Hallo semua!
Oh ya, kali ini WIRDY bakalan bikin pertanyaan yang dijapri di wasap dan dijawab di postingan blog masing-masing.
Penasaran apa-apa aja pertanyaan yang mereka kasih ke gue?
Cekidoott!
Pertanyaan dari Icha:
1. Kan kakak pernah kopdar ya sama Heru Arya.
Kesannya gimana kak? Iya sih kakak udah certain di postingan blog. Tapi setelah
beberapa lama itu terjadi, gimana kesannya kak? Akankah kakak ingin kopdar
lagi?
Jawab:
Bertemu Heru Arya a.k.a Pangeran dari kerajaan wortel memang menjadi kopdar pertama gue selama gue ngeblog. Kopdar pertama, bareng Pangeran lagi. Wow. Gue sangat bangga.
Bertemu Heru Arya a.k.a Pangeran dari kerajaan wortel memang menjadi kopdar pertama gue selama gue ngeblog. Kopdar pertama, bareng Pangeran lagi. Wow. Gue sangat bangga.
Kesannya, karena itu adalah my first kopdar, kesannya seru.
Pange ternyata
lebih asyik pas ketemu langsung. Pange bisa langsung nyerocos cerita ini itu,
sharing berbagai pengalaman yang membuat gue sebagai pendengar dan blogger
newbie langsung berdecak kagum. Gue bangga mengenal beliau. Setelah beberapa
hari atau minggu apa ya, gue lupa. Pange ngechat gue. Dia banyak sekali ngasi
tau gue tentang teknik SEO, gimana caranya agar blog ada di page one, bikin
branding, ubah domain dan banyak lainnya.
Tentu saja saran untuk ngubah domain
ketika itu gue jawab dengan, ‘’ hehee iya ntar aja, Pange. ‘’
Dan setelah kopdar itu, ternyata eh ternyata Pange tidak hanya baik dengan banyak sharing hal-hal tentang blog saat kopdaran itu aja. Pange juga baik ketika ia menawarkan diri ingin mengganti template blog gue.
Waw. Pangeran yang berhati mulia. :)
Dan kesan gue mengenal Pange, bisa kopdar sampai hari ini
gue gambarkan dengan satu kalimat. Yaitu,
PANGE ADALAH LELAKI TULUS TANPA MODUS DAN BUKAN LELAKI
KARDUS!
Dia tulus ngajakin gue kopdaran, bantuin gue anuin template,
ngejelasin ilmu blog tanpa ada mengharapkan imbalan dalam bentuk uang maupun
beras.
Kalo ditanya mau kopdar lagi apa enggak, hmmm pikirkan
sendiri!
Hehee. Cnd.
Iya jelas mau dong kopdar lagi bareng Pange, bareng blogger
Pekanbaru lainnya. Duh kangen mereka. Huuhuuu
2. Kak, gimana menurut kakak soal digital love?
Ceritain dan kasih tips berdigital love yang baik dong kaaaak.
Jawab:
Digital love. Hmmm gimana ya. Cinta yang bisa muncul
melalui dunia maya. Menurut gue cinta itu ga bisa diprediksi kapan datangnya.
Entah melalui apa dan cara yang bagaimana. Sebenarnya sama kayak jatuh cinta
pada umumnya, digital love ini bisa muncul karena adanya komunikasi yang
intens.
Saling tukar pikiran, sharing, meminta pendapat satu sama lain yang
berujung dengan ‘kenyamanan’.
Kalo dipikir-pikir, lucu sih emang. Belom tau gimana bentuk orangnya, eeh udah bilang cinta. Even tau orangnya dari foto, tapi aneh rasanya jika tanpa bertatap muka langsung dengan si doi.
Kalo dipikir-pikir, lucu sih emang. Belom tau gimana bentuk orangnya, eeh udah bilang cinta. Even tau orangnya dari foto, tapi aneh rasanya jika tanpa bertatap muka langsung dengan si doi.
