue heran deh sama mereka yg pinter. Pas dikasih soal matematika sama walikelas, mereka cuma ngeliat ke langit atas, mikir, diem, liat ke langit atas lagi, dapet deh jawabannya.
Lah gue, pas gue liat ke langit atas sambil pura-pura mikir, malah dikatain orang ayan yang kejang-kejang sama walikelas.

Bangkeeeh.

Sampai akhirnya tinggalah otak-otak beku, otak seperempat,otak padat sampe otak kosong kayak gue juga ikut tinggal dibarisan.
Gue planga-plongo nunggu hidayah jatuh dari langit.


Ketika duduk dibangku kelas 1 SMK, bandel gue malah menjadi-jadi. Gue bahkan pernah menempuh perjalanan 2 jam sepulang sekolah dengan temen cewek, tanpa helm, tanpa jaket, dan tanpa pasangan. Waktu itu gue jomblo sih.
 Jadi ceritanya gini,
.
.
.



Eeh bentar yak, mama gue nelfon nih.

Dalam perjalanan yang memakan waktu 2 jam itu, gue sama sekali gak memikirkan resiko yang akan kami hadapi saat itu. Bayangin gaes, dua siswi SMK alay yang masih berseragam sekolah nekat jalan-jalan jauh tanpa helm dijalan lintas antar daerah. Dimana banyak fuso bahkan mobil tronton yang beriringan didepan kami. Kalo gue oleng bawa motor, trus jatuh, gak pake helm, trus dilindes tronton, apa kabar gue nantinya?
Kalian sedih gak sih? Enggak ya? oh yaudah.

Bukan hanya itu, gue juga pernah jalan jauh dengan memakan waktu 1,5 jam ke kota lain bareng 5 temen lainnya. Kali ini bukan ngelewatin jalan lintas, tapi ngelewatin jalan tanah yang kanan kirinya masih hutan. Yang gue takutin ketika itu adalah, '' diperkosa om-om ''.
Kalo ganteng sih,, heeemmm eeh enggak boleh juga. Pokoknya gue takut banget diperkosa om-om waktu itu.
 Gue selalu nancap kencang gas motor saat berpapasan dengan laki-laki.

Bukan hanya sekali-dua kali gue melakukan perjalanan jauh, tapi berkali-kali.
 Dan alhamdulillah, selama perjalanan jauh seperti itu, gue gak mengalami kejadian-kejadian buruk.
Kadang gue ngerasa bersalah banget sama ibu. Sampe sekarang juga.
Dulu gue sering banget bohongin beliau. Pura-pura pake alasan ngerjain tugaslah, jenguk temen sakitlah,bantuin guru ini itu anu. Padahal diluar sepengetahuan ibu, gue malah jalan-jalan gak jelas diluar sana bareng temen-temen.
Maafin adek ya buu :(
Adek janji gak bakal nyusahin ibu lagi :)




Share
Tweet
Pin
Share
74 comments
 Nova, adek gue yang baiknya super sekali sampe pengen gue jadiin gantungan kunci saking baiknya. Kemarin Nova maksa-maksa sampe nyeret kaki gue untuk keluar kamar dan nemenin dia nyari buku tulis ke Pustaka 2000, sebuah toko buku yang ada ditempat gue tinggal.
Kalo udah masuk kamar, enggak tau kenapa rasanya gue maleeesss banget untuk ngelakuin kegiatan lain selain nulis binder dengan tulisan-tulisan alay, main hape,nyanyi dengan suara gue yg pas-passan dan meluruskan kaki ke dinding. Bener. Coba deh luruskan kaki ke dinding, enak banget rasanya.

Setelah melihat wajah memelas iba yang emang udah bawaan lahir dari adek gue, gue pun langsung ganti baju dan cus pergi nemenin dia.
  '' mau beli buku apa Va? '' ujar gue sambil tetep ngendarain motor dengan muka males-malesan.
  '' beli buku tulis, sama pena 2. Buku tulisnya yang besar, yang ada gambar-gambarnya disampul luarnya. Isinya juga harus ada gambar-gambarnya. Biar cantik gitu, ''
Disimpang ada tiang listrik gede.
Rasanya gue pengen menabrakkan motor ini secepatnya.Gak tahan denger permintaan aneh dari Nova.