Ih Icha segala nyuruh pake certain lagi huhuuu
Oke oke baiklah. Seperti yang manteman tau, beberapa waktu
lalu, maybe hitungannya setahun lalu ya, gue pernah mengalami hal demikian. Gue
mengalami digital love dengan sesama blogger. Yaa you know lah hahahaha
Kami rajin berkomunikasi baik melalui chat ataupun telpon. Hingga bulan berganti bulan, dan TAP rasa itu muncul!
Kami rajin berkomunikasi baik melalui chat ataupun telpon. Hingga bulan berganti bulan, dan TAP rasa itu muncul!
Aneh bin lucu memang nih. Bisa suka sama orang yang belum
pernah ketemu sama sekali.
Namun, pada akhirnya kami juga sempat bertemu, dia menyempatkan diri untuk terbang ke tempat di mana gue tinggal. Dan karena suatu hal, kami, lebih tepatnya gue memutuskan untuk menyudahi cerita tersebut.
Karena ada beberapa faktor internal dan terlebih
gue, sebagai perempuan pada umumnya jadi ngerasa kayak,
‘ Gimana kalo cuma gue
doang yang cinta sama dia? Lah dianya enggak? ‘
‘ Gimana kalo ternyata selama ini gue terlalu berharap dan kegeeran doang? ‘
‘ Gimana kalo ternyata selama ini gue terlalu berharap dan kegeeran doang? ‘
Dan beberapa pikiran jelek lainnya. Satu hal lagi, gue juga
butuh kepastian :))
Hingga pada akhirnya gue memutuskan untuk memberi jarak pada
kedekatan kami. Kami tetap dan masih akan berteman hingga sampai kapanpun.
So, tips untuk menjalani digital love yang baik adalah:
DON’T
Pertanyaan dari Robby:
1. Dalam kehidupan kan pasti kita nemuni kejadian.
Apa aja kejadian yang awalnya pesimis bakal sukses, nyatanya setelah dijalani
akhirnya sukses. Kayak ngerasa, ‘’ Ah, ini mah nggak akan bisa. Gak akan bisa.
‘’ Gitu.
Jawab:
Pertanyaan dik Robby ini pernah gue alami sewaktu gue
duduk di SMK. Gue waktu itu diajak oleh seorang guru untuk menjadi peserta
English Debate Olympiad. Ada 3 orang termasuk gue salah satunya. Gue awalnya
menolak. Ya abis gue ga punya kemampuan apapun untuk menjadi peserta olimpiade
itu. Kosa kata gue minim, speaking gue juga rendah banget, ah ancur bangetlah
pokoknya.
Gue berulangkali menolak dan meminta agar tidak memilih gue sebagai peserta olimpiade. Hingga pada akhirnya gue mikir,
‘ Ah bodo amat dah. Ntar
pas latihan juga tau gimana lemahnya kemampuan English gue. Moga deh mereka
batal milih gue. Toh sampe kapanpun gue ga akan bisa ikut beginian.‘
Asli. Gue uring-uringan selama latihan debate. H-7 menjelang
olimpiade, kami dilatih siang malam di sekolah. Gue bener-bener males, otak gue
mumet.
Dan di hari kelima latihan, tiba-tiba terlintas di pikiran
gue kalimat,
‘ Mereka sepercaya ini
sama gue, seyakin ini, ga mungkin gue ngecewain mereka, juga pihak sekolah. Oke,
gue harus bisa! ‘
Dan sampai di hari H, di Universitas tempat olimpiade itu
diadakan, gue dan beberapa peserta lainnya yang berasal dari satu sekolah
bener-bener gugup. Apalagi ngeliat lawan yang pake kacamata, kayak jenius
banget gitu. Gue baru sadar bahwa gue juga memakai kacamata saat itu. Gue menunduk,
mengintip dari celah seragam yang terkancing, memastikan bahwa kacamata gue
lebih layak dibandingkan mereka.
OKE INI NAPA BAHAS KACAMATA YAWLAAA
Ya pokoknya kami sempat nerveous gitu deh. Tahap demi tahap
kami ikutin dengan baik dan lancar. Di tengah perlombaan berlangsung, gue
sempat mikir,
‘ Yah, kalo lawannya
begini mah udah jelas ga masuk 20 besar ini mah. Kalah, kalah dah. ‘
Gue sepesimis itu.
Dan ketika panitia mengumumkan sederet nama sekolah yang
masuk di 20 besar dalam SEO (Sumatera English Olympiad),
KAMI MENDAPAT PERINGKAT 16 BESAR OLIMPIADE DEBAT ENGLISH SEPULAU
SUMATERA DONG!
Gue terharu. Mau nangis dipelukan babang Hamish Daud. Mengingat
gue ga ada apa-apanya dibandingkan mereka yang jenius berkacamata. Mungkin
ini efek kacamata yang gue pake apa yak? Hmm.
Sepanjang perjalanan pulang, gue berjanji pada diri gue
sendiri agar berusaha mengurangi ketidakyakinan pada diri sendiri.
***
Cerita lainnya, ketika gue baru saja lulus SMK. Gue pernah
berkata kepada diri gue sendiri,
‘ Yailah tamatan SMK
trus nyari kerja, paling dapatnya kerja apaan sih? ‘
Gue bisa berkata seperti itu karena gue sering melihat kakak
kelas dan temen-temen sekolah yang lebih dulu bekerja. Apalagi di kota tempat
gue tinggal. Mentok-mentok mereka yang
gue kenal (lulusan SMK/SMA) kerjanya jadi pelayan/clenaning service minimarket,
kerja di fotokopian, kerja di konter hp dan berbagai pekerjaan lainnya. Di kota
tempat gue tinggal, tentu aja dengan pekerjaan seperti itu, gaji yang mereka
dapatkan jauh di bawah UMR. Kan kasihan dengernya.
Dan hal itu membuat gue terus berpikir, kuliah dulu apa
kerja dulu ya. Tapi kalo gue kuliah, gue gamau membebani orangtua. Kalo kerja
dulu, yaudah gapapa deh. Apapun kerjaannya gue terima. Gue udah bener-bener
pasrah. Ga mungkin gue bisa dapat kerjaan yang santai, di depan meja komputer,
nyaman dengan upah yang sesuai.
Gue mah apaan, tamatan SMK doang. Ga ada apa-apanya dibandingkan mereka yang memiliki gelar Strata-1.
Gue mah apaan, tamatan SMK doang. Ga ada apa-apanya dibandingkan mereka yang memiliki gelar Strata-1.
Tapi gapapa deh, gue kerja aja. Bodo amat sama lontaran dari
beberapa temen gue yang memilih untuk melanjutkan kuliah, yang seingat gue
mereka bilang,
‘ Tamatan SMK mah mau
kerja apa. Gabisa kerja kantoran, paling cuma jaga minimarket, ngepel, nyapu. ‘
Gue ingat jelas banget ucapan itu. Dan gue sempat down
mendengarnya.
Gue bener-bener optimis. Gue sama sekali ga ada nyari
lowongan kerja lewat internet maupun halaman Koran. Karena kebanyakan yang
dibutuhkan perusahaan yang membuka lowongan kerja di media seperti itu
membutuhkan karyawan yang minimal D-3 atau Strata-1.
Hingga pada akhirnya, gue mencoba memasukan lamaran ke salah
satu swalayan. Denger-denger di sana katanya kalo karyawan baru kerjaannya jadi
cleaning service, bikin minum buat bos-bos kantoran yang berada di bagian
belakang swalayan. Yaudah gapapa, yang penting gue bisa nabung, kuliah.
Berangkatlah gue bersama Ibu untuk mengantarkan lamaran
tersebut. Singkat cerita, ternyata ada pekerjaan di bidang lain yang mana masih
satu perusahaan dengan swalayan ini, sedang mencari admin. Gue langsung bertemu
dengan Manajer swalayan tersebut, disuruh interview, dan Alhamdulillah gue
diterima kerja di salah satu perusahaan swasta sebagai admin. Yang pastinya
tidak seperti apa yang mereka ucapkan.