  '' Bawa uang gak Va? '' tanya gue lagi.
  '' Bawa, ini tiga ribu. ''
TIGA RIBU GAEESS! DAPAT APA?
Bayar parkir udah seribu, beli teh gelas satu harganya seribu, cuma sisa seribu. Buat apa ha? Buat apaa??
  '' Ha? Kok cuma segitu sih? ''
  '' tadi lupa minta duit ke ibu, ibu tadi pergi. '' jawabnya.
Oh Tuhan, seandainya jalanan dilampu merah didepan kosong, mungkin gue udah salto depan-belakang.
Untung aja didalam jok motor ada duit. Kayaknya sih.

Sesampainya di Pustaka 2000 kita berdua turun.
Bersamaan dengan langkah kaki gue yang menginjak masuk lantai Pustaka 2000, seorang mbak-mbak cakep senyum ke arah gue. Udah cakep, ramah senyum lagi. Kalo gue cowok, udah gua bawa ke KUA tu mbak-mbak.
Dalam sekedip mata, Nova udah ngilang dari peradaban. Eeh maksud gue dari pandangan mata gue. Dia langsung ngacir ke arah buku-buku.
  '' iih yang ini cantik ya ''
  '' ini doraemon, lucu kan kak ''
  '' Sampulnya timbul gitu, keren ya, ''
  '' eeh ini cantik banget, lucuuu ''
Gue cuma diem dengan melipatkan tangan kedada sambil mandang nyengir ke adek gue. Pengen cepat-cepat pulang gue.

  '' bukunya itu? udah? pena nya cari sana '' gue tetep berdiri santai sambil ngecekkin hape, kali aja ada sms masuk dari pacar. Ternyata enggak. Yaudah.
Pas Nova lagi asyik-asyik milihin pena yang padahal semua isi sama-sama tinta, kagak bakalan ada pena yang isinya minyak solar, gue memandang sekeliling gue. Gak ada cowok cakep soalnya, coba ada cowok cakep, mungkin kita udah saling pandang-pandangan.
Gue noleh ke kiri, seorang mbak-mbak karyawan yang kerja disitu memperhatikan gue. Kayaknya udah dari tadi sih, cuma guenya aja yang baru sadar.
Gue nyengir sambil menatap balik mbak-mbak itu. Gak ada kerjaan banget sih mbak-mbak ini, kebelakang kek, nyuci piring atau apa kek gitu.
Kemudian gue membuang muka.
Selang beberapa lama, gak sengaja pandangan gue mengarah ke mbak-mbak sinis tadi. Beda dengan mbak-mbak si ramah senyum yg berdiri didepan pintu masuk tadi.
Si mbak sinis itu ngeliatin gue lagi dari atas sampe bawah, seolah-olah ngomong,
Oh jadi perempuan ini yang udah merebut suami gue!
Gue natapin dia balik dengan tatapan nantang. Seolah-olah ngomong.
Iya, memang gue yang ngerebut suami lo. Mau apa lo hah?

Adegan tatapan itu berlangsung kira-kira setengah menitan. Entah dengan visi dan misi apa mbak-mbak itu menatap gue dengan tatapan sinis.
Apa karena pakaian gue?
Gue ngeliat pakaian yang gue kenakan ketika itu. Jilbab cokelat, tanktop hitam yang dibaluti dengan jaket pendek seukuran pinggang, serta celana jeans hitam. Ditambah tas samping cokelat ala-ala tukang kredit yang lagi frustasi ngejar client nya. Dan yang terakhir sendal jepit cokelat kesayangan gue dengan tulisan ''woles'' di atasnya.
Apa karena penampilan gue yang absurd itu kali ya sampe si mbak-mbak negliatin gue. Pengen banget gue ngelepas sendal cokelat ini trus gue sodorin ke mbak-mbak nya sambil teriak,
  '' NIH BACA MBAK, WOLES DONG WOLES. MATA NYA WOLES AJA! ''
Abis itu gue diseret keluar sama security.

Selesai membayar dan menjauh dari mbak-mbak sinis itu, gue langsung ngacir keluar.
  '' Kita kesana dulu yuk '' gue ngajak Nova ke supermarket yang gak jauh dari Pustaka 2000 itu.
Sesampainya disupermarket, kita berdua langsung naik ke lantai atas. Jalan ke bagian aksesoris, dan disana gue ngeliat banyaaaakk banget barang-barang lucu. Cewek bangetlah pokoknya.
Setelah ngeliat sana-sini, akhirnya gue memilih jedai rambut untuk dibawa pulang. Iya, cuma jedai.
Gue pecinta jedai rambut. Sangat cinta.
Hampir seminggu sekali gue beli jedai, soalnya sering patah mulu kalo gue pake. Entah ada apa dengan rambut gue ini. Tapi gue semangat dan gak pernah berhenti untuk beli jedai, ya meskipun sering patah sih.
Kayak cinta, walaupun udah banyak cinta yang patah, kita harus tetep semangat dan jangan pernah  berhenti untuk mencari cinta yang baru.
Gue dan Nova langsung turun ke lantai dasar. Muter-muter lagi, beli ini-itu dan akhirnya sampailah kami ke meja kasir.
Saat mbak kasir sedang menghitung harga barang yang kami beli, mata gue tiba-tiba ngeliat sebuah maskara didalam kotak kaca.
  '' Mbak, itu maskara nya satu ya ''
Spontan aja gue langsung ngomong gitu. Dengan penuh sukacita, si mbak kasir ikut menggabungkan maskara kedalam plastik belanjaan setelah menjumlahkan harganya.
  '' Total semuanya 143 ribu mbak ''
Gue merogoh anu gue, saku celana maksudnya, saku celana. Dengan bermodal duit yang dari dalam jok motor, gue langsung meletakkan uang tersebut dimeja kasir.
Seratus
Tiga
Puluh
Satu
Ribu

Mampus gue~
Duit gue kurang 12 ribu. Sumpah, gue malu.
Gue merogoh anu gue yang satu lagi. Saku celana sebelah kiri maksudnya. Berharap ada sisa-sisa duit untuk melanjutkan hidup gue ketika itu.
Sial! Yang ada disaku kiri cuma bungkus permen Mint. Itu juga permen kembalian dari mas ganteng di indomaret. Berhubung mas kasirnya kece, yaudah gue simpan deh bungkus permennya. Mau dibuang, tapi sayang.
Gue sempat ngelirik ke Nova, kayaknya adek gue bisa nih dijadiin jaminan atas kurangnya duit gue itu. Tapi setelah gue liat-liat lagi, kayaknya dia gak sampe 12 ribu deh kalo dijadiin jaminan.

  '' Mbak, maaf.. Ini barangnya bisa dibalikin gak? 1 barang aja. Soalnya duit saya kurang, hehee ''
Suer deh, itu bener-bener '' hehee '' terkamfred yang gue ucapkan.
  '' Bisa kok mbak, mau balikin barang yg mana? ''
Setelah gue meletakkan salah satu barang kembali ke raknya, alhamdulillah gue masih nerima kembalian 4 ribu. Gak papa. Lumayan buat beli cimol didepan.

Gue yang cemberut ketika pergi tadi, berubah jadi ketawa ngakak disepanjang jalan pulang.
Malu gaes, maluuu banget.

Yaudah ya, ada telefon nih dari mamah.
Bye~



Share
Tweet
Pin
Share
58 comments
Gak terasa udah sebulan gue menjabat sebagai Distancer, alias pejuang LDR.
Rasanya baru kemarin tanggal 7 Juli, hari dimana gue melepas kepergiannya dengan lambaian tangan sambil senyum bahagia.
Pura-pura bahagia sih sebenernya. Sampe rumah mewek juga. Huuhu

Enggak tau kenapa, LDR selama 1 bulan ini rasanya lamaaaaa banget gaes. Serasa bertahun-tahun LDR-an, ahelah -___-'
Bagi si pacar yang kuliah di kota tempat gue tinggal saat ini, mudik tahunan saat lebaran adalah momen yg pas untuk berkumpul dengan keluarganya. Alhasil, gue ditinggal sendirian. Sedih. Miris.