Walaupun belum bisa dibilang sukses seperti yang dik Robby
ajukan di pertanyaannya, gue udah cukup bersyukur dengan apa yang gue jalani
sekarang.
Pertanyaan dari Yoga:
Jika disuruh memilih 2 di antara 3 hal:
1.
Menjadi pelacur selama 10 tahun
2.
Membunuh pacarmu dan selingkuhannya
3.
Bunuh diri
Mana yang kamu pilih? Lalu kenapa kamu memilih 2 hal itu,
dan kenapa gak memilih yang satunya lagi? Apa alasanmu?
Kemudian dari 2 hal yang telah kamu pilih itu, mana yang
menurutmu lebih baik? Apa alasanmu?
ANJEEER YOGA BANYAK NANYA AMAT KAYA CEWE POSESIF YANG LAGI
CEMBURUAN!
Oke. Kalem.
Jawab:
Gue bakal milih menjadi pelacur selama 10 tahun dan
membunuh pacar dan selingkuhannya.
Kenapa gue memilih jadi pelacur selama 10 tahun?
Karena dengan cara seperti itu ‘mungkin’ gue bisa membahagiakan diri gue sendiri. Meskipun harus tidur dengan om ini dan om itu, toh gue masih bisa hidup dengan baik, masih bisa memanjakan diri, masih bisa membuat diri gue bahagia dengan caranya sendiri. Sebenarnya ga ada yang salah dengan kegiatan prostitusi..Pelanggan datang ke lokasi dengan masalah butuh kepuasan, si pelacur butuh uang. Ena-ena. Udah. Selesai.
Kegiatan melacurkan diri ini sama sekali tidak merugikan siapapun kecuali diri mereka (pelacur) itu sendiri. Contohnya terinfeksi penyakit menular seksual.
Dan kenapa gue memilih untuk membunuh pacar dan
selingkuhannya?
Karena, siapa suruh mereka selingkuh. Hahahahaa. Udah dikasih kepercayaan penuh, dicintai sepenuh hati, eeh malah selingkuh. Apalagi kalo selingkuhnya sama sahabat sendiri. Ga perlu pikir panjang lagi sih. Hhh~
Karena, siapa suruh mereka selingkuh. Hahahahaa. Udah dikasih kepercayaan penuh, dicintai sepenuh hati, eeh malah selingkuh. Apalagi kalo selingkuhnya sama sahabat sendiri. Ga perlu pikir panjang lagi sih. Hhh~
Oke. Serius.
Gue milih bunuh pacar dan selingkuhannya yang pastinya karena alasan kecewa telah dikhianati.Cailah hahaa. Ga masalah kalo akhirnya gue ditangkap polisi, dimasukin ke penjara dan hidup bertahun-tahun di dalam penjara. Setidaknya gue masih hidup, masih bisa menikmati hidup walaupun hanya di dalam penjara. Gue masih bisa makan, minum, mandi, godain sipir penjara dan lainnya. Dan setelah masa tahanan gue selesai, bodo amat orang-orang mau mandang gue jelek, mau cap gue sebagai pembunuh atau apa kek.
Gue nggak milih pilihan ketiga, yaitu bunuh diri.
Karena gue
pribadi adalah orang yang sangat menghargai hidup. Gue bersyukur masih diberi
anugerah hidup dari Allah. Masih diizinkan bernapas, melakukan kegiatan ini
itu. Gue gamau membuat rencana untuk menyakiti diri sendiri, membayangkan
betapa perihnya bunuh diri, menyaksikan helaan nafas yang perlahan lenyap,
merasakan diri gue meregang nyawa, duuuuh ga kebayang, coy!
Gue gamau bikin diri gue menderita. Karena, ailof myself.
Selagi gue masih hidup, gue akan dengan senang hati
memanfaatkan hal tersebut dengan membahagiakan diri gue sendiri. Gue akan
menghargai apa yang ada di diri gue, baik itu kelebihan maupun kekurangan.
Dari ketiga pilihan tersebut, cara yang mungkin bisa
mendatangkan kesenangan walaupun bersifat sementara adalah pilihan pertama, menjadi
pelacur selama 10 tahun. Karena dengan melakukan hal itu, menurut gue, gue sama
sekali ga menyakiti siapapun. Malahan memuaskan. Hehee. Cnd.
Lebih baik gue menjadi pelacur, dapat duit, hidup bahagia,
kebutuhan terpenuhi daripada bunuh pacar dan selingkuhannya, trus masuk
penjara. Dapat duit kagak, yang ada dimintain duit. Hhh~
Dan alasan yang paling sesungguhnya adalah, karena gue takut kalo sewaktu-waktu dihantui pacar dan selingkuhannya tersebut. Gue anaknya penakut banget yawlaa. Apalagi kalo dibayang-bayangin sama pacar dan selingkuhannya yang udah mati, di mana mereka lagi duduk berduaan, suap-suapan kulit ayam kaepci. Yawlaaaa
Dan alasan yang paling sesungguhnya adalah, karena gue takut kalo sewaktu-waktu dihantui pacar dan selingkuhannya tersebut. Gue anaknya penakut banget yawlaa. Apalagi kalo dibayang-bayangin sama pacar dan selingkuhannya yang udah mati, di mana mereka lagi duduk berduaan, suap-suapan kulit ayam kaepci. Yawlaaaa
Menjadi seorang pelacur membuat gue bisa berbelanja dengan
bayaran yang gue terima. Hidup senang. Yaa meskipun penyakit jahat udah
menunggu nantinya. Tapi gue siap kok menanggungnya. Udah resiko.
Kalaupun
seandainya gue meninggal karena penyakit tersebut, yaudah gapapa. Daripada
bunuh diri, ga ada bahagia-bahagianya, Bunuh pacar dan selingkuhannya juga ga
ada senang-senangnya. Masuk penjara mah iya. Mending gue jadi pelacur aja
selama 10 tahun. Ga peduli apa kata orang-orang sekitar, this’s my way. Cara
gue mendapatkan kebahagiaan ya begini. Gitu aja sih.
Pertanyaan dari Darma :
Jika kamu seorang olahragawan/atlit, olahraga dalam bidang apa yang kamu pilih? Sertakan alasannya.
Jawab:
Hmm apa ya, olahraga lari mungkin. Agar supaya terlatih untuk lari dari kenyataan. Ehey.
Ga deng.
Dari esde dulu, gue emang doyan banget sama yang namanya lari, marathon, atau apalah itu namanya. Satu-satunya olahraga yang ga simpel. Ga mesti harus pake benda-benda untuk melengkapinya. Ga kayak atlit badminton, voli, tenis meja. Duuh rempong cyin.
Mending lari aja udah. Tinggal bawa badan beserta harapan darinya yang bersemayam di dalam jiwa.
Lagian nih ya, kalo kata ibu dan ayah, dari kecil gue anaknya emang pecicilan. Ga bisa diem. Dari ruang tamu ke dapur aja pake lari. Dari kamar mandi ke teras aja pake lari. Pokoknya sedeket apapun, gue mesti lari. Heboh banget ga tuh gue. Mungkin bakat lari gue sudah mulai terlihat sejak kecil ya.
So, ya gue memilih untuk menjadi atlit lari. Dengan senang hati tanpa pusing mau jawab apa setelah membaca pertanyaan ini di layar wasap.
* * *
Oke, baiq la. Keempat pertanyaan tadi sudah terjawab.
Pesan moral dari postingan ini, agar supaya kita jangan merasa rendah diri dan merasa,
Mari kita meluncur ke tulisan WIRDY lainnya
Icha: Tanya Jawab Bersama Pelacur Kata
Robby: Q & A (Question & Apaan-Neh)
Darma: Q & A Darma Kusumah
Yoga: Jawaban yang Tidak Perlu Dipercaya