Diminggu pertama LDR-an gue bener-bener santai dan menikmatinya. Ya meskipun lumayan jarang komunikasi. Lama-kelamaan gue jadi bete sendiri. Soalnya pada minggu-minggu selanjutnya, sms gue jarang dibales. Iya, kami memang masih menggunakan layanan sms untuk berkomunikasi. Hahaa jadul banget gak sih? Gak ada yg namanya Line, BBM, WA, de el el. Padahal gue udah pernah menyarankan dia supaya meninggalkan layanan sms-an itu, tapi dia malah jawab, '' smsan kan simpel, gak ribet. ''.
Yasudahlah.. -__-
Makin hari sms gue makin dicuekkin, bener-bener dicuekkin. Gue sms dia pagi, eeh dia bales pas selesai zuhur. Gue balas lagi, eeh dianya ngantuk dan pengen tidur siang.
Pokoknya selama 1 bulan itu, kami sangat minim komunikasi.
Kalo kangen?
Kalo kangen yaa..
Kalo kangen sih yaaaa
Kalo kangen sih
Gue
Ya
Mewek
Dalam
Selimut.

Hahaa etapi ini beneran loh. Kalo lagi kangen, gue gak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia pernah nelfon gue, karena saking kangennya gue nangis. Ujung-ujungnya gue gak berani buat ngangkat telfonnya.
Gue takut aja ngeliat dia shock pas dengen suara cempreng gue yg lagi nangis.
Gak hanya sering mewek, gue juga jadi sering marah-marah sendiri. Enggak tau kenapa juga, rasanya emosian mulu. Alhasil, si pacarlah yang gue jadikan korban pelampiasan. HUAHAHAA
Yang anehnya, selama sebulan kemarin, gue dapat mimpi yang aneh-aneh aja. Entah ini dikarenakan faktor sedang kangen, sedang LDR-an atau sedang sedih. Iya sedih pas liat isi dompet.
Pertama, gue mimpi punya pacar baru.
Besoknya, gue mimpi dilamar cowok, entah siapa orangnya. (kalo Zayn Malik sih, langsung gue terima lamarannya)
Besoknya lagi, gue mimpi dilamar sama temen kakak gue. Dulu juga pernah deket sih.
Hari berikutnya, gue mimpi dirumah gue ada anak bayi. Luccuuu banget, kayak gue.
Besok harinya, gue mimpi si pacar mutusin gue trus jadian sama temen deket gue sendiri.

HASTAGAH! Mimpi gue aneh-aneh banget kan.
Entahlah, kalo kata-kata orang, mimpi itu cuma bunga tidur. Ada juga yang bilang, mimpi itu tandanya kebalikan dari apa yang kita mimpikan.
Gue jadi ngerti, pantes aja waktu kecil gue sering banget mimpi jadi jelek. Eeh udah besar malah jadi cakep.
Bener-bener kebalikan dari mimpi ya.

Dan Alhamdulillah ya, hari ini gue udah enggak LDR-an lagi.
Bener-bener genap 1 bulan. Dari tanggal 7 Juli sampe tanggal 7 Agustus. Ini emang direncanain apa gimana sih? -__-

Setengah jam lagi si pacar sampe kesini. Yuhuuu
Selamat Tinggal LDR !
Jangan datang-datang lagi ya ~











Share
Tweet
Pin
Share
22 comments
Newer Posts
Older Posts

Rahayu Wulandari

Rahayu Wulandari
Atlet renang terhebat saat menuju ovum dan berhasil mengalahkan milyaran peserta lainnya. Perempuan yang doyan nulis curhat.

Teman-teman

Yang Paling Sering Dibaca

  • ADAM
  • Ciri-ciri cowok yang beneran serius
  • Pelecehan
  • 5 Tipe Cowok Cuek

Arsip Blog

  • ▼  2020 (5)
    • ▼  September (1)
      • Perjalanan Baru
    • ►  June (1)
    • ►  April (3)
  • ►  2019 (5)
    • ►  October (1)
    • ►  July (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2018 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2017 (14)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (39)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
    • ►  February (8)
    • ►  January (7)
  • ►  2015 (138)
    • ►  December (6)
    • ►  November (4)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (12)
    • ►  July (6)
    • ►  June (9)
    • ►  May (10)
    • ►  April (15)
    • ►  March (21)
    • ►  February (11)
    • ►  January (24)
  • ►  2014 (18)
    • ►  December (10)
    • ►  November (6)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+

Total Pageviews

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